Site icon SumutPos

Satu Lingkungan di Gedung Johor Diisolasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemko Medan mengisolasi Lingkungan VII, Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor, sejak Jumat (28/7) malam pukul 19.00 WIB. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang semakin meluas. Pasalnya, di lingkungan tersebut terdapat enam kepala rumah tangga (KK) yang terpapar Covid-19.

CAMAT Medan Johor, Zulfachri Ahmadi mengatakan, isolasi tersebut dilakukan Pemko Medan melalui Satgas Covid-19 untuk menekan penyebaran Covid-19 ke lingkungan, kelurahan, hingga kecamatan lain di Kota Medan.

“Benar, Pemko Medan melakukan isolasi terhadap Lingkungan VII, Kelurahan Gedung Johor, mulai malam ini (tadi malam). Sebab, ada 6 KK terdiri dari 14 jiwa yang positif Covid-19 di Lingkungan VII itu,” kata Zulfachri kepada Sumut Pos, Jumat (28/5) soren

Isolasi itu sendiri, kata Zul, akan berlangsung mulai Pukul 19.00 hingga Pukul 06.00 WIB setiap harinya. Sebab, dengan adanya 6 KK yang terpapar Covid-19 tersebut, maka kawasan tersebut langsung dimasukkan dalam kawasan zona merah. “Target awal, ini akan berlangsung selama 7 hari ke depan. Tapi tadi kita rapat dengan Pak Sekda secara virtual, hari Senin (31/5) nanti akan kita evaluasi lagi soal isolasi lingkungan ini. Kalau secara jumlah rumah tangga, enam rumah tangga itu cukup besar,” ujarnya.

Selama jam isolasi itu berlangsung, terang Zul, masyarakat di lingkungan tersebut tidak boleh keluar dari Lingkungan VII dan senantiasa harus menerapkan prokes setiap saat. “Masyarakat tak boleh keluar. Masuk boleh, tapi hanya warga Lingkungan VII, nanti akan ada yang menjaga di pintu-pintu masuk Lingkungan VII, yang masuk harus membuktikan jika mereka memang warga lingkungan VII yang mau pulang ke rumahnya,” ungkapnya.

Diterangkan Zul, saat ini ke-14 orang yang terpapar Covid-19 tersebut sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Bagi yang rumahnya kurang memadai, anggota keluarga lainnya yang tidak terpapar diungsikan sementara ke tempat lain. Namun bagi rumahnya memadai atau memenuhi syarat, anggota keluarga lainnya yang tidak terpapar dapat tetap tinggal di rumah tersebut dengan syarat berada di ruangan yang berbeda.

“Nanti mereka, baik yang positif maupun yang tidak positif di rumah itu akan di rapid atau swab antigen lagi, supaya kita tahu perkembangannya,” terangnya.

Sementara itu, juru bicara Satgas Covid-19 Kota Medan dr Mardohar MKes mengatakan, jika isolasi lingkungan ini memang merupakan isolasi lingkungan atau isolasi terbatas yang pertama yang dilakukan Pemko Medan. “Ini pertama lah, sebelumnya kan memang belum pernah ada. Karena memang harus fokus kan dengan satu wilayah itu, biar gak meluas kemana-mana,” jawabnya.

Mardohar mengatakan, untuk mereka yang terpapar Covid-19 di lingkungan VII, Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor dan saat ini sedang menjalani isolasi mandiri di rumah, Pemko Medan telah menyiapkan logistik berupa makanan ke rumah-rumah masyarakat yang terpapar Covid-19.

“Itu ada logistik dari Pemko, makanan atau kebutuhan pokok lah, agar mereka yang menjalani isolasi mandiri tetap berada di dalam rumah sampai nanti sehat dan terbukti negatif serta telah menjalani masa isolasinya,” jelasnya.

Selain Lingkungan VII, Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor, Mardohar juga menerangkan jika isolasi lingkungan juga akan mulai dilakukan mulai Jumat (28/5) malam kemarin di lingkungan X, Kelurahan Tanjung Sari, Medan Selayang. Namun, meskipun ada dua lingkungan yang diisolasi, Kota Medan masih tetap berada di zona kuning dan tidak berubah menjadi zona merah seperti sebelumnya. “Medan masih zona kuning, tak berubah, sama seperti yang kita lihat, tak berubah,” katanya.

