Site icon SumutPos

Tetangga: Semalam Listrik 3 Kali Padam

Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos Ruko empat lantai yang juga tempat Salon Sri, terbakar di Marelan, Minggu (29/5/2016) dinihari.
Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos
Ruko empat lantai yang juga tempat Salon Sri, terbakar di Marelan, Minggu (29/5/2016) dinihari.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Belakangan ini, pemadaman listrik di kawasan Marelan memang sudah kelewat batas, terutama di malam hari. Bayangkan, dalam satu malam saja sedikitnya ada tiga kali pemadaman. Kondisi itu yang membuat warga resah dan kecewa. PT PLN dianggap kurang maksimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat/pelanggan.

“Tadi malam saja (Sabtu,red), ada tiga kali bolak-balik listrik padam. Warga di sini pun sampai kesal,” ucap Rahayu alias Ayu (36), warga Lingkungan 9 Kelurahan Rengas Pulau, Marelan. Warga khawatir, karena pemadaman listrik yang dilakukan oleh PLN itu tidak hanya merusak barang elektronik rumah tangga. Tapi yang paling ditakutkan warga adalah terjadinya kebakaran, seperti yang dialami satu keluarga di rumah tersebut.

“Kalau sudah terjadi seperti ini, apa PLN mau bertanggungjawab. Cocoknya pihak keluarga korban menuntut PLN. Sebab, gara-gara bolak-balik listrik hidup mati nyawa orang melayang,” katanya.

Meski ketiga korban baru 5 tahun tinggal di kampung tersebut, tapi di mata Ayu dan warga lain, Budi dan istrinya dikenal ramah dan baik hati. Bahkan, peristiwa yang tak disangka-sangka terjadi tersebut membuat warga sekitar sedih dan merasa sangat kehilangan.

“Rumah itu juga dibuat usaha kecantikan, namanya Salon Beauty Sri. Yang menjalankan istrinya. Kasihannya lagi, anak mereka masih balita juga ikut jadi korban,” ungkap Ayu.

NIAT SEDEKAHKAN LEMBU
Kepergian Budianto beserta istri dan anaknya masih menyisakan
kenangan bagi Eddy. Apalagi, beberapa hari sebelum kejadian, Budianto sempat berpesan supaya tetap menjaga malam di rumahnya.

“Memang sudah lama aku jaga malam di rumahnya. Cuma tiga hari lalu dia berpesan, agar aku tetap menjaga rumah dan anak-anaknya, tapi aku nggak kepikiran kalau itu adalah pesan terakhir almarhum,” cetus Eddy.

Yang membuat Eddy makin terkenang saat dia dan beberapa pekerja salon dipanggil olehnya. Ketika itu Budianto berniat memotong seekor lembu yang dagingnya akan dibagi-bagikan pada lebaran Idul Firti mendatang.

“Kalau dikenang sedih rasanya. Dia orangnya baik, punya niat baik mau potong lembu untuk disedekahkan sama pekerja dan warga di sini. Tapi itulah, kalau ajal umur tidak ada yang tahu,” tandasnya dengn mata berkaca-kaca. (rul/smg/deo)

Exit mobile version