Site icon SumutPos

Ejek Anak SBY, Demokrat Tak Anggap Ruhut Lagi

Foto: Mustafa Ramli/Jawa Pos Ketua DPP Demokrat, Ruhut Sitompul.
Foto: Mustafa Ramli/Jawa Pos
Ketua DPP Demokrat, Ruhut Sitompul.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perseteruan elit Partai Demokrat dengan Ruhut Sitompul makin panas. Saling serang “berbalas pantun” dipertontonkan di hadapan publik. Kali ini giliran Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan dan Roy Suryo buka suara.

Syarief Hasan menegaskan, partainya sudah tidak menganggap Ruhut Sitompul sebagai anggota lagi. Hal itu setelah Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) disebut oleh Ruhut sebagai tukang parkir.

“Partai Demokrat sudah tidak menganggap Ruhut,” ujar Syarief ketika duhubungi, Kamis (29/9).

Dia menambahkan, masyarakat dan internal Partai Demokrat sudah bisa menilai bagaimana arogansi dari Ruhut Sitompul.

Karenanya, sudah ada alasan kuat bagi Ibas untuk mempersilahkan Ruhut keluar dari partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu. Apalagi, kata dia, Ruhut tidak taat terhadap perintah partai agar kadernya membantu memenangkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

“Kepribadiannya dan perilakunya jauh dari etika dan kesopanan Partai Demokrat,” tegasnya.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat lainnya, Roy Suryo juga menyebut Ruhut sudah tidak dianggap lagi oleh Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Mantan menteri pemuda dan olah raga itu menambahkan, Ruhut sudah dua dua bulan lalu tidak dilibatkan lagi dalam kegiatan-kegiatan PD. Karenanya, pengakuan Ruhut sebagai politikus PD kesayangan SBY jelas tidak benar.

“Kalau masih ngaku-ngaku biar publik ketawa saja deh menilai sikapnya. Dia cari-cari panggung saja,” tegasnya.

Kalaupun Ruhut mengaku sebagai menteri politik, hukum dan keamanan di PD, Roy menepisnya. Sebab, Ruhut hanya sebagai ketua divisi. “Dia itu hanya salah satu ketua divisi, jadi tidak samalah. Saya senyum saja, biar masyarakat yang menilai,” katanya.

Roy juga yakin, partainya pasti menjatuhkan sanksi pemecatan terhadap Ruhut Sitompul. Pasalnya, manuver Ruhut sudah tidak bisa dimaafkan lagi. Ditegaskannya, Komite Pengawas dan Dewan Kehormatan PD yang menangani proses pemecatan Ruhut.

“Dulu saya anggota dewan kehormatan. Sekarang saya sudah jadi waketum. Saya tahu itu (pemecatan, red) sedang diproses di sana (dewan kehormatan, red),” ujarnya.

Menurut Roy, pernyataan Ruhut yang menyebut putra SBY, Edhie Baskoro alias Ibas selevel tukang parker, jelas tidak bisa dimaafkan. Padahal, Ibas adalah ketua Fraksi PD di DPR yang juga menaungi Ruhut.

“Masa dia (Ruhut, red) sampai mengatakan ketua fraksi kami, Mas Ibas tukang parkir. Itu ‘kan sudah keterlaluan,” tegas Roy.

Mantan menteri pemuda dan olahraga itu menambahkan, kesalahan Ruhut menyelang elite PD bukan sekali ini saja. Sebab, Ruhut yang duduk kini di Komisi III DPR pernah menyebut Nurhayati Ali Assegaf dengan sebutan Mbak Lampir.

Ruhut juga pernah menyerang dua elite PD lainnya, yakni Syafier Hasan dan Amir Syamsuddin. Roy sendiri juga jadi sasaran Ruhut. “Semua orang diserang kita senyum saja. Orang kader semacam itu buat apa di partai?” kata Roy dengan nada kesal.

Pria asal Yogyakarta itu pun meyakini pemecatan Ruhut tak akan berimbas pada elektabilitas partainya.

Sebab, pihak yang menuntut agar Ruhut dipecat juga kader-kader PD di bawah.

“Mulai dari Indonesia Timur, Barat, Papua, Aceh itu banyak yang (menyuarakan) petisi. Hampir semua WA (WhatsApp) grup di dalam internal rata-rata berisi itu (pemecatan Ruhut, red). Sudah kelihatan dan masyarakat juga sudah bisa menilai,” pungkas Roy.

Sementara, mantan Ketua DPC Demokrat Cilacap, Tri Dianto meyakini waktu Ruhut di partai bintang mercy tidak lama lagi. “Saya yakin partai (Demokrat) akan pecat Ruhut,” kata loyalis mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum itu saat dihubungi, Rabu (28/9).

Tri meyakini SBY tidak akan tinggal diam dengan pernyataan Ruhut itu. Terlebih, orang yang diserang Ruhut adalah putra SBY sendiri. “Pernyataan Ruhut itu tergolong sangat keras,” kata juragan jamu di Cilacap itu.

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) Max Sopacua‎ menyatakan, partainya sedang mengukur kadar kesalahan Ruhut Sitompul. Sanksi untuk politikus nyentrik itu pun tergantung pada kadar kesalahannya.

“Kalau ini dilakukan dengan sengaja berarti ada pelanggaran. Sekarang berat ringannya pelanggaran biar diputuskan oleh komisi pengawas yang nanti diserahkan kepada dewan kehormatan untuk menetapkan sanksinya,” kata Max.

Mantan anggota DPR itu menegaskan, semua kader PD telah menandatangani fakta integritas. Salah satu isi pakta integritas itu adalah kewajiban bagi kader PD melaksanakan keputusan partai.

Max menambahkan, Komisi Pengawas PD sedang bekerja untuk mengkaji kesalahan-kesalahan Ruhut. Namun saat ditanya apakah Ruhut bakal dipecat, mantan penyiar TVRI itu belum berani memastikannya.

“Persoalan pemecat kader ada mekanismenya. Komisi pengawas mungkin sedang membahas masalah ini. Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah selesai,” katanya.

Lantas apa komentar Ruhut atas petisi pemecatan itu? “Kalau orang-orang yang otaknya korupsi, pasti mengamini,” katanya seperti diberitakan JawaPos.Com, Kamis (29/9).

Anggota Komisi III DPR itu menegaskan, jika ada pihak yang memintanya mundur maka cara berpikirnya seperti tukang parkir. Termasuk Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, anak bungsu SBY yang kini memimpin Fraksi PD DPR.

“Itu dia yang aku bilang tukang parkir. Mundur-mundur, kiri-kiri, hop (setop), gopek (lima ratus rupiah), Pak,” sebut dia.

Ruhut pun tidak akan menarik pernyataannya yang menyebut pola pikir Ibas seperti tukang parkir. “Siapa pun, selama aku benar, nggak ada yang gua takutin,” tegasnya.

Karenanya, Ruhut siap jikalau nanti Komite Pengawas PD memanggilnya. “Aku santai aja, aku bukan penjilat. Kapan aku nggak pernah siap?” ucap legislator asal Medan itu.

Bagaimana jika PD akhirnya tetap mengeluarkan keputusan pemecatan? Ruhut menegaskan bahwa dirinya punya peran membesarkan PD.

“Demokrat aku yang besarkan. Kalau aku gak ada, kebayang Demokrat jadi apa. Apalagi Ahok menang. Rakyat kan cerdas. Ruhut kok dipecat, taunya dia yang benar, partai apa itu,” pungkasnya.(jpg/adz)

Exit mobile version