Site icon SumutPos

Anas Lempar Bola Panas ke Ibas

MEDAN- Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mulai membuka halaman lain seputar kasus Hambalang yang membuatnya kini berstatus tersangka. Bola panas pun dia arahkan ke anak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Mengutip kalimat Nazaruddin, Anas mengatakan kalau Ibas juga menerima dana Hambalang.

Ibas & Anas

“Silahkan tanya Pak Amir Syamsuddin, Pak Amir (yang) pertama kali meminta keterangan dari Nazaruddin tentang aliran-aliran uang, dan memang jawaban Nazar mengejutkan,” kata Anas dalam wawancara khusus dengan RCTI. Wawancara itu ditayangkan dinihari kemarin, Rabu (27/2). “Kalau Pak Amir tidak mau menyebut, nanti saya yang menjelaskan sebagai cadangannya,” imbuh Anas.

Amir Syamsuddin yang kemarin berada di Medan terkait kunjungan kerjanya sebagai Menteri Hukum dan HAM, langsung membantah kalimat Anas tersebut. “Sudah pasti saya katakan tidak. Kenapa? Sebenarnya itu bukan pertemuan, tapi sidang Dewan Kehormatan untuk meminta keterangan dari seorang Nazaruddin,” katanya di Aula Martabe, Kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan P Diponegoro, Medan, Rabu (27/2).

Amir menyatakan, sidang Dewan Kehormatan pada Juli 2011 itu dihadiri seluruh anggota Majelis Tinggi termasuk Ketua Majelis Tinggi SBY dan Wakil Ketua Majelis Tinggi Anas Urbaningrum. Sidang itu dilakukan sebagai solusi bagi Nazaruddin untuk melepaskan jabatannya sebagai Bendahara Umum Demokrat. “Sekretarisnya saya, anggotanya Pak EE Mangindaan dan Jero Wacik juga hadir. Ada juga Panitera yang mencatat seluruh pembahasan dalam sidang itu,” jelas Amir.

Menurutnya, sidang Dewan Kehormatan itu digelar karena keinginan Nazaruddin. Dalam sidang itu, juga diminta keterangan Nazaruddin berkaitan dengan Hambalang. “Anas yang mengusulkan agenda itu dengan menyatakan Nazaruddin akan mengundurkan diri dengan cara yang baik. Dan yang dibicarakan di sana bukan seperti apa yang disampaikan Saudara Anas, maaf saja. Itu semua terekam dengan baik apa yang ada di sana. Tidak ada yang seperti yang diucapkan mengenai aliran dana Hambalang,” sebutnya.

Menurutnya, Anas berhak menyatakan pendapatnya dan melanjutkan apa yang dia sampaikan. “Silakan. Tetapi apa pun yang dia ucapkan itu kan pasti harus diuji. Saya tidak usah mengatakan bohong pernyataan dia karena itu agak tendensius kalau saya katakan itu. Tetapi saya belum lupa ingatan, masih cukup waras mengingat peristiwa itu, dan bukan cuma saya yang hadir di sana. Saya yakinkan itu,” sebutnya.

Bahkan Amir juga menyatakan tidak mempercayai ‘nyanyian’ Nazaruddin. Katanya, seluruh pernyataan Nazaruddin dikatakan benar jika ada fakta hukum yang terungkap dipersidangan yang menyertai pernyataan itu. “Saya sendiri pun tidak pernah serta merta mempercayai apa yang diucapkan itu, terutama sekali kalau berkaitan dengan Saudara Anas Urbangingrum,” paparnya.

Ibas Anggap Lagu Lama

Di Jakarta, Sekjen DPP Demokrat, Ibas, menegaskan bahwa informasi yang menuding dirinya pernah menerima uang dari Muhammad Nazaruddin terkait proyek Hambalang tidak benar. “Saya katakan tudingan tersebut tidak benar dan tidak berdasar. 1000 persen saya yakin kalau saya tidak menerima dana dari kasus yang disebut-sebut selama ini,” kata Ibas, kemarin.

Dia menambahkan, informasi yang bergulir tersebut seperti lagu lama yang kembali dimainkan. “Sehingga saya terpaksa harus mengulangi dan menegaskan kembali bahwa saya tidak mengetahui apapun terkait tudingan tersebut. Saya harap masyarakat dapat melihat ini secara jernih dan tidak terpengaruh dengan opini-opini yang beredar,” tambahnya.

