Site icon SumutPos

Akhirnya, Kabut Asap di Medan Level Aman

Foto: Riadi/PM Seorang pengguna jalan raya di Kota Medan mengenakan masker pada anaknya, mengantisipasi terhirupnya kabut asap yang pekat di Kota Medan.
Foto: Riadi/PM
Seorang pengguna jalan raya di Kota Medan mengenakan masker pada anaknya, mengantisipasi terhirupnya kabut asap yang pekat di Kota Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Warga kota Medan yang sebelumnya was-was diselimuti kabut asap, kini sudah bisa menghirup udara segar. Sebab, kabut asap sudah berangsur-angsur sudah menipis dan di level aman. Hal itu sesuai hasil pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan.

“Pada sekitar pukul 13.00 WIB, Particulate Standard Index (PSI) yang terpantau akibat asap kiriman 137,5 mikrogram per meter kubik, kondisinya sedang dan aman. Adanya hujan berpengaruh terhadap kondisi kabut asap yang mulai menipis,” ungkap Kepala Bidang Data dan informasi BMKG Wilayah I Sumut, Sunardi, Rabu.

Menurutnya, turunnya Particulate Standard Index tersebut dikarenakan pengaruh turunnya hujan dan berkurangnya titik hot spot (titik api). Bahkan, tiga daerah titik hot spotnya sudah tidak ada lagi. “Titik hot spot ada 4 di Sumatera Selatan. Kalau di Riau, Jambi dan Sumatera Utara sudah gak ada lagi titik apinya,” ujar Sunardi.

Apalagi, sambungnya, diperkirakan curah hujan akan terus terjadi sampai bulan November mendatang. Karena itupula, hujan deras nantinya akan berpotensi terjadinya angin putting beliung di sejumlah daerah di kota Medan, Deli Serdang dan longsor di daerah lereng pegunungan hingga menimbulkan kebanjiran.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, drg Usma Polita Nasution mengatakan, meski dari laporan belum ada peningkatan penderita penyakit akibat asap, 12 Puskesmas yang ditunjuk selalu siaga dan buka 24 jam. Terlebih saat kabut asap semakin menebal, pihaknya sudah mengimbau untuk lebih meningkatkan kesiagaan.

“Walau selama ini jasa tenaga medis di Puskesmas rawat inap jarang dipakai warga saat libur, setiap Puskesmas harus ada yang piket. Minimal satu orang dokter dan perawat. Harus tetap siaga,” katanya.

Selain menyiagakan tenaga medis di Puskesmas, lanjut Usma, jika dibutuhkan, 39 ambulance Puskesmas yang ada juga bisa digunakan warga untuk kendaraan menuju rumah sakit, pada kasus darurat asap. Warga bisa menghubungi petugas medis setiap Puskesmas agar bisa menggunakan ambulance ini.

Dijelaskannya, berdasarkan pantauan Dinkes, masyarakat kota Medan sudah cukup mengerti langkah mengantisipasi dampak penyakit akibat asap. Setiap beraktivitas di luar ruangan, sudah banyak masyarakat yang menggunakan masker dan penutup mata. Agar terhindar dari penyakit akibat dampak asap ini, Usma mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan pola hidup bersih dan sehat. Disarankan banyak mengkonsumsi air, buah buahan dan sayur-sayuran.

Menurut Usma, sepanjang Oktobber ISPA diperkirakan mengalami kenaikan 10 persen dibanding bulan sebelumnya, meski data belum dilaporkan setiap bulan.

Kepala Seksi Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Medan, Pocut Fatimah Fitri mengatakan, penderita ISPA pada bulan Juli di Medan mencapai 21.566 orang, Agustus capai 20.533 orang dan pada September meningkat menjadi 23.393 orang. “Peningkatan ini belum bisa kita seluruhnya karena asap, memang ada tapi tidak signifikan dan ada penyebab lain. Harus kita teliti lagi,” katanya menambahkan data ini diterima dari 39 Puskesmas yang ada di Medan.

Untuk jumlah penderita ISPA pada Juli 2015 mencapai 21.466 penderita. Sementara itu pada Agustus mencapai 20.533 penderita. “Jumlah penderita ISPA untuk sebulan terakhir ini belum dapat diketahui. Puskesmas tutup buku tiap tanggal 1. Jadi ini masih proses rekap. Biasanya semua data keluar di atas tanggal 10,” ujarnya. (win/pmg/han)

Exit mobile version