Site icon SumutPos

Kos Sudah Lama Diintai

Foto: Diva Suwanda/Sumut Pos
Desy Rezeki Harahap (baju hitam) saat dimintai keterangan oleh polisi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Polisi sampai saat ini terus mengumpulkan bukti-bukti untuk mengejar pelaku penembakan Honda CRV BK 1929 IR milik Desy Rezeki Harahap, penghuni kos Hutasimo Kost Tusia No 53 di Jalan Sei Batangkuis, Medan.

Sedangkan rekaman Close Circuit Television (CCTV) yang ada di kos itu, tak mampu merekam gambaran ciri-ciri kedua pelaku.

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Medan Baru Kompol Hendra mengatakan, proses penyelidikan masih berlangsung. “Kita masih dalam tahap penyelidikan, belum ada teridentifikasi (pelaku),” ungkap Hendra, Jumat (28/7).

Wakil Kepala Kepolisian Resort Kota Besar (Wakapolrestabes) Medan AKBP Tatan Dirsan Atmaja dikonfirmasi soal proyektil senjata yang menembak mobil Desy, dia mengaku tidak mengetahui secara pasti.

Orang nomor 2 di Mapolrestabes Medan ini menyebut tak bisa berandai-andai. Dia meminta kepada awak media menunggu sampai hasil uji labfor terhadap proyektil itu keluar.

“Kita belum tahu proyektil itu dari senjata apa, FN atau revolver. Nanti kalau sudah keluar hasil uji labfor baru kita ketahui apa senjata yang mereka pakai. Itulah menjadi petunjuk untuk kita menyelidiki siapa pelaku penembakan tersebut.

Dari hasil penelusuran yang kru koran ini lakukan, dua butir proyektil yang diletuskan pelaku, ujungnya tampak berwarna kuning keemasan yang disinyalir terbuat dari kuningan. Menurut pengakuan salahseorang petugas yang tidak mau disebutkan namanya, peluru kuning keemasan merupakan peluru dari pistol genggam jenis FN.

Sementara, untuk pistol genggam jenis revolver yang digunakan polisi, proyektilnya berwarna putih yang terbuat timah. “Tapi untuk pastinya harus dicek dulu di labfor, baru ketahuan itu proyektil senjata FN atau pistol revolver,” ungkap sumber tersebut.

Sementara itu, berdasarkan keterangan pemilik warung yang berada di depan kos, Tuti mengaku, kalau petugas sekuriti sempat bercerita padanya kalau sepekan terakhir sebelum penembakan, sepertinya ada orang yang terus memantau dan memetakan tempat itu.

“Cerita sekuriti, si Iir, katanya memang seminggu terakhir seperti ada yang menggambar (mengawasi) kos ini. Katanya ada berapa kali orang lewat dengan kendaraan yang sama di depan kos,” kata Tuti.

Dia mengindikasikan, pelaku penembakan memang sudah merencanakan teror itu sejak lama. Alhasil, rekaman CCTV tak bisa seratus persen memberikan petunjuk terhadap ciri tubuh kedua OTK penembak mobil pengusaha monja ini.

“Kemarin kan sempat dilihat rekaman CCTV nya, tapi pintar sekali memang mereka (pelaku) bisa tidak nampak gambar mereka. Berarti kan sudah dipelajari jauh-jauh hari,” ujarnya.

Waspada Gudang Perakit Senjata

Sementara itu, Anggota DPRD Medan Irsal Fikri mengatakan, aksi penembakan OTK ini mengindikasikan Kota Medan belum aman. Pihaknya meminta pihak kepolisian terutama jajaran Polrestabes Medan, mengungkap tuntas aksi penembakan OTK tersebut. “Ini supaya memberi rasa aman dan nyaman untuk warga Medan. Apalagi itu terjadi rumah kos-kosan, membuktikan Medan tidak dalam zona nyaman lagi. Bukan tidak mungkin nanti di gedung DPRD Medan akan ada penembakan,” katanya.

Politisi PPP ini menyatakan, aksi seperti ini yang terjadi berulang kali lantaran ada pembiaran oleh aparat hukum. Apalagi alasan kekurangan personel yang selama ini didengungkan pihak kepolisian, menurutnya tidak dapat dijadikan tumbal. “Tidak ada alasan oleh pihak kepolisian kekurangan personel melakukan patroli, itu tidak masuk akal. Bahkan kita mendukung bagi pengedar narkoba agar ditembak mati ditempat, sesuai instruksi Presiden Jokowi sangat kita dukung,” katanya.

Menurutnya jika hal ini tidak diungkap tuntas bisa menyebabkan rasa takut bagi masyarakat. “Intelijen Polrestabes Medan harusnya peka. Apa motif dan alasan penembakan di kos-kosan itu sebenarnya. Jajaran polsek-polsek juga harus bisa memberikan laporan terbaru kepada intelijen Polrestabes,” ungkap Irsal.

Bahkan ia menduga, bebasnya senjata api dan proyektil bertebaran karena ada oknum atau gudang perakit di Kota Medan. “Mungkin saja ada makanya sangat bebas orang bisa punya senpi sekarang ini. Ini juga harus ditelusuri dan ditindak bila benar adanya. Saya percaya di bawah komando Pak Sandi sebagai Kapolrestabes Medan, bisa mengungkap masalah ini dengan tuntas,” katanya.

Senada, Ketua Komisi A DPRD Medan Sabar Syamsuria Sitepu menegaskan aksi seperti ini tidak boleh berlarut diungkap oleh Polrestabes Medan. Sabar juga percaya kalau Kapolrestabes Sandi Nugroho mampu melakukan hal tersebut. “Sejak Pak Sandi memimpin keamanan di Kota Medan, banyak kasus krusial diungkap ke publik. Demikian halnya dengan penembakan di Seibatang Kuis itu, secara transparan dan cepat harus diungkap ke publik,” tegasnya.

Ia mengatakan, jajaran kepolisian untuk lebih serius bekerja, supaya aksi teror semacam itu tidak bebas melakukan kejahatan di Medan. “Kita juga menduga ada kemungkinan banyak perakit-perakit senjata itu di Medan. Ini coba diusut sampai keakar-akarnya. Sebab susah mendeteksi proyektilnya,” katanya.

Terkait Penembakan di Seibatang Kuis

Berdasar catatan Sumut Pos, dalam kurun waktu setahun ada tiga peristiwa penembakan oleh OTK. Pada 31 Agustus 2016 penembakan OTK di kawasan Medan Marelan dan 18 Oktober 2016 penembakan di kawasan Medan Sunggal. Kemudian pada 18 Januari 2017, penembakan di Jalan Ahmad Yani yang menewaskan pengusaha air softgun, Indra Gunawan alias Kuna didepan tokonya. Yang terbaru kemarin (27/7), penembakan mobil milik Desy dilakukan oleh OTK terjadi di Jalan Sei Batangkuis, Kelurahan Babura, Medan Baru. (dvs/prn/ila)

 

 

Exit mobile version