Site icon SumutPos

Empat Girder Jatuh, Tol Paspro Rubuh

Foto: Mokhamad Zubaidillah/Radar Bromo/JPG
Girder Flyover Proyek Tol Pasuruan-Probolinggo yang ada di Desa Cukurgondang, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, yang ambruk, Minggu (29/10) siang. Kejadian mengakibatkan 1 pekerja tewas dan 2 luka-luka.

GRATI, SUMUTPOS.CO – Pengerjaan proyek flyover tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro) di Dusun Genu’an, Desa Sumberdawesari, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, kemarin (29/10), memakan korban. Seorang mekanik PT Waskita Karya bernama Heri Sunandar (47), warga Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, tewas tertimpa girder (balok baja, Red) di antara dua penyangga.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bromo (Grup Sumut Pos), kemarin para pekerja akan memasang girder keempat pada proyek yang menjadi satu paket dengan pekerjaan tol Paspro tersebut. Tiga girder lainnya sudah terpasang sehari sebelumnya, yakni Sabtu (28/10).

Rencananya, girder keempat hingga keenam akan dilakukan kemarin juga. Tapi baru dipasang sekitar pukul 09.00. Sebanyak 17 pekerja berada di lokasi untuk mengerjakan proyek tersebut. Untuk memasang girder keempat, dua unit crane yang masing-masing kapasitasnya 250 ton dan 150 ton disiapkan.

Setengah jam kemudian, dua crane tersebut mengangkat girder seberat 100 ton. “Saat instalasi girder keempat, kemungkinan crane-nya tergoyang hingga girder-nya terjatuh mengenai tiga girder yang telah terpasang. Akibatnya, seluruh girder patah dan ambruk,” ujar Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Rizal Martomo.

Tentu saja, runtuhnya empat girder tersebut membuat para pekerja panik. Apalagi, mereka mengetahui jika ada pekerja yang tertimpa girder tersebut. Polsek Grati yang mendapat informasi ambruknya girder, langsung menuju lokasi. Saat itu, ratusan warga juga sudah terlihat menyemut di lokasi kejadian.

Polisi langsung mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan memasang police line. “Kami langsung memasang police line di sekeliling lokasi. Agar semua pihak yang tidak berkepentingan, tidak mendekat. Karena lokasi masih berbahaya bagi mereka,” tegasnya.

Setelah itu, tim identifikasi Polres Pasuruan Kota diterjunkan. Selain melakukan pemeriksaan TKP, mereka juga melakukan identifikasi terhadap keberadaan korban. Hasilnya, ada tiga korban yang berhasil diidentifikasi. Satu di antaranya dinyatakan tewas, yakni Heri Sunandar (43).

Sumber koran ini menuturkan, saat itu Heri berusaha menyelamatkan diri begitu mengetahui ada girder yang patah. Namun, usahanya gagal. Ia tewas setelah tubuhnya tertimpa girder.

Tak hanya korban tewas, ada dua korban lainnya yang menderita luka-luka. Yakni Sugiono (47), warga Probolinggo yang merupakan sopir pikap PT Waskita Karya yang mengalami patah kaki kanan; serta Nurdin (35), warga Sumatera Selatan, tukang las dari PT Pancang Sakti, yang mengalami luka di punggung.

Proses evakuasi seluruh korban memakan waktu cukup lama. Untuk korban Heri dan Sugiono, petugas menggunakan crane untuk mengangkat girder yang menimpa mereka. Nyawa Sugiono lebih beruntung. Karena saat itu ia berada di dalam pikap. Baik Heri maupun Sugiono kemudian dibawa ke RSUD Soedarsono, Kota Pasuruan. Belakangan, Sugiono dirujuk ke RSUD Bangil. Sementara itu, Nurdin yang mengalami patah tulang punggung, kabarnya dilarikan ke RSUD dr Mohamad Saleh, Kota Probolinggo.

