Site icon SumutPos

Bayi yang Dibuang Ibu Kandungnya Itu Diasuh Pasutri PNS

Foto: PM Bidan desa Ida Tri Handayani, memberikan air susu pakai botol kepada Safira Khairunisa, bayi yang dibuang ibunya.
Foto: PM
Bidan desa Ida Tri Handayani, memberikan air susu pakai botol kepada Safira Khairunisa, bayi yang dibuang ibunya.

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Bayi perempuan yang diduga dibuang ibu kandungnya di depan rumah Sri (29) warga Gang Pelak Desa Sekip, Kecamatan Lubuk Pakam, Jumat (24/7) lalu, akhirnya mendapat orangtua asuh.

Sebelum diberikan ke orangtua asuhnya, bayi yang diberi nama Safira Khairunisa itu lebih dulu diserahkan pihak RSUD Deliserdang yang merawat bayi itu selama sebulan lebih, ke Dinas Sosial (Dinsos) Deliserdang, Jumat (28/8) sekira pukul 11.30 WIB.

Penyerahan dilakukan Direktur RSUD Deliserdang dr Isnaini Dakhry ke Kepala Dinas Sosial Deliserdang, Raslan Sitompul disaksikan Kanit PPA Sat Reskrim Polres Deliserdang, Ipda Nova Rismalina, Ketua Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak (PA) Kelompok Kerja (Pokja) Deliserdang, Junaidi Malik serta perwakilan pihak Kecamatan Lubuk Pakam.

Selama proses penyerahan di aula rumah sakit itu, Safira terlihat tertidur pulas. Ia hanya sesekali bangun karena kehausan. Melihat hal ini, perawat yang menggendongnya langsung memberikan susu yang dikemas dalam dot. Menurut Isnaini, saat diserahkan pihak kecamatan ke UGD RSUD Deliserdang pada Sabtu (25/7) lalu, berat Safira hanya 2,7 kg. Tapi setelah sebulan lebih mendapat perawatan, berat badan Safira pun bertambah menjadi 3,4 kg . Lanjut Isnaini, dari hasil pemeriksaan Safira dinyatakan sehat dan tidak ada menderita kelainan apa pun.

“Biaya perawatan Safira ditanggung pihak rumah sakit. Selama dirawat di RSUD Deliserdang banyak yang datang mengadopsinya, namun tidak ada yang mengaku orangtua Safira ,” terangnya. Sementara itu Raslan mengatakan, Safira akan diasuh oleh Edward Harahap (39), PNS Depertemen Keuangan di Jakarta dan istrinya Fitri Agustina Siregar (36), PNS di Kejaksaan Agung (Kejagung). Pasutri beruntung itu menetap di RT 003 RW 007 Kecamatan Mataram, Jakarta Timur.

Masih kata Raslan, selama ini ada 10 pasutri yang mengajukan permohonan jadi orangtua asuh Safira, namun hanya Edward Harahap dan Fitri Agustina Siregar yang memenuhi kriteria dan administrasi. Apalagi pasutri itu belum punya momongan meski sudah menikah 12 tahun.

”Edward memenuhi kriteria dan adiministrasi sebagai orangtua asuh Safira. Salah satu kriteria adalah sudah menikah diatas 5 tahun, tapi tidak punya anak,” terangnya. Meski begitu lanjut Raslan, pihaknya akan melakukan pengawasan selama 6 bulan baik dengan cara komunikasi maupun dibantu petugas Kementrian Sosial di Jakarta. “Jika bayi sudah sehat dan tidak ada masalah, pak Edward bisa mengajukan permohonan ke pengadilan, tapi belum tahu kapan waktunya,” tandasnya.

Fitri didampingi Edward suaminya saat ditemui di Kantor Dinsos Deliserdang mengaku sangat senang dan bahagia. Pasutri ini mengaku dapat info keberadaan Safira yang terlantar dan dirawat di RSUD Deliserdang dari media massa. Beradasarkan info itu , Fitri pun menghubungi Dinas Sosial Deliserdang dan mengajukan permohonan menjadi orangtua asuh Safira. Dirinya pun mengikuti seleksi bahkan petugas Dinsos mengunjungi rumahnya yang ada di Medan serta di Jakarta. “Ingin jadi orangtua asuh berawal karena kami tidak memiliki anak, dan dari sisi kemanusiaan. Agar bisa fokus merawat Safira, saya akan cuti selama tiga bulan. Safira akan kami rawat di Medan. Tahun 2012 lalu aku sempat melahirkan anak perempuan, tapi meninggal,” tandasnya.

Sekedar mengingatkan, Safira yang kala itu diperkirakan masih berusia 7 hari itu ditemukan warga di teras rumah Sri. Adalah Nazwa (5), ponakan Sri, yang kali pertama menemukan bayi malang itu. Saat ditemukan, bayi itu ditutupi selimut dan berada persis di bawah jendela depan rumah Sri yang tengah hamil tua. Selanjutnya Sri membawa bayi itu ke dalam rumah dan memberitahukannya kepada suami dan keluarga lainnya. Kemudian keluarga Sri memberitahukannya kepada kepala desa yang langsung datang ke rumah Sri bersama bidan desa Ida Tri Handayani.

Tak lama berselang, Polsek Lubuk Pakam yang mendapat kabar dari Kepala Desa langsung mendatangi rumah Sri. Temuan bayi itupun tersiar dan menghebohkan warga sekitar maupun pengguna jalan yang melintas dari Jalan Pelak dan berhenti di depan rumah Sri untuk melihat bayi yang ditemukan. Belum lagi diketahui siapa ibu yang tega membuang bayi mungil itu, ratusan warga tampak berdesakan masuk kedalam rumah Sri demi melihat si bayi. (man/deo)

Exit mobile version