Khusus menyangkut Anas Urbaningrum, Ibas berharap mantan ketum Demokrat itu dapat fokus menjalani proses hukumnya. “Saya respek kepada Mas Anas dan berharap beliau dapat fokus terhadap status hukum yang sedang dijalaninya dan tidak beropini di depan publik,” harap suami Siti Rubi Aliya Rajasa.

Dia juga mendorong penuntasan kasus Hambalang di ranah hukum dapat berjalan seadil-adilnya. “Silahkan kasus ini dibuka selebar-lebarnya dan kita berikan kesempatan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi dan pihak pengadilan untuk menuntaskan kasus ini dengan adil dan transparan,” katanya.
Sementara itu, terkait pernyataan Anas menyangkut dugaan Ibas ikut menerima aliran dana Hambalang, Komisi Pemberantasan Korupsi hingga kini belum mendapatkan temuan keterkaitan kasus Sports Center Hambalang terhadap Ibas.

“Kasus Hambalang masih didalami terus, saya belum menerima laporan dari penyidik tentang nama yang anda sebutkan,” ujar Abraham Samad, Ketua KPK kepada wartawan di gedung parlemen, Jakarta, kemarin (27/2).

Sebelumnya, dalam wawancara sebuah stasiun televisi, Anas menjawab keterlibatan Ibas dalam kasus Hambalang. Pertanyaan yang diajukan adalah apakah Ibas menerima dana Hambalang, Anas menjawab hal itu dengan menyebut sosok Amir yang paling pas untuk menjelaskannya.

Abraham menyatakan, pimpinan KPK belum bisa menyimpulkan lebih lanjut perkembangan kasus Hambalang. Dalam hal ini, setiap pihak bisa menyebut, namun laporan yang ditindaklanjuti para pimpinan KPK adalah dari penyidik. “Akurasinya itu dari hasil pengembangan penyidikan penyidik,” jelasnya.

Din Syamsudin Ajak Anas Buka-bukaan

Di sisi lain, setelah ditetapkan sebagai tersangka, Anas panen kunjungan tokoh. Seperti Senin (25/2) malam lalu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin nampak hadir di kediaman Anas, Jl Teluk Semangka, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Seusai dari rumah Anas, Din menjelaskan sejumlah obrolannya dengan mantan Ketua Umum PB HMI tersebut, termasuk soal ancaman. Din melihat logis jika dalam kasus ini Anas mendapat tekanan berupa ancaman. Namun Din enggan merinci siapa dan ancaman apa yang datang kepada Anas. Din pun menyebut Anas sangat santai menanggapi ancaman-ancaman yang datang kepadanya. “Dukungan alim ulama datang menguatkan dia. Anas sangat tenang,” ungkapnya.

Din juga secara khusus meminta Anas untuk menyebut nama-nama yang terlibat dalam kasus Hambalang. Keterbukaan akan membuat Anas diingat dalam sejarah sebagai orang yang membongkar kasus korupsi yang menyeret petinggi partai demokrat itu. Selain Din, tokoh yang ikut datang malam itu adalah politisi NasDem, Akbar Faisal. Akbar mengaku kedatangannya sebagai kawan dan tidak ada maksud politis.

Akbar melihat Anas adalah politisi muda yang paling melejit diantara kawan lainnya. Anas memiliki potensi untuk terus tumbuh di dunia politik. “Saya lihat dia masih tertarik untuk berkarir di politik. Tapi tidak dengan mesin yang sama sekarang,” ungkapnya setelah keluar dari rumah Anas.
Namun Akbar tidak secara eksplisit mengajak Anas bergabung dengan Nasdem. “Itu hanya obrolan santai saja. Anas hanya senyum menanggapi,” tuturnya. Akbar menilai kasus hukum yang membelit mantan ketua umum PB HMI itu justru menuai dukungan. “Tak benar Anas ditinggalkan. HMI dan alim ulama justru berkumpul memberikan dukungan,” ujar mantan politisi Hanura itu. (far/dyn/bay/jpnn)

Exit mobile version