Site icon SumutPos

Umat Islam Diimbau Salat Gerhana Bulan

Persiapan Gerhana Bulan : Sejumlah petugas sedang memeriksa dan menyiapkan peralatan Teleskop di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Selasa (30/1). Taman Ismail marzuki Jakarta mengahadapi peristiwa Gerhana Bulan telah menyiapkan 19 Teleskop untuk pengamatan dan pendokumentasian. Foto : Toni Suhartono/Indopos

SUMUTPOS.CO – KETUA Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan, M Hatta mengimbau Umat Islam melaksanakan Salat Sunat Gerhana Bulan. Sebab, Salat Khusuf ini merupakan sunnah Rasulullah apabila terjadi Gerhana Bulan.

Menurutnya, Rasulullah menganjurkan dari mulai terbitnya gerhana, sampai berakhirnya, dilaksanakan beberapa hal, yakni salat, berdoa dan berzikir yang tujuannya tidak lain untuk mengingat kuasa Allah. Ditegaskannya, segala sesuatu yang terjadi merupakan kekuasaan Allah.

“Itu bukan tanda dari sesuatu musibah atau ada yang meninggal. Itu semata-mata kekuasaan Allah. Pada masa Rasulullah, ketika itu anak beliau meninggal saat terjadi gerhana. Pada waktu itu, orang heboh mengatakan bahwa itu tanda-tanda karena anak Rasulullah meninggal. Rasul bilang bukan, tapi karena kekuasaan Allah. Karenanya, hendaklah kamu salat kemudian berdoa sampai dengan berakhirnya gerhana itu,” ungkap  Hatta kepada Sumut Pos, kemarin.

Dikatakannya, Salat Sunat Gerhana Bulan agak berbeda sedikit cara pelaksanaannya dengan salat biasa. Untuk 1 rakaat 2 kali rukuk, membaca Al-Fatiha dan surah seperti biasa. Jadi dia menekankan dalam Salat Khusuf, dua rakaat dengan empat rukuk, diakhiri dengan khutbah tentang penjelasan kekuasaan Allah. “Rasulullah menganjurkan untuk itu, bahwa kita salat dan berdoa. Berarti ada sesuatu yang tersimpan di sana. Bahwa doa kita pada saat seperti itu dengan zikir kita yang tepat, Insya Allah akan dikabulkan Allah permohonan kita,” tandasnya.

Wali Kota Medan Dzulmi Eldin juga mengajak  umat Muslim Kota Medan melaksanakan Salat Khusuf pada saat terjadinya gerhana bulan malam ini, Rabu (31/1). Dipastikan, seluruh wilayah di Indonesia, termasuk Kota Medan akan mengalami gerhana bulan. “Sebagai hamba-Nya, tentunya kita dianjurkan untuk melaksanakan Salat Sunah Gerhana. Selain menegakkan salat, Rasullah  juga mengajak umatnya untuk memperbanyak zikir, istighfar, doa, sedekah serta amal zariah tatkala peristiwa gerhana bulan terjadi,” kata Dzulmi Eldin.

Di samping itu, dia juga berharap agar seluruh warga juga mendoakan agar Kota Medan tetap aman dan kondusif, serta dijauhkan dari segala bentuk musibah maupun bencana. “Melalui  doa yang disampaikan itu, insya Allah Kota Medan yang kita cintai ini menjadi rumah kita bersama yang aman, nyaman, tertib, religius dengan masyarakatnya yang sejahtera,” harapnya.

Sementara itu, sekitar 2.000-an Umat Muslim di Belawan akan melakukan Salat Gerhana Bulan secara berjamaah di Masjid Jamik, Jalan Slebes, nanti malam. Dewan Pimpinan Pusat Kesatuan Aksi Umat Islam (DPW – KAUMI), H Irfan Hamidy mengatakan, seluruh elemen umat Islam yang ada di Belawan telah mempersiapkan diri untuk melaksanakan Salat Gerhana Berjamaah dengan imam Ustadz H Syamsul yang sekaligus memberikan tausiyah. “Salat Gerhana yang kita lakukan, merupakan rasa syukur kita adanya fenomena kebesaran Allah SWT. Selain itu, untuk mengajak masyarakat Belawan lebih tawakal,” terang Irfan.

Dikatakan pria yang juga menjabat Ketua BKM Masjid Jamik Belawan ini, Salat Jamaah Gerhana telah disosialisasikan kepada seluruh elemen masyarakat melalui pesan singkat dan undangan. “Mudah-mudahan ada 2.000 umat Islam yang akan melakukan Salat Gerhana ini. Semoga ini menjadi harapan baru bagi masyarakat Belawan untuk menjauhi maksiat dan bahaya bala atau bencana,” ungkapnya.

Sementara, Camat Medan Belawan Ahmad SP mengatakan, dengan terlaksananya Salat Gerhana dapat memberikan harapan baru bagi masyarakat Belawan untuk menciptakan rasa aman, nyaman dan berbudaya. “Semoga Allah dapat mengabulkan apa yang kita cintakan untuk Belawan. Dengan adanya nilai – nilai agama dapat mempererat silaturahim dapat terjalin demi kemajuan Belawan,” harap Ahmad.

Sementara, hampir seluruh kabupaten kota di Sumut, termasuk yang umat muslimnya minoritas seperti Tapanuli Utra, Tobasa dan Samosir, menggelar salat sunat gerhana, Rabu (31/1) malam. ” Kalau laporan tertulis, yang akan menggelar salat sunat gerhana baru Binjai, Langkat dan Tebingtinggi. Namun yang melapor via Whats App, hampir semua akan menggelarnya, ” ungkap Kepala Urais Kanwil Kemenag Sumut, Dahman Hasibuan, Selasa (30/1) siang.

Dijelaskan Dahman, pihaknya hanya menerima surat edaran dan Kementerian Agama untuk diteruskan ke Kemenag kabupaten/kota. Dalam surat tersebut, dikatakannya untuk menyerukan salat gerhana saat terjadi gerhana pada 31 Januari 2018. Namun, ternyata diakui Dahman seruan itu disambut positif karena dibsejumlah wilayah menggelar Shalat Sunnah Gerhana pada 1 tempat terpusat. Begitu juga dengan Mesjid-Mesjid, turut bakal menggelar Shalat Sunnat Gerhana. “Namun sejauh ini saya belum tahu di mana saja pelaksanaan Shalat Sunnat Gerhana dipusatkan. Karena ini bukan seperti Shalat Ied, ” tambahnya.

Selain surat edaran, dikatakan Dahman turut dikirmkan ke Kantor Kemenag Kabupaten/Kota di Sumatera Utara, tata cara Shalat Sunnat Gerhana dan juga isi khutbah setelah selsai Shalat. Disebut Dahman, khutbah berisikan tentang kekuasaan dan kebesaran Allah, untuk semakin mendekatkan diri pada Allah, ikhlas menolong sesam dan selalu menjaga dan ramah kepada lingkungan. “Untuk itu kita mengimbau seluruh Ummat Islam untuk melaksanakan Shalat Sunnat Gerhana. Setidaknya dilaksanakan di Mesjid-Mesjid sekitar masing-masing, ” tandas Dahman. (ain/prn/fac/adz)

Exit mobile version