Site icon SumutPos

Longsor di Jalan Pelabuhan Tiga Ras

Foto: Edi Saragih/MS
LONGSOR: Jalan longsor menuju pelabuhan penyeberangan Tiga Ras-Simanindo longsor, Minggu (26/11) malam.

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO -Bencana tanah longsor terjadi di Nagori Tiga Ras Kecamatan Dolok Pardamean, Minggu (26/11). Akibat longsor yang terjadi hingga Senin (27/11) pagi itu, satu rumah rusak ditimpa pohon kemiri.

Selain itu, ada 4 rumah lagi yang terdampak longsor. Sedangkan sekeluarga yang tinggal dekat lokasi longsor sudah diungsikan.

Pak Bena Turnip (60), warga sekitar menyaksikan langsung jalan longsor dan pohon kemiri tumbang bersama longsoran tanah.

“Malamnya jalan itu hanya amblas sekitar satu meter. Tapi pagi sekira pukul 06.00 WIB terdengar bunyi pohon tumbang dan setelah itu jalan yang sudah amblas bergerak. Ngeri kali, mungkin seperti itulah tsunami itu ya,” kata Pak Bena.

Pak Bena mengaku khawatir terjadi longsor susulan. Dia dan warga berharap Pemkab Simalungun segera melakukan perbaikan.

Informasi diperoleh, keluarga pasangan suami istri (Pasutri) Khairun Maha dan Rahma Sihotang terpaksa mengungsi. Sebab, rumah mereka terletak tepat berada di bibir jalan yang longsor.

Malam saat kejadian, keluarga pasutri itu sudah mengungsi tidur ke rumah tetangga. Namun, pagi harinya seluruh barang-barangnya terpaksa dievakusi keluar rumah karena longsor semakin dekat.

“Saat kejadian, hujan sedang turun deras sekali. Kami di rumah. Ada tetangga yang berteriak-teriak mengingatkan kami,” kata Rahma Sihotang.

Rahma mengaku, suaminya prajurit TNI yang bertugas Koramil Dolok Pardamean. Rahma bingung, sebab suaminya baru saja sakit dan kondisi tubuhnya masih lemah.

Sedangkan dua orang putrinya (Sri Harmayani dan Suryani) yang masih duduk dibangku SMP Negeri 1 Dolokpardamean belum bisa berbuat banyak.

“Ini masih bingung mau kemana. Tak mungkin lagi tinggal di rumah. Tapi rumah kosong, tak ada yang dekat di sini,” kata Rahma yang dihibur oleh tetangga untuk bersabar.

“Baru beberapa hari lalu bapak pulang dari Rumah Sakit Tentara, badannya masih lemas. Jiwanya juga labil,” katanya.

Sementara, Anggota DPRD Simalungun asal daerah pemilihan V, John MT Saragih meminta Pemkab Simalungun melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) segera menanggulangi bencana longsor ini.

“Pangulu sudah memiliki usulan alternatif, jika lokasi longsor tidak dapat diperbaiki lagi. Ini merupakan dukungan warga yang harus disambut positif oleh pemerintah,” kata John MT Saragih.

Dijelaskan John MT, akses Siantar-Tiga Ras sangat vital. Sebab sangat menunjang perekonomian masyarakat dan mendukung arus wisatawan yang memanfaatkan jalur veri Tiga Ras-Simanindo.

“Tiga Ras memang rawan longsor, warga dan pengunjung harus hati-hati. Kita sarankan yang berada di titik rawan untuk mengungsi,” katanya.

Sementara, Pangulu Nagori Tiga Ras Mika Jaya Sitio mengatakan, pihaknya sudah mendata korban yang terdampak longsor.

Lasdon Haloho, merupakan pemilik rumah yang rusak parah tertimbun longsoran pohon kemiri.

Sementara, Lusden Silalahi, Darwin Sidabutar, Fernando Silalahi, Laiden Sinambela dan Hesekiel Turnip merupakan warga yang tinggal di sekitar longsor.

Bupati Simalungun JR Saragih yang langsung melakukan peninjauan ke lokasi longsor Senin (27/11) siang, memerintahkan Kepala Dinas PU dan Tarukim Kabupaten Simalungun Benni Saragih untuk segera melakukan upaya penanggulangan saat itu juga.

“Segera timbun yang longsor. Dua hari ini minimal kendaraan kecil dan sepedamotor sudah bisa lewat. Bisa kalian kerjakan?” tanya JR kepada Benni Saragih dan anggotanya.

Menurut JR, penanggulangan sementara sangat penting dilakukan untuk agar akses menuju Tiga Ras segera terbuka. Apalagi saat ini menjelang Natal dan tahun baru.

“Jaga agar aliran air tidak menuju lokasi yang rawan longsor,” imbau JR.

Akibat jalan longsor, veri Tiga Ras-Simanindo tidak beroperasi sejak pagi. Hal ini menyebabkan aktifitas penyeberangan terhenti.(esa/smg/ala)

 

 

 

Exit mobile version