Site icon SumutPos

Oktober Puncak Hujan, BMKG Khawatirkan Bencana

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Sejumlah bocah mandi di genangan banjir di kawasan Kampung Aur Medan, Senin (30/11/2015). Banjir dari luapan sungai yang disebabkan tingginya curah hujan, mengakibatkan ratusan rumah warga di Kota Medan terendam banjir hingga ketinggian 1 meter.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Sejumlah bocah mandi di genangan banjir di kawasan Kampung Aur Medan, Senin (30/11/2015) tahun lalu. Banjir dari luapan sungai yang disebabkan tingginya curah hujan, mengakibatkan ratusan rumah warga di Kota Medan terendam banjir hingga ketinggian 1 meter.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan pada Oktober ini merupakan puncak musim hujan. Masyarakat diminta mewaspadai segala bentuk bencana seperti banjir, angin puting beliung, dan juga longsor.

“Oktober ini intensitas curah hujan sangat tinggi. Sesuai prediksi kita (BMKG, Red), hingga selama tiga pekan Oktober 2016 adalah puncak musim hujan di tahun ini,” kata Kepala Bidang Data BMKG Sumut I Sunardi, Kamis (29/9).

Menurut BMKG, curah hujan yang tinggi ini akan terjadi di wilayah Pantai Timur, sedangkan sebagian lagi akan menerpa Pantai Barat. “Sumatera Utara pada umumnya akan mengalami curah hujan yang sangat tinggi, terutama juga Kota Medan,” katanya.

Meski demikian, memasuki akhir Oktober mendatang BMKG memprakirakan curah hujan dalam tahap sedang. Bahkan pada November nanti trennya cenderung menurun. “Dua minggu Oktober mendatang memang intensitas hujan akan luar biasa karena itu adalah puncaknya. Namun setelah itu trennya akan menurun hingga memasuki November,” ujarnya.

Pascadua minggu Oktober, pihaknya akan kembali evaluasi perkiraan cuaca di wilayah Sumut. “Untuk itu kami menyarankan agar masyarakat senantiasa menjaga kebersihan lingkungan. Di samping itu juga harus mewaspadai bencana yang terjadi diakibatkan cuaca esktrem saat ini,” pungkasnya.

Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur Kota Medan, Kamis (28/9), menyebabkan sejumlah pohon bertumbangan. Tak hanya itu, bilboard di persimpangan Jalan Juanda juga turut tumbang pada malam harinya. Amatan Sumut Pos, awalnya papan iklan besi itu masih dalam posisi miring dan membahayakan pengguna jalan. Meski demikian, Dinas Tata Ruang Tata Bangunan (TRTB) Kota Medan sudah mengamankan billboard tersebut pada malam itu juga. “Ya, sudah kita amankan semalam,” kata Kabid Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang Dinas TRTB Indra Siregar, Kamis (29/9). Dia mengaku hanya di ruas itu saja adanya billboard yang tumbang. Menurutnya angin kencang saat hujan deras turun kemarin malam, menyebabkan papan reklame menjadi miring. “Cuma di sana saja dan itu sudah kita amankan,” tambahnya.

Selain sejumlah pohon dan billboard, peristiwa angin kencang kemarin juga menyebabkan 1 unit rumah di Jalan Platina 1, Kelurahan Titipapan rusak. Rumah milik Supriati itu mengalami kerusakan dibagian atap saat peristiwa angin kencang. “Alhamdulillah korban jiwa nihil,” kata operator Pusdalops BPBD Kota Medan Tobri Hadibroto.

Begitupun pohon tumbang pada Kamis (29/9) masih terjadi akibat hujan deras disertai angin kencang kemarin. Diantaranya di Jalan Yos Sudarso depan Kantor Lurah Kota Bangun, dan di Jalan Pulau Harapan Ujung, Kelurahan Sitirejo I yang menimpa rumah warga.

Menurut Kepala Seksi Penghijauan Dinas Pertamanan Kota Medan, Desy Anthoni, pohon tumbang pada kemarin malam dan siang hari sudah berhasil dievakuasi pihaknya bersama tim dari BPBD.

“Sudah diamankan dan sampah juga sudah diangkut. Sebanyak 60 petugas kami diturunkan untuk mengevakuasi pohon-pohon yang tumbang tersebut, termasuk yang di Jalan Pulau Harapan Ujung sudah dikerjakan dan dibersihkan, berkat koordinasi dengan camat,” katanya saat dikonfirmasi Sumut Pos.

