Site icon SumutPos

Masyarakat Demo Usir LSM Penolak PLTA Batangtoru

Foto: Istimewa
DEMO: Masyarakat Tapsel dari tiga kecamatan menggelar demo untuk usir LSM penolak proyek PLTA Batangtoru, di Jembatan Trikora, Pasar Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Senin (29/4).

TAPSEL, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Tapanuli Selatan menyatakan solid mendukung pembangunan PLTA Batangtoru, di Kabupaten Tapsel. Keteguhan hati ini mereka sampaikan lewat aksi unjuk rasa yang digelar di Jembatan Trikora, Pasar Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Senin (29/4).

Menurut warga, pembangunan proyek pembangkit listrik berkapasitas 510 MW yang juga menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut, akan meningkatkan taraf hidup mereka.

“Kami dari tiga kecamatan yakni Kecamatan Sipirok, Marancar, dan Batangtoru (Simarboru) sudah membuat tanda tangan dukungan agar proyek tersebut tetap jalan,” kata Tokoh Masyarakat yang juga menjadi Ketua Paguyuban Peduli Lingkungan Hidup Simarboru, Abdul Gani Batubara, kepada wartawan, kemarin.

Dia mengungkapkan, seluruh masyarakat di sana sangat menginginkan peningkatan kesejahteraan dari sisi ekonomi. Pembangunan PLTA Batangtoru menurut mereka akan menjadi salah satu stimulus untuk mendorong hal tersebut. Karenanya mereka sangat menentang munculnya pihak-pihak seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berupaya untuk menggagalkan proyek tersebut.

“Kami di sini tetap solid. Kami tetap akan menolak apa yang disampaikan LSM Walhi yang mengatakan pembangunan tersebut merusak lingkungan, membunuh orangutan, dan macam-macam alasan lainnya,” ujarnya.

Disebutkan Gani, masyarakat sudah ratusan tahun menempati wilayah tersebut, mereka sama sekali tidak melihat adanya ancaman kepunahan terhadap orangutan. Dalam aktivitas keseharian di perkebunan, mereka kerap bertemu dengan orangutan, namun tidak pernah saling mengganggu.

Selain itu luasnya hutan yang ada di Batangtoru mereka yakini tidak akan membuat habitat orangutan terganggu dengan lokasi proyek pembangunan sumber energi listrik ramah lingkungan tersebut. Karena itu, masyarakat menurutnya sudah sangat berang dengan isu perusakan lingkungan yang terus digaungkan Walhi Sumut yang menurut mereka dibonceng pihak asing sebagai pendana.

“Sudah tahu kita Walhi itu didanai PanEco sama YEL (Yayasan Ekosistem Lestari). Padahal beberapa tahun lalu, mereka juga sudah ada di sini dan tahunya mereka kalau proyek itu tidak merusak lingkungan. Mereka pura-pura nggak tahu saja,” katanya.

Belakangan ini, sambung dia,  pihaknya mendapat informasi bahwa beberapa LSM lain seperti SOCP-OIC (Sumatera Orangutan Conservation Program-Orangutan Information Centre) turut bergabung dengan YEL dan Walhi, memfasilitasi sejumlah pihak datang Batangtoru. Hal ini membuat masyarakat semakin berang karena menilai isu yang dihembuskan merupakan hal yang sangat tidak masuk akal.

“Makanya kami sudah bentuk tim mau menghadang biar jangan masuk. Andai pun masuk tetap kami kawal, sudah kami siapkan orang-orang. Kami makin solid masyarakat di sini,” katanya. (rel/prn)

 

Foto: Istimewa

DEMO: Masyarakat Tapsel dari tiga kecamatan menggelar demo untuk usir LSM penolak proyek PLTA Bantangtoru, di Jembatan Trikora, Pasar Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Senin (29/4).

 

Exit mobile version