Site icon SumutPos

Asrama Haji dan Wisma Atlet Disulap jadi RS Darurat

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lonjakan kasus Covid-19 di Provinsi Sumatera Utara, masih belum terkendali hingga saat ini. Bahkan Sumut masuk dalam 5 besar di luar Pulau Jawa dan Bali. Mengantisipasi keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate(BOR), Pemprov Sumut mempersiapkan 1.000 tempat tidur di Asrama Haji dan Wisma Atlet sebagai lokasi menampung pasien Covid-19.

Asrama Haji di Komplek Asrama Haji, Jalan AH Nasution Medan.

MENURUT Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, tingkat keterisian tempat tidur (BOR) untuk penanganan pasien Covid-19 di Sumut saat ini mencapai 65 persen. Kemudian tingkat keterisian kamar ICU penanganan Covid sebesar 59 persen. Karena itu, Wakil Gubernur Musa Rajekshah mengatakan, Pemprov Sumut akan menyiapkan rumah sakit darurat untuk penanganan Covidn

“Sedang mempersiapkan rumah sakit darurat isolasi Covid terpusat untuk 1.000 tempat tidur tahap pertama,” kata Musa Rajekshah kepada wartawan usai Rapat Koordinasi PPKM Level 4 di Luar Jawa Bali secara virtual, di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Medan, Rabu (28/7).

Wagubsu yang karib disapa Ijeck ini menargetkan, persiapan Asrama Haji dan Wisma Atlet di Jalan Wiliem Iskandar/Jalan Pancing Medan, rampung dalam dua pekan ini. “Target kita paling lama mudah-mudahan dua minggu ini sudah selesai. Asrama Haji dan Wisma Atlet,” kata Ijeck.

Menurutnya, persiapan ini sebagai langkah antisipasi saja. Penekanannya, seluruh lapisan masyarakat mesti disiplin dan taat dengan protokol kesehatan (prokes). “Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, harus ada kesadaran masyarakat untuk menjaga prokes. Harus ada kesadaran masyarakat menjaga kesehatan imun dia juga, serta vaksin. Kita paham kondisi ini sulit, banyak masyarakat kita yang mencari nafkah untuk makan hari ini,” katanya.

Karenanya dalam rakor yang turut diikuti lima provinsi di luar Jawa dan Bali, lanjut Ijeck, pemerintah saat ini sedang menyalurkan berbagai bantuan kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19. “Kami juga imbau kepada masyarakat berpenghasilan lebih, untuk membuat kegiatan sosial di lingkungannya masing-masing. Bagi pengusaha-pengusaha, organisasi-organisasi, bantulah masyarakat kita yang masih banyak kekurangan baik bantuan sembako, nasi bungkus gratis dan bentuk lainnya. Supaya juga pemerintah terbantu karena kami ada keterbatasan,” ajaknya.

Mengenai jaring pengaman sosial (JPS), Ijeck menyebut sesuai arahan pihak Kejagung bahwa seluruh kepala daerah jangan ragu untuk segera menyalurkannya.

“Selama tidak ada niat tertentu, Kejagung melalui Jamintel dalam rakor tadi bilang tak usah ragu-ragu bagi kepala daerah, salurkan saja selama tidak ada niat tertentu. Dan sekarang (sembako beras) itu sudah berjalan,” ujarnya.

Diakui Ijeck, mengenai penyaluran dana bansos ini memang menjadi penekanan pemerintah pusat. Lalu soal ketersediaan tempat tidur sebagai upaya persiapan lonjakan pasien Covid. Yakni untuk Sumut, sebutnya, tingkat BOR sudah mencapai 60 persen dan ruang ICU sudah 59 persen. “Lalu tindaklanjut dari PPKM di daerah kita, yakni Kota Medan (masih) level IV, 22 kabupaten/kota level III, dan sisanya di level II,” katanya.

Selain Sumut, ada Kaltim, Sumbar, NTT, dan Papua sebagai peserta rakor virtual, mengingat lima provinsi tersebut kini menjadi perhatian pemerintah pusat atas lonjakan kasus Corona yang terjadi belakangan ini, diluar Pulau Jawa dan Bali. “Namun inikan fluktuatif ya, setiap hari perkembangannya dinamis, selain lima provinsi tersebut ada juga sejumlah kabupaten dan kota di Indonesia. Maka dari itu kita imbau agar masyarakat selalu disiplin prokes 5M,” sebutnya.

Adapun tindaklanjut PPKM ini, imbuh Ijeck, akan ada sejumlah bantuan dari Kemenko Perekonomian. Yakni program kartu sembako, subsidi internet, diskon listrik, kartu prakerja, bantuan beras, dan bantuan UMKM. “Kita berterimakasih kepada bapak presiden melalui Kemenko Perekonomian, Bapak Airlangga Hartanto, karena memang selama ini kita tau bagaimana sulitnya masyarakat selama PPKM ini,” katanya.