Dia menyebut, terdapat beberapa titik pohon tumbang saat hujan deras mengguyur Kota Medan kemarin. “Diantaranya di Jalan Adam Malik, Jalan Yos Sudarso, Jalan Pinang Baris, Jermal 7, Sisingamaraja, dan Jalan Kapten Jamil, Medan Tembung. Beberapa di antaranya juga ada, cuma kondisinya hanya patah batang,” sebutnya.

Kadis Pertamanan Zulkifli Sitepu mengatakan, mengantisipasi cuaca ekstrem seperti ini pihaknya bersama Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan terus bersinergi untuk melakukan pemangkasan pohon. Diakuinya kalau sudah banyak pohon-pohon tua berada di Kota Medan yang harus segera dipangkas.

“Bersama Distanla kami masih terus melakukan pemangkasan pohon. Karena mereka yang tahu pohon mana saja yang tidak produktif lagi, sehingga harus cepat untuk dipangkas,” katanya.

Sementara, angin puting beliung kembali menghantam rumah warga di Jalan Platina I Gang Mushola Lingkungan 9 Kelurahan Titipapan Kecamatan Medan Deli. Akibatnya, atap rumah dihuni keluarga, Suparti (59) mengalami kerusakan, Kamis (29/9) kemarin.

Informasi diperoleh Sumut Pos menyebutkan, angin puting beliung sebelumnya muncul pada saat hujan deras melanda kawasan ini. Tak berapa lama, angin kencang datang dan menghantam rumah tersebut. Akibat kejadian itu, atap rumah Suparti terangkat hingga terlempar sejauh sepuluh meter. Namun, dalam musibah alam ini, penghuni rumah tidak mengalami cedera.”Syukurnya tidak ada yang terluka. Cuma kerusakan pada atap rumah
saja,” ucap, Suparti. Atas kejadian tersebut, warga bersama kepling setempat memberitahu pihak kelurahan, dan diteruskan melaporkan musibah bencana alam itu ke pemerintah kecamatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kota Medan.

Lurah Titipapan, Anshari Hasibuan mengakui rumah warganya di Lingkungan 9 mengalami kerusakan akibat diterpa angin puting beliung. Namun, kerusakan dimaksud telah diperbaiki.”Atap rumah yang terangkat dan rusak akibat angin puting beliung, sudah diperbaiki. Untuk korban jiwa atau cedera tidak ada,” katanya
Tidak itu saja, beberapa hektare tanaman padi di Pasar 4 Lingkungan 9 Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan, terendam banjir. Peristiwa ini terjadi akibat tanggul parit AMD jebol pascadiguyur hujan, Kamis (29/9) kemarin. Genangan air mencapai 30 sampai 60 sentimeter merendal belasan hektar persawahan di Kelurahan Rengas Pulau, hingga menuju ke perbatasan Kelurahan Terjun. Selain karena hujan, banjir juga dipicu besarnya debit air kiriman yang mengalir di sekitar parit AMD hingga meyebabkan tanggul jebol.”Lahan tanaman padi hampir rata tersapu banjir. Ini disebabkan benteng (tanggul) parit AMD jebol,” ujar, Suparmin (46) seorang petani.

Akibatnya, warga petani berencana untuk memanen lebih awal padi yang mereka tanam. Meski sebenarnya masa panen tinggal menunggu waktu sekitar satu bulan lagi.”Ruginya mesti dipanen lebih awal. Itu saja,” ungkapnya.

Lurah Rengas Pulau, H Irawan Daniel Nasution mengatakan, pihaknya bersama BPBD Kota Medan, telah berupaya memperbaiki kerusakan tanggul parit AMD dengan menutup sementara menggunakan goni berisi tanah.”Tanggul yang jebol sudah diperbaiki. Ada 150 goni berisi tanah digunakan untuk menutup tanggul yang rusak,” kata, Daniel.

Katanya, jebolnya tanggul parit dimaksud hanya merendam areal persawahan, dan tidak sampai merambah ke permukiman warga sekitar.”Rumah warga tidak ada yang kebanjiran. Sebab, begitu kejadian langsung diperbaiki,” terangnya.(prn/rul/azw)

Exit mobile version