Site icon SumutPos

Hari Kedua, Nyaris Bentrok Susulan

Foto: Rizky/PM Kepala Satpol PP, M Sofyan (pegang toa) menasehati seorang pedagang agar tidak kembali berjualan di Jalan Sutomo Medan, Selasa (28/4/2015).
Foto: Rizky/PM
Kepala Satpol PP, M Sofyan (pegang toa) menasehati seorang pedagang agar tidak kembali berjualan di Jalan Sutomo Medan, Selasa (28/4/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Suasana panas kembali terasa di Pasar Sutomo, Medan. Penggusuran hari kedua nyaris diwarnai bentrok.

Penggusuran di Pasar Sutomo dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP), Selasa (28/4) sekira 04.00 Wib. Aksi saling dorong antara pedagang dan petugas sempat mewarnai penggusuran itu.

Namun, emosi pedagang dapat diredam petugas. Menurut pedagang, mereka sudah lelah dengan penggusuran yang dilakukan Pemko Medan. “Udah capek aku. Kalau kalian nggak kasihan sama aku ya sudah silahkan angkat semua barang daganganku. Aku ikhlas, tapi kalau kalian kasian sama aku terima kasih,” ungkap Boru Siregar (58), pedagang sayur.

Senada juga diungkap Boru Nainggolan (60), pedagang jeruk nipis. “Angkat kalian lah itu, malas aku berdebat dengan kalian. Nggak kan menang berdebat dengan kalian,” ujarnya.

Sementara, Kepala Sat Pol PP Kota Medan, M. Sofyan mengatakan, penggusuran yang dilakukan di hari kedua tersebut berjalan dengan lancar.

“Kita besok masih akan tetap melakukan penggusuran terhadap para pedagang yang masih berjualan. Sehingga nantinya tidak ada lagi yang berjualan di Pasar Sutomo,” tegasnya.

Terpisah, Sekretaris Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Medan, Deni Maulana Lubis SE, meminta kepada Pemko Medan untuk terus melakukan pendekatan secara persuasif kepada para pedagang. “Hal ini guna menghindari konflik yang berkepanjangan,” tukasnya.

Sebab, apapun alasannya Jalan Sutomo merupakan badan jalan yang harus dikembalikan sebagaimana fungsinya. Hanya saja sekarang, bagaimana Pemko melakukan pembinaan terhadap para pedagang. Menurut Deni, persoalan pemanfaatan jalan ini telah terlalu lama dibiarkan berlarut-larut. Pun demikian, Deni minta Pemko selaku pemangku kebijakan di daerah ini melakukan pembinaan terhadap para pedagang.

“Solusinya Pemko Medan harus melakukan pembinaan terhadap para pedagang ini,” ucap Ketua Fraksi Partai Nasional DPRD Medan dari Partai Nasional Demokrat (NasDem).

Untuk itu, dia mengimbau kepada para pedagang agar bersikap lebih bijaksana. Juga legowo untuk mengikuti aturan yang telah dibuat Pemko Medan.

“Yakinlah tidak ada satu pemerintahan pun yang akan mengsengsarakan rakyatnya,”ucapnya.

Di sisi lain, pedagang yang sudah pindah ke pasar induk mengaku lebih baik. Selain itu, bisa terhindar dari hujan dan terik matahari.

“Sebenarnya di sini enak (Pasar Induk). Ga kena hujan ga panas,” ujar Laila, salah satu pedagang di Pasar Induk, Selasa (28/4) pagi.

“Tapi ya sepi, cuma kami, maklum karena ini masih baru. Belum lengkap pedagangnya, kalau lengkap pasti ramai. Tapi ya itu kalau Pemko ga tegas ya sama saja,” tambah wanita berusia 34 tahun itu.

Pasar Induk di Kecamatan Tuntungan merupakan lokasi yang ditetapkan Pemko Medan untuk menampng para pedagang sayur dan buah dari Jalan Sutomo dan sekitarnya. Adapun, trayek yang saat ini beroperasi melewati Pasar Induk hanya tiga yakni Nasional 17, Rahayu 43, dan KPUM 69.

Sebelumnya, Organda Kota Medan menyebutkan banyak perusahaan yang tidak tertarik masuk ke Pasar Induk karena masih sepi. Padahal, perusahaan-perusahaan tersebut telah mendapatkan izin.

Hendi, salah seorang pegawai PD Pasar mengatakan tidak ada lagi kios yang kosong. Sebab sudah dimiliki oleh pedagang yang tadinya berjualan di Pusat Pasar. “Kalopun ada mahal harganya sekitar Rp 60 juta untuk balik nama,” katanya. (mag-3/win/ala)

Exit mobile version