Site icon SumutPos

Pohon Tumbang Timpa Angkot dan Mobil Terios, 2 Pegawai RS Adam Malik Tewas

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pohon tumbang menimpa angkutan kota (Angkot) KPUM 62 BK 1955 UA dan mobil Terios BK 1407 KD di Jalan Bunga Lau, Medan Tuntungan, Kota Medan, persisnya di depan RSUP Haji Adam Malik Medan, Senin (28/6) petang pukul 17.30 WIB. Dua orang pegawai rumah sakit milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) itu meninggal dunia, dan lima orang lainnya mengalami luka-luka dalam peristiwa itu.

RINGSEK: Angkutan Kota (Angkot) KPUM 62 tertimpapohon tumbang di Jalan Bunga Lau, tepatnya di depan RSUP Haji Adam Malik, Medan Tuntungan, Senin (28/6) sore. Dua pegawai RSUP Haji Adam Malik yang menjadi penumpang di angkot tersebut tewas, empat lainnya mengalami luka-luka.

SAAT peristiwa itu terjadi, para pegawai RSUP Haji Adam Malik baru selesai dinas. Saat hendak pulang, mereka menumpangi angkot KPUM 62 yang sedang menunggu penumpang di seberang pagar gedung Central Medical Unit (CMU).

Namun nahas, sebelum angkot berjalan, pohon besar tumbang dan menimpa angkot tersebut. Akibatnya, dua pegawai RSUP Haji Adam Malik tewas dan empat pegawai lainnya mengalami luka-luka. Selain angkot, mobil Daihatsu Terios BK 1407 KD yang terparkir di depan pagar gedung administrasi rumah sakit itu juga tertimpa pohon, namun tidak ada korban lantaran dalam keadaan kosong.

Kasubag Humas RSUP Haji Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak yang dikonfirmasi membenarkan kalau para korban dalam peristiwa itu merupakan pegawai RSUP Haji Adam Malik Medan. “Yang mobil pribadi tidak ada korban, karena dalam keadaan kosong. Tapi yang di angkot ada 6 korbannya, dari pegawai RS Adam Malik, 2 meninggal dunia,” ungkapnya.

Rosario menyebutkan, keempat korban selamat itu bernama Adriana Santa K butar-butar, Risnawati, Irianti Aritonang, dan Liberta Lumban Toruan. Seorang korban luka lainnya, M Osama, merupakan petugas parkir. Sedangkan korban meninggal, Teja dan Lisda Siagian. “Mereka pegawai RS Adam Malik,” ujarnya.

Namun, kata Rosa, dari kelima korban selamat itu, hanya dua yang dirawat yaitu, Adriana dan Risnawati. Sedangkan tiga orang lainnya hanya mengalami syok saja. “Info terakhir dari supervisi IGD kondisinya stabil. Kedua yang dirawat sedang ditangani dokter bagian orthopedi,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Medan, Muhammad Husni saat dikonfirmasi Sumut Pos, membenarkan adanya dua pohon tumbang di depan RSUP H Adam Malik. “Iya, ada dua pohon yang tumbang. Infonya ada dua mobil juga yang tertimpa. Kalau tak salah, sepeda motor juga ada yang tertimpa,” jawab Husni, kemarin petang.

Namun, Husni mengaku belum mengetahui adanya korban jiwa maupun korban luka-luka dalam peristiwa itu. “Soal korbannya saya belum tahu. Ini anggota sudah langsung kita kirim ke sana untuk memotong dahan pohon yang tumbang, nanti kita tunggu lagi info selanjutnya,” katanya.

Ditanya soal ada atau tidaknya asuransi yang akan diberikan kepada korba jiwa yang meninggal, Husni tidak menjawabnya secara gamblang. “Itu nanti kita pelajari dulu ya,” jawabnya.

