Site icon SumutPos

Kenduri di Medan Denai, Tiga Orang Terbakar

Foto: Amri/PM Korban terbakar akibat minyak lampu oplosan, dalam sebuah kenduri di Medan Denai, dirawat di rumah sakit.
Foto: Amri/PM
Korban terbakar akibat minyak lampu oplosan, dalam sebuah kenduri di Medan Denai, dirawat di rumah sakit.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Eka Jaya (43) dan Esi Kumalasari (40) sontak menjerit, tubuhnya melepuh. Keduanya terbakar saat menghidupkan tungku untuk memasak daging saat kenduri (pesta) penabalan nama anak abangnya.

Tidak hanya mereka. Seorang warga juga ikut mengalami luka bakar saat berupaya menolong keduanya. Pria tersebut adalah Adam. Tangannya disambar api ketika memberikan handuk basah kepada Eka dan Esi.

Ceritanya, Kamis (30/1) pagi, kedua korban dan beberapa kerabat berkumpul di Jalan Tangguk Bongkar 11, Kec. Medan Denai untuk membantu persiapan acara kenduri yang digelar abang mereka.

Dalam persiapan tersebut, Eka dan Esi dipercayakan mengurus bagian masak memasak. Setelah daging yang akan dimasak dipastikan bersih, mereka pun menyusun kayu di tungku lalu meletakkan kuali di atasnya.

Berikutnya, Eka membakar kayu yang telah disiram minyak lampu dengan menggunakan mancis. Di sini lah petaka itu muncul. Begitu kayu terbakar, tiba-tiba suara mirip meriam terdengar hingga membuat orang di sana terkejut.

Foto: Amri/PM
Eka, korban terbakar akibat minyak lampu oplosan, dalam sebuah kenduri di Medan Denai, dirawat di rumah sakit.

Detik berikutnya, suasana berubah menjadi panik. Pasalnya, api membesar seiring suara ledakan tersebut. Eka pun terbakar. Api juga menyambar Esi yang kebetulan berada sekitar 1 meter dari tungku. Keduanya sontak berteriak kepanasan sembari meminta tolong.

Warga yang mengetahui kejadian tersebut langsung berusaha menolong. Namun besarnya api membuat warga tak berani mendekat. Dalam kebingungan itu, Adam memberanikan diri mengambil resiko.

Pria ini mengambil handuk dan membasahinya lalu memberikannya kepada kedua korban. Akibatnya, tangan Adam mengalami luka bakar. Pun begitu usahanya tidak sia-sia. Api yang membakar Eka dan Esi berhasil dipadamkan. Berikutnya, warga melarikan kedua korban yang masih meronta-ronta kepanasan ke RS Muhamadiyah.

Setibanya di rumah sakit, Esi tampak pingsan karena tidak sanggup menahan luka bakar yang dialaminya. Sementara Eka terus merintih kesakitan. Rintihan itu pula yang membuat dokter dan suster menjadi panik.

Untuk menenangkan Eka, beberapa suster berinisiatif mengipasinya. “Ampun, aduhhh sakit kali. Panas…, tolong…,” teriak Eka dengan posisi mengangkang karena luka bakarnya cukup parah.

Saat bersamaan dokter mengolesi sekujur tubuh Eka dengan salep pengering luka bakar. “Eka mengalami luka bakar 60 persen, sedangkan Esi 40 persen,” ungkap dokter bernama Doni. Rencananya kedua korban segera dirujuk ke RSU Pirngadi Medan.

Sementara itu korban lainnya yakni Adam dipastikan pulang lebih awal. Adam menyebutkan kalau tangannya mengalami luka bakar saat berusaha memadamkan api yang membakar Eka dan Esi.

“Begitu melihat api, aku langsung mengambil handuk dan membasahinya. Selanjutnya aku peluk si Eka pakai handuk basah itu. Setelah api padam, aku beralih memeluk Esi,” bebernya.

Terpisah, Kapolsek Percut Seituan, Kompol Yudi Prianto Sik mengaku belum mendapat laporan terkait kejadian tersebut. “Nanti kita cek ya. Anggota belum ada monitor,” ujarnya. (mri/ras)

Exit mobile version