Melalui bantuan itu, menurutnya, menjadi satu solusi dan harapan masyarakat atas kehadiran pemerintah di masa sulit seperti ini. Kepada bupati dan wali kota di Sumut, Ijeck ingatkan sesuai instruksi Gubsu Edy Rahmayadi dua hari yang lalu, untuk segera menyalurkan bantuan melalui APBD-nya masing-masing.

“Data benar-benar supaya dalam pendataannya tidak salah sehingga tepat sasaran. Kita pastikan Insyaallah Sumut siap untuk pembagian itu dan kita serahkan (datanya) ke pusat untuk mendapat bantuan itu. Semua tergantung kita, berapa data yang masuk. Berbeda bantuan untuk (masyarakat terdampak) di level IV dengan level III. Memang yang paling besar untuk daerah yang level IV. Harapannya selain bantuan pusat, ada juga penyerapan dana bansos di kabupaten dan kota,” pungkasnya.

5 Daerah Masih Zona Merah

Hingga saat ini, lima daerah di Sumatera Utara (Sumut) belum mampu keluar dari zona merah (risiko tinggi) penyebaran Covid-19. Kelima kabupaten kota itu adalah Medan, Deliserdang, Karo, Dairi, dan Padangsidimpuan. Status zona merah lima wilayah tersebut, berdasarkan hasil pembobotan skor dan zonasi risiko daerah seluruh Indonesia yang disampaikan pada website https://covid19.go.id/peta-risiko. Data ini diperbaharui per 25 Juli.

Peta zonasi risiko daerah dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan. Indikator yang digunakan adalah epidemiologi, yaitu penurunan jumlah kasus positif, suspek dan sebagainya. Kemudian, indikator surveilans kesehatan masyarakat, seperti jumlah pemeriksaan sampel diagnosis meningkat selama 2 minggu terakhir. Selanjutnya, indikator pelayanan kesehatan, yakni jumlah tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit rujukan mampu menampung sampai dengan lebih dari 20% jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat.

Dari zonasi itu juga, tercatat 23 kabupaten/kota di Sumut masuk dalam zona oranye (risiko sedang). Jumlah ini sedikit menurun dibanding dengan hasil zonasi pada minggu sebelumnya. Adapun 23 daerah zona oranye itu, Pakpak Bharat, Samosir, Tanjung Balai, Tebing Tinggi, Tapanuli Tengah, Toba, Sibolga, Labuhanbatu, Mandailing Natal, Serdang Bedagai, Batu Bara, Padang Lawas, Gunungsitoli, Tapanuli Selatan, Simalungun, Humbang Hasundutan, Labuhanbatu Utara, Nias Utara, Binjai, Tapanuli Utara, Langkat, Asahan, dan Pematangsiantar.

Untuk zona kuning (risiko rendah) berjumlah 5 daerah, yaitu Nias Barat, Nias, Padang Lawas Utara, Labuhanbatu Selatan, dan Nias Selatan. Jumlah zona kuning ini meningkat 2 daerah dari minggu sebelumnya sebanyak 3 kabupaten. Sedangkan zona hijau (tidak ada kasus) di Sumut, jumlahnya tetap bertahan seperti minggu lalu yaitu nol.

Sementara itu, berdasarkan data Kemenkes RI yang disampaikan BNPB, penambahan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumut masih terus mengalami kenaikan signifikan. Sumut tercatat memperoleh 1.588 kasus baru positif, pada Rabu (28/7). Dengan penambahan tersebut, membuat total kasus Covid-19 Sumut naik dari 54.499 menjadi 56.087 orang. Sumut juga menjadi provinsi terbanyak kedelapan dalam menyumbangkan 47.791 kasus baru nasional.

Untuk angka kesembuhan, Sumut bertambah 535 kasus baru, sehingga akumulasinya naik dari 38.784 menjadi 39.319 orang. Namun Sumut hanya menjadi daerah ke-14 terbanyak yang menyumbangkan 43.856 kasus sembuh di Indonesia. Lalu untuk kasus kematian, Sumut kembali menambah 23 kasus baru, sehingga membuat akumulasinya naik menjadi 1.427 orang sekaligus menjadi provinsi terbanyak ke-11 yang menyumbangkan 1.824 angka kematian di tanah air. Karena itu, melalui data tersebut maka saat ini kasus aktif Covid-19 Sumut juga kembali melonjak dari 14.311 menjadi 15.341 orang. (prn/ris)

Exit mobile version