Site icon SumutPos

Pegawai Pertagas & Anak Istri Tewas Terpanggang

Foto: Fachrul Rozy/Sumut Pos Jasad Budianto, petugas Pertagas, pasca kebakaran di ruko empat lantai miliknya di Marelan, Medan, Minggu (29/5/2016).
Foto: Fachrul Rozy/Sumut Pos
Jasad Budianto, petugas Pertagas, pasca kebakaran di ruko empat lantai miliknya di Marelan, Medan, Minggu (29/5/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Peristiwa memilukan terjadi di Jalan Kapten Rahmad Buddin, Lingkungan 9, Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan. Budianto (45), pegawai PT Pertamina Gas (Pertagas) tewas terpanggang bersama istri, Sri Hartati (38) dan M Fahri Aziz, anak mereka yang masih berusia 5 tahun.

Jasad ketiga korban ditemukan gosong di kamar pasca ruko lantai empat yang mereka huni dan jadikan usaha Salon Beuaty, dilalap si jago merah, Minggu (29/5) dini hari. Kebakaran yang terjadi sekira pukul 01.30 WIB itu awalnya dipicu oleh bolak-balik padamnya aliran listrik di daerah tersebut.

Karena itu, Budianto lalu mengoperasikan mesin genset yang berada di lantai dua ruko.

Menjelang tengah malam, listrik pun kembali menyala. Korban bersama istri serta anaknya yang sudah terlelap tidur, tidak mengetahuinya. Diduga akibat masin genset masih beroperasi saat lampu menyala, membuat aliran listrik berlebihan. Hal itu juga yang menyebabkan genset itu meledak dan terbakar. Api yang berkobar dengan cepat menjalar ke jaringan instalasi listrik dan barang-barang di dalam rumah korban.

Penghuni baru menyadari setelah mendapati kepulan asap tebal memenuhi seluruh kamarnya. Dalam keadaan panik, Budianto sempat berteriak minta tolong. Namun banyaknya asap membuat dia dan istri berikut putra mereka yang masih balita, pingsan tanpa sempat menyelamatkan diri.”Pak Budi sempat berteriak minta tolong. Tapi karena rumahnya permanen dan menggunakan pintu lapis besi, saya sulit menerobos masuk,” ucap Eddy (38) penjaga malam di rumah korban.

Api yang mulai menjalar ke ruko di sebelah, tempat kedua anak perempuan Budianto tidur, sempat membuat Eddy makin panik. Ia pun lantas beteriak membangunkan serta menyuruh kedua putri Budianto turun dan membuka pintu besi di lantai dasar. Sedangk Budianto, anak serta istrinya tak berhasil turun karena terjebak api.”Dua ruko ini milik pak Budianto, cuma kedua anak perempuannya tidur di ruko sebelah bersama pekerja salon. Kalau dia sama istri dan anak bungsunya tidur di ruko yang terbakar itu,” ungkapnya.

Sebanyak tujuh unit mobil pemadam kebakaran milik Pemko Medan yang tiba di lokasi langsung melakukan pemedaman dibantu warga. Setelah api berhasil dipadamkan, mereka pun naik ke lantai dua untuk mencari keberadaan ketiga korban.

“Kalau dilihat asal api dari dapur di lantai dua, kemungkinan mesin genset yang tidak dimatikan terbakar saat listrik PLN hidup,” sebut Eddy.

Dari dalam rumah ditemukan jasad Budianto, Sri Hartati dan M.Fahri Aziz anak kedua pasutri (pasangan suami istri) ini sudah dalam kondisi gosong. Petugas Polsek Medan Labuhan yang turun ke lokasi langsung mengevakuasi ketiga mayat korban ke RSU dr Pirngadi Medan untuk diotopsi. “Kasihan pak Budianto, dia itu orang baik. Akupun tadinya mau menolong, tapi tak bisa masuk karena pintu besinya terkunci dari dalam,” lirih Eddy.

Kapolsek Medan Labuhan, AKP Yasir Ahmadi SH SIK mengatakan, pihaknya masih menyelidiki penyebab dari terjadinya kebakaran di rumah sekaligus merangkap usaha salon yang menewaskan tiga sekeluarga itu. Namun dugaan sementara pemicu kebakaran dikarenakan hubungan arus pendek listrik. “Dugaan karena arus pendek listrik. Tapi kepastian penyebabnya masih diselidiki dengan mengumpulkan bukti dan saksi. Untuk jasad ketiga korban sudah dibawa ke RSU dr Pirngadi Medan guna diotopsi,” terang Yasir.

DIIRINGI ISAK TANGIS
Kepergian Budianto, istri dan anaknya dalam musibah kebakaran tersebut meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga. Air mata terlihat tak berhenti mengalir saat ketiga peti jenazah (keranda) korban dibawa ke tempat pemakaman umum (TPU) muslim, Jalan M Basir Kelurahan Rengas Pulau, Marelan.

Sumadi, seorang kerabat dari istri korban mengaku tak menyangka Budianto bersama istri dan anaknya meninggal dunia dengan kondisi hangus terbakar.”Ya, tak menyangka saja bisa seperti ini. Padahal, seminggu lalu kami baru jumpa,” katanya. Pun begitu, Sumadi dan pihak keluarga tetap ikhlas menerimanya. Karena peristiwa tersebut menurut dia sudah merupakan suratan takdir dari maha kuasa yang memang harus diterima.

“Itulah takdir, bahkan saat saya jumpa sama Budi tidak terlihat tanda atau firasat dari dia,” tutur Sumadi. Jenazah Budi serta istri dan anaknya yang tiba sekira pukul 12.30 WIB dari RSU dr Pirngadi Medan langsung disholatkan di rumah kakak Sri Hartati di Jalan M Basir, Marelan. Di rumah ini tak terlihat adanya tenda karena ketiga jenazah korban langsung dimakamkan tak jauh dari rumah duka. “Ini rumah kakak istrinya, kalau asal korban dari Banda Aceh. Baru lima tahun mereka tinggal di Marelan, dan anak almarhum ada tiga orang, dua perempuan satu lagi laki-laki yang ikut jadi korban kebakaran,” ungkapnya. (rul/smg/deo)

Exit mobile version