Site icon SumutPos

Mahasiswa Pancabudi Ini Ternyata Begal, Sasarannya Cewek

Foto: Teddy Akbari/PM Panit I Reskrim Polsekta Medan Baru, Iptu Aryya Nusa Hindrawan (kiri), mengintrogasi pelaku begal bernama Arif. Arif mengaku selalu menyasar korban cewek.
Foto: Teddy Akbari/PM
Panit I Reskrim Polsekta Medan Baru, Iptu Aryya Nusa Hindrawan (kiri), mengintrogasi pelaku begal bernama Arif. Arif mengaku selalu menyasar korban cewek.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tak pernah puas. Begitulah yang dirasakan Arif Zulfi Husni (19) warga Jalan Gaperta Ujung Gang Cempaka Lingkungan 3 Medan Helvetia ini, yang menjadi tersangka begal, dan kini ditahan Polsekta Medan Baru.

Anak bungsu dari tiga bersaudara ini bukanlah orang serba kekurangan. Setiap minggunya, Arif ternyata dijatah Rp200 ribu oleh orangtuanya. Uang itu belum termasuk uang keperluan lainnya.

“Aku dikasih jajan sama orangtua. Seminggu Rp200 ribu. Mau Kopdar (kopi darat) dengan kawan-kawan, juga dikasih uang waktu mau pergi. Minta pegangan pergi untuk Kopdar. Malam minggu juga minta uang, dikasih,” aku anggota salah satu klub komunitas sepeda motor ini didampingi Panit I Reskrim Polsekta Medan Baru Iptu Aryya Nusa Hindrawan di Mapolsekta Medan Baru, Selasa (27/9).

Arif diamankan Unit Reserse Kriminal Polsekta Medan Baru, beberapa waktu lalu. Dari penuturannya, setiap menjalankan aksinya, Arif selalu bermain dengan Jimmy Prawira (24) warga Jalan Kelambir V. Kini keduanya sudah meringkuk di balik sel tahanan Polsekta Medan Baru.

Arif mengaku sudah lama kenal dengan Jimmy. Saat itu, masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. “Waktu itu, Jimmy masih tinggal dekat rumah. Jadi kami sering main sama. Tapi orangtua laki-laki meninggal, jadi dia pindah,” kata Arif.

Begitupun, Jimmy kerap bertandang ke seputaran rumah Arif. Menurut Arif, mulanya diajak oleh Jimmy ke Jalan Darussalam, sekira setahun setengah lalu. Saat itu, tujuannya hanya untuk menemani Jimmy.

Ketika melintas di Jalan Sekip, Jimmy yang dibonceng Arif dengan mengendarai Honda CBR, melihat seorang wanita yang memegang handphone. “Agak pinggir Rep. Lalu tiba-tiba goyang sepeda motor dan disuruhnya aku ngebut,” ujar remaja bertubuh gemuk ini. Artinya, Arif mengamini instruksi Jimmy untuk melancarkan aksinya. “Kencang Rif. Cair kita, berhasil kita,” ujar Arif menirukan ucapan Jimmy saat itu.

Dalam setiap aksinya, Arif selalu berperan jadi joki atau yang mengemudi kendaraan. Sementara Jimmy, yang beraksi memetik barang curian. Akibat aksi rampok keduanya ini, pernah menewaskan korbannya yang bernama Endang Sulastri Sihombing, pekerja harian lepas di Polsekta Medan Baru.

Mahasiswa semester 3 jurusan Sistem Komputer di Universitas Pancabudi ini mengaku, uang hasil curian tidak untuk dibelikan narkoba. Melainkan, hanya untuk pegangan saja. “Waktu hasil pertama jual handphone, Rp800 ribu cair. Kemudian kami bagi dua,” kata dia.

Bermula dari situ, Arif terus tertarik melakoni tugasnya jadi Joki untuk merampok. Menurut dia, aksi perampokan itu enggak diketahui oleh kedua orangtuanya.

“Saya kasian sama orangtua. Jadi orangtua, enggak saya kasih tahu. Takutnya ngedrop,” ujar anak pasangan dari Sumardi Ismanto dan Yuniarti ini dengan mata berkaca-kaca.

Melalui Jimmy juga, Arif kenal dengan para pelaku lainnya. Kenalnya ketika ngumpul di rumah Jimmy, Jalan Kelambir V. Meski demikian, Arif pernah berusaha menolak ajakan Jimmy untuk merampok. Namun karena terus-menerus diajak, Arif kembali tertarik.

Nah, operasi rampok itu makin gencar dilakukan Jimmy dan Arif sejak sebelum puasa tahun 2016 ini. Tak tanggung, remaja yang mengenakan kaos merah ini mengaku, ada 30 kali melancarkan aksinya sejak Mei hingga September.

Paling besar hasil rampokan Arif, pernah menjambret seorang wanita di daerah Jalan Danau Singkarak, di medio antara Juli dan Agustus. Saat itu, hasil yang diperoleh adalah Rp10 juta.

“Sasaran kami selalu cewek. Aku sama Jimmy selalu bermain,” aku Arif. Menurut Arif, tak bisa meninggalkan Jimmy karena teman lainnya mengucilkan dia. Sebab, teman-teman biasanya seolah hanya memanfaatkan dia. “Kami jual (barang curian) sama-sama. Sudah ada yang nampung, spesialis nampung handphone,” tandas dia.

Kapolsekta Medan Baru, Kompol Ronni Bonic menyatakan, pihaknya telah memanggil kedua orangtuanya untuk dipertemukan kepada tersangka Arif. Menurut Ronni, kedua orangtua pelaku tak menyangka, jika anaknya berbuat demikian. “Penadahnya masih dalam pengejaran kita,” pungkas Ronni. (ted/azw)

Exit mobile version