Site icon SumutPos

Heboh, 6 Ekor Ular Piton di Gorong-gorong

ULAR PITON: Warga mengamankan ular piton  ditemukan  warga Jalan Multatuli Medan, Selasa (13) malam.//Jhonson Siahaan/sumut pos
ULAR PITON: Warga mengamankan ular piton yang ditemukan warga Jalan Multatuli Medan, Selasa (13) malam.//Jhonson Siahaan/sumut pos

MEDAN-Warga Jalan Multatuli, Lorong IV, Kelurahan Hamdan, Medan Maimun mendadak heboh. Pasalnya, warga menemukan enam ekor ular piton dari gorong-gorong. Ular itu kemudian diamankan di rumah seorang warga bernama Zulkifli (50), Selasa (28/8) malam.

Saat ditemukan enam ekor ular piton itu dua ekor panjang 4 meter dan empat ekor panjang 50 centimeter. Warga yang pertama sekali yang menemukan ular tersebut, Fauzi (32) mengaku, saat itu mereka membersihkan rumah pascabanjir bersama anak-anak sekitar. Tiba-tiba anak-anak melaporkan jika mereka menemukan ular di dalam gorong-gorong pipa saluran air yang tergeletak di lokasi proyek.

“Warga berusaha mengeluarkan ular tersebut dengan cara diasapi sambil menyodok-nyodok ular tersebut dengan menggunakan kayu panjang dan bambu,” katanya.

Menurutnya, setelah menunggu hingga pukul 23.00 WIB akhirnya warga berhasil menangkap keenam ular tersebut. Fauzi menambahkan, belum ada warga yang melapor kalau ular tersebut memangsa hewan ternak.

“Sejak banjir kemarin belum ada warga yang melaporkan ternaknya dimakan ular,” ucapnya.
Sementara itu, Zulkifli (50), warga yang menyimpan keenam ular itu di rumahnya mengaku, setelah ditemukan mereka juga sering menemukan sejumlah reptil di daerahnya yang memang menjadi langganan banjir saat hujan deras.

“Di samping ular piton, kami juga sering pula menemukan biawak. Warga di sini pun sudah cukup bersahabat dengan reptil tersebut, bahkan menjadikan reptil-reptil itu sebagai bisnis dadakan,”sebutnya.
Diterangkannya, setiap hujan turun dan saat air reda kembali, banyak binatang reptil yang ditemukan warga.

“Kalau di sini setiap banjir pasti ada saja reptil yang ditangkap warga. Ular piton dan biawak yang paling sering ditemukan warga di sini. Biasanya kalau ada yang dapat langsung dijual dan kalau sampai 4 meter bisa laku harga Rp400 ribu. Kalau yang anakkan biasanya ditampung di tempat saya untuk dibesarkan,” pungkasnya.
Zulkifli mengaku, setiap terjadi banjir pasti sering ada laporan dari warga yang kehilangan ternaknya.

“Reptil-reptil yang bersarang di pinggir sungai maupun yang terhanyut akibat banjir biasanya memangsa ayam yang banyak diternakan warga di kawasan itu. Tapi belakangan ini tak ada warga yang merasa kehilangan ternaknya. Makanya kalau banjir, banyak warga yang berburu ular maupun biawak dan itu lumayan untuk dijual,” ungkapnya. (uma/jon)

Exit mobile version