Site icon SumutPos

Gereja Katolik St Yosef Kembali Dibuka

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos Personel Gegana Brimob Polda Sumut melakukan olah TKP pasca peristiwa teror bom di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep jalan Dr. Mansyur Medan, Senin (29/8).
Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos
Personel Gegana Brimob Polda Sumut melakukan olah TKP pasca peristiwa teror bom di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep jalan Dr. Mansyur Medan, Senin (29/8).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pascaolah tempat kejadian perkara (TKP) di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep Jalan Dr Mansyur, Medan Selayang yang dilakukan Markas Besar (Mabes) Polri bersama Polda Sumatera Utara serta Polresta Medan, polisi mengizinkan gereja kembali dibuka dan sepenuhnya diserahkan kepada pengurus.

“Jadi hari ini, dari tim gabungan yang terdiri dari Polresta Medan, Polda Sumut yang di-back up Mabes Polri, melakukan proses penyelidikan tempat kejadian perkara (PP TKP). TKP sudah kita bersihkan bekas-bekas kejadian kemarin,” kata Kapolresta Medan, Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Senin (29/8).

Mardiaz mengatakan, polisi telah menyerahkan gereja sepenuhnya kepada pengurus untuk dapat diaktifkan kembali melaksanakan ibadah seperti biasanya. Selanjutnya, pihaknya berencana akan menggelar rapat internal guna membahas tentang keamanan rumah-rumah ibadah di Kota Medan. “Untuk motifnya, seperti saya sampaikan kemarin malam, bahwasanya pelaku ini simpatisan dan terinsipirasi daripada kejadian-kejadian yang ada di luar negeri. Sehingga, tersangka ini mendownload dari situs-situs yang ada di internet,” tambah Mardiaz.

Ketua Dewan Pastoral Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Benar Ginting mengatakan, pihaknya akan melakukan sosialisasi dan menghimbau kepada para jemaat untuk tidak takut kembali melakukan ibadah. “Kita akan imbau agar jemaat untuk jangan takut,” katanya.

Selain himbauan dan sosialisasi, sambung dia, pihaknya juga akan tetap menyampaikan kewaspadaan kepada seluruh jemaat. Menurut dia, pihaknya sudah menyampaikan kepada Kapolresta Medan, Kombes Pol Mardiaz Kusin terkait khusus untuk pengamanan kebaktian guna dapat menempatkan personel kepolisian agar membantu pengamanan. Sebab, selama ini hanya dilakukan oleh satgas internal yang dimiliki pengurus Gereja Katolik. “Tadi sudah kita usulkan agar ada personel polisi untuk menjaga keamanan,” ujarnya.

Dibukanya garis polisi ini, Ginting bilang, pihaknya akan membuka kegiatan gereja seperti semula, mulai hari ini. Menurut dia, ada berbagai jadwal kegiatan kebaktian yang digelar di gereja itu tiap minggunya. “Mulai hari ini, langsung dibuka kembali. Ada kebaktian mahasiswa, ada karismatik dan lainnya setiap minggu,” sebutnya.

Komandan Kodim 0201/BS, Kolonel Inf Ridwan Maulana menyatakan, pihaknya turut membantu polisi dalam semua kegiatan pengamanan. Menurut dia, antisipasi pun jua dilakukan guna hal serupa tak kembali terjadi.

“Tadi Pak Kapolres menyampaikan akan ada pertemuan dengan FKUB, penjaga masjid dan sebagainya, mudah-mudahan itu dilaksanakan oleh internal dulu. Artinya yang di mesjid, yang di vihara, yang di gereja, kemudian di back up. Nanti di back up, Kapolsek ada Koramil. Sama-sama antisipasi. Kapolres akan mengumpulkan dan mengingatkan kembali. Artinya sama-sama mengingatkan kembali,” tandasnya.

FKUB Sepakat tak SARA
Terpisah, untuk meredam komentar beragam di media sosial yang dinilai justru memicu konflik horizontal. Majelis Agama dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumut menandatangani kesepakatan bahwa kejadian tersebut tidak ada kaitannya dengan SARA.

Hasil kesepakatan pada Rapat Koordinasi Badan Kesbangpolinmas Sumut dengan Majelis Keagamaan se Sumut di kantor Kesbangpolinmas, Senin (29/8), meminta semua pihak menjaga sarana dan prasarana rumah ibadah dari gangguan pihak tidak bertanggungjawab.

Hadir dalam rapat tersebut, Ketua FKUB Sumut Dr Maratua Simanjuntak, Ketua FKUB Medan Drs H Palit Muda Harahap, MA, perwakilan Kanwil Kemenag Medan Syafaruddin Lubis, Ketua MUI Medan Prof Mohd Hatta, perwakilan Walubi Sumut Budi SE dan Sutjipto, Keuskupan Agung Medan Pastor Bonaventura Gultom OFMCONV, PHDI Sumut Pandita M Chandra Bose, S.Sos, Matakin Sumit JS Tevi Tandijono, PGI Sumut Pdt Hotman Hutasoit, MTj dan Sekum MUI Sumut Ardiansyah MA.

“Majelis-majelis agama dan forum kerukunan beragama di Sumut sepakat menyatakan bahwa peristiwa yang terjadi kemarin tidak ada kaitannya dengan SARA. Karena pekerjaan pelaku bukan didorong karena satu keyakinan agama, dan bukan karena disuruh oleh salah satu agama. Yang kita lihat hanya upaya-upaya kriminilitas yang dilakukan terhadap Pastor tersebut,” ujar Maratua Simanjuntak.

Para tokoh lintas agama itu juga sepakat menjaga nama baik Sumut yang dikenal kondusifi meskipun terdapat berbagai macam suku dan agama. Sehingga mereka berharap besar kepada pengguna media soial dan media massa agar turut serta menjaga kerukunan umat beragama di Sumut.

Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Ideologi dan Kewaspadaan Bangsa Kesbangpolinmas Provsu Drs Sudarto MAP mengapresiasi langkah cepat FKUB dan majelis agama turut serta membantu pemmerintah dalam menciptakan suasana kondusif di Medan.

“Kita berharap dengan adanya kesepakatan bersama ini kondisi keamanan tetap kondusif dan masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan isu dan kabar-kabar yang ingin memecah belah kita,” ujar Sudarto. (ted/bal/ril)

Exit mobile version