Atas kejadian itu, Husni juga berjanji akan meningkatkan intensitas pemangkasam pohon di Kota Medan. Mengingat akhir-akhir ini, cuaca ekstrem sering terjadi di Kota Medan dan berpotensi menumbangkan pohon-pohon di badan jalan. “Iya, akan kita intenskan pemangkasan pohon. Sebenarnya rutin kita pangkas, tapi dalam situasi seperti saat ini akan kita tingkatkan lagi pemangkasannya. Soal pohon tumbang kali ini kan sifat ya insidental, kita juga tidak menyangka akan terjadi pohon tumbang disana,” pungkasnya.

Satu Anak Tewas Tertimpa Bangunan

Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi kemarin sore, juga menyebabkan sejumlah rumah di Kompleks Grand Residence 3 di Jalan HM Puna Sembiring, Tanjunganom, Kecamatan Pancurbatu, Deliserdang, mengalami kerusakan yang cukup serius. Dalam peristiwa itu, seorang anak berusia 6 tahun bernama Taufik, meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan bangunan.

“Kondisi rumah korban hancur dan berantakan dihantam angin puting beliung,” kata Romulo Sinaga, seorang warga perumahan tersebut, tadi malam.

Menurut Romulo, kejadian hujan disertai angin kencang itu terjadi pada pukul 16.30 WIB. Atap rumah milik Luqman Saksono, orangtua korban Taufik, terbang hingga kurang lebih 100 meter yang akhirnya menimpa kanopy milik Romulo.

Sementara Luqman Saksono kepada wartawan mengatakan, peristiwa tersebut tidak diketahui secara pasti karena ia belum pulang kerja. “Yang meninggal anak saya bernama Taufiq, baru tamat sekolah taman kanak-kanak. Saya dapat kabar dari ibunya Lela Rahmadhani,” ucapnya yang saat itu baru pulang kerja.

Ia mengatakan, anaknya meninggal karena tertimpa batu. “Tetangga saya melihat ada angin kencang lalu atap rumah terbang dan menimpa rumah tetangga, dan anak saya sudah dibawa ke rumah orangtua, jadi saya mau pergi melihatnya,” ujar Luqman.

Sedangkan Lidermawan Telaumbanua, adik ipar Romulo mengatakan, saat itu hujan deras melanda secara tiba-tiba dikejutkan dengan dentuman yang begitu keras. “Saya lagi di dalam rumah, saat hujan tiba-tiba ada suara dentuman keras, akhirnya saya buka pintu tidak saya lihat dari jendela canopy rumah sudah rubuh,” katanya.

Sedangkan salah seorang warga mengatakan melihat langsung angin kencang dengan hujan. “Anginya kencang kali sama hujan langsung atap rumah tetangga itu melayang-layang langsung menimpa rumah Bapak Romulo Sinaga ,” terangya. Sekitar pukul 19.00 WIB, jajaran kepolisian pun turun ke lokasi serta mendata korban luka dan meninggal dunia.

Warga Diimbau Waspada

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada warga Kota Medan dan sekitarnya agar dapat mewaspadai terhadap cuaca ekstrem. Hal itu dikatakan Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan, kepada Sumut Pos di Medan, Senin (27/6) malam.

“Untuk musim di wilayah Kota Medan masih dalam masa transisi memasuki musim kemarau,” ujarnya.

Dijelaskannya, hasil analisa cuaca Kota Medan, terjadinya angin kencang karena adanya gangguan daerah tekanan rendah (Low ) di Perairan sebelah Barat Sumatera menyebabkan pertemuan masa udara dan belokan angin di wilayah Sumatera Utara (Sumut) yang memicu pertumbuhan awan Cumulonimbus di Kota Medan dan sekitarnya.

Eridawati menjelaskan, pemanasan lokal di wilayah Medan dan sekitarnya dari pagi hingga siang hari menyebabkan penguapan air yang tinggi juga dapat memicu pertumbuhan awan cumulonimbus.

Karena itu, tambahnya, BMKG mengimbau kepada masyarakat di bantaran sungai dan pegunungan untuk tetap waspada, terhadap banjir, longsor dan angin kencang. “Cuaca bersifat dinamis atau berubah-berubah, masyarakat di anjurkan selalu mengikuti informasi cuaca, yang dapat di akses di media sosial (Medsos), untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” pungkasnya. (map/mag-1)

Exit mobile version