Foto: Mokhamad Zubaidillah/Radar Bromo/JPG
Sugiono, sopir mekanik yang sebelumnya terjepit dalam mobil pick up berhasil dievakuasi. Korban yang diketahui sebagai sopir mekanik ini berhasil diselamatkan. Kejadian ambruknya girder flyover proyek Tol Pasuruan-Probolinggo yang ada di Desa Cukurgondang, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Minggu (29/10) mengakibatkan 1 pekerja tewas dan 2 lainnya luka-luka.

Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra S Atmawidjaja mengatakan, berdasarkan penjelasan PT Waskita Karya, girder di Kecamatan Grati itu dalam proses pemasangan dengan menggunakan dua unit crane berkekuatan 250 ton dan 150 ton.

“Pemasangan sudah dimulai sejak hari Sabtu dan telah menyelesaikan pemasangan tiga girder,” kata Endra saat dihubungi kemarin.

Endra menjelaskan, setelah tiga girder tersebut terpasang, proses pengikatan kemudian dilakukan dengan memasang bracing. Keesokan harinya, girder keempat menyusul dipasang. Saat girder keempat tersebut sedang diatur untuk ditempatkan pada dudukannya, girder tersebut mengenai girder yang telah terpasang.

“Itu yang menyebabkan tali crane putus dan girder ketiga menyentuh girder lain yang sudah terpasang dan berakibat keempat girder jatuh secara bersamaan,” ungkap Endra.

Terkait dengam insiden tersebut, Kementerian PUPR telah menurunkan tim untuk melakukan evaluasi desain, tes, dan metode kerja yang dilakukan oleh kontraktor. Kementerian PUPR juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat untuk penanganan korban lebih lanjut.

Endra mengatakan, pihaknya meminta seluruh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan kontraktor pelaksana untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk menghindari kejadian serupa.

“Kami juga meminta BUJT dan kontraktor pelaksana untuk menyusun langkah-langkah pengendalian dan meningkatkan pengawasan pelaksanaan metode kerja dan prosedur K3  dilakukan secara ketat dalam kegiatan konstruksi jalan tol,” kata Endra.

Melalui keterangam resmi, Kadek Oka, Project Manager PT Waskita Tol Paspro saat pers rilis menegaskan, pihaknya tak akan lepas tangan terhadap kondisi korban kecelakaan kerja tersebut. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan bertanggungjawab penuh. Terlebih untuk korban tewas.

“Kami akan memberikan santunan dan pengurusan asuransi dalam tanggungjawab kami sepenuhnya. Kami juga akan menanggung beban keluarga, dimana korban memiliki seorang anak. Seluruh biaya pendidikan kami tanggung hingga tuntas,” terang Kadek dihadapan awak media. Saat ini, jenazah Heri dalam proses pemulangan ke rumah duka di Kalimantan Timur.

Sedangkan untuk dua korban yang mengalami luka berat, juga masih menjadi tanggung jawab perusahaan. “Kami beri santunan, bantuan asuransi dan pengobatan hingga tuntas,” katanya.

Dia juga mengaku telah melakukan upaya penanganan di lapangan agar tidak membahayakan pekerja lain. Yakni mensterilkan lokasi kejadian dengan membuat membuat pagar pengaman keliling lokasi dan menutupnya dengan terpal.

“Kami juga menambahkan rambu-rambu di sekitar lokasi kejadian, menjaga lokasi kejadian, dan berkoordinasi dengan pihak keamanan,” kata dia.

Jalan tol Pasuruan-Probolinggo sepanjang 31,3 kilometer merupakan bagian dari jalan tol Trans Jawa. Ruas tol tersebut rencananya sudah bisa dilewati masyarakat pada akhir 2018 mendatang. Proyek jalan tol itu dimulai pada 2016 dengan nilai kontrak Rp 2,9 triliun.

Pembangunan proyek ini terdiri dari tiga seksi. Yakni seksi 1 sepanjang 8 kilometer melewati Grati-Nguling, seksi 2 perbatasan Nguling, Pasuruan-Sumberasih, Probolinggo sepanjang 6 kilometer, dan seksi 3 Sumberasih-Leces sepanjang 17,3 kilometer. (tom/rf/and/jpg/ril)

Exit mobile version