Mardohar mengklaim, isolasi lingkungan dilakukan dalam rangka mempercepat penanganan dan menekan peredaran Covid-19. Kegiatan melakukan isolasi lingkungan, diakuinya sudah lama direncanakan. Namun, selalu menemui kendala, sehingga baru dapat dilakukan saat ini.

“Sebenarnya sudah lama merencanakan (isolasi lingkungan) ini. Cuma karena itu tadi, keadaan tidak mendukung, makanya baru ini dilaksanakan. Ini udah matang rencananya, ini dilakukan untuk memutus mata rantai,” tandasnya.

Deliserdang Masih Zona Merah

Kabupaten Deliserdang masih berstatus zona merah (risiko tinggi) Covid-19. Status zonasi itu berdasarkan hasil pembobotan skor dan zonasi risiko seluruh daerah di Indonesia tertanggal 23 Mei yang disampaikan pada website covid19.go.id.

Peta zonasi risiko daerah dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan. Indikator yang digunakan adalah epidemiologi, yaitu penurunan jumlah kasus positif, suspek dan sebagainya. Kemudian, indikator surveilans kesehatan masyarakat, seperti jumlah pemeriksaan sampel diagnosis meningkat selama 2 minggu terakhir. Selanjutnya, indikator pelayanan kesehatan, yakni jumlah tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit rujukan mampu menampung sampai dengan lebih dari 20% jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat.

Sementara itu, zona oranye (risiko sedang) ada 18 kabupaten/kota, bertambah 4 daerah dari minggu sebelumnya. Antara lain, Pakpak Barat, Tanjung Balai, Tebing Tinggi, Mandailing Natal, Serdang Bedagai, Batu Bara, Gunung Sitoli, Dairi, Labuhanbatu Selatan, Sibolga, Labuhanbatu Utara, Medan, Binjai, Padangsidimpuan, Tapanuli Selatan, Karo, Simalungun, dan Langkat. Sedangkan zona hijau, tetap tiga daerah yaitu Nias Barat, Nias Utara dan Nias Selatan.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, saat ini untuk Deliserdang terdapat sebanyak 510 kasus aktif Covid-19. Jumlah ini didapatkan dari total kasus konfirmasi sebanyak 4.987 orang, dengan 4.310 orang di antaranya sembuh dan 167 orang meninggal dunia. “Kasus baru positif di Deliserdang saat ini bertambah 18 orang dan sembuh 36 kasus. Untuk angka kematian tidak ada penambahan,” ungkap Aris, Jumat (28/5).

Aris melanjutkan, untuk Kota Medan kini terdapat 838 kasus aktif Covid-19. Angka ini didapatkan dari total kasus konfirmasi sebanyak 16.354 orang, dengan 14.974 orang di antaranya sembuh dan 499 orang meninggal dunia. “Kasus baru positif di Kota Medan bertambah 35 kasus, sembuh 30 kasus, dan angka kematian 1 kasus,” sebutnya.

Lebih jauh dia mengatakan, akumulasi positif corona di Sumut saat ini berjumlah 31.741 orang dengan penambahan 89 kasus baru dari 5 kabupaten/kota. Sedangkan angka kesembuhan, akumulasinya 28.289 orang, setelah bertambah 77 kasus baru dari 4 kabupaten/kota. “Untuk angka kematian akumulasinya 1.040 orang, bertambah 3 kasus baru dari Dairi 2 orang dan Medan 1 orang. Sementara suspek 954 orang, tidak ada penambahan kasus baru,” tukasnya.

Dia menambahkan, diimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan konsisten melaksanakan protokol kesehatan Covid-19 dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. “Protokol kesehatan harus melekat dalam setiap aktivitas kita. Tidak boleh lengah menjalankan 5M, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun/hand sanitizer, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas,” tandas Aris. (map/ris)

Exit mobile version