Site icon SumutPos

Nenek Linglung Dituduh Ingin Menculik Anak-anak

Penculikan anak-anak-Ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Personel Polsek Medan Kota mengamankan Rosliana Boru Sinambela (56). Warga Jl Pintu Air Medan Kota itu diamankan di Jl Kemiri, tepatnya Pajak Simpang Limun karena dituding warga ingin mencuri anak, Kamis (30/3) pukul 09.00 Wib.

Keterangan yang dihimpun, pagi itu Rosliana berkeliling di Pajak Simpang Limun. Dia kemudian mendekati dua bocah kakak beradik yang sedang berjualan kantong plastik bernama Romantri Br Sinaga (11) dan Natalia Br Sinaga (10). Rosliana memberikan 1 amplop berisi uang Rp5.000 kepada Romantri Br Sinaga.

Selanjutnya anak tersebut berlari dan menemui ibunya yang tidak jauh dari kedua anak tersebut berjualan. Keduanya memberitahukan kepada ibunya Hotma Boru Hutabarat (38), warga Jl Seksama, Medan, bhawa mereka diberi uang oleh nenek-nenek (opung-opung). Mendengar pengaduan anak itu, ibunya dan seorang tukang rokok memberitahukan kepada warga kalau anaknya mau diculik.

Spontan, warga yang ada di sekitar heboh dan mendatangi Rosliana yang masih berbelanja di pajak tersebut. Selanjutnya warga yg ada di pajak tersebut membawa Rosliana ke kantor lurah yang ada di sekitar pajak dan menghubungi Babinkamtibmas Bripka Eva. Rosliana dan kedua anak tersebut bersama dengan orangtuanya di bawa ke Polsekta Medan Kota.

Hasil pemeriksaan polisi tak cukup bukti bahwa Rosliana mau menculik anak. Hal itu berdasarkan keterangan kepling dan saksi-saksi. “Rosliana memang sering linglung dan juga suka memberi uang kepada anak-anak yang dimasukkan amplop,” kata seorang penyidik.

Sementara itu, warga Kota Medan mengaku was-was.” Takut jugalah. Semogalah nggak ada penculikan anak di Medan,” kata seorang warga.

Ibnu Hasibuan, penjual pulsa mengaku, takut juga. “Semoga aman ajalah daerah kita bang,” ucapnya.

Kapolsek Medan Sunggal, Kompol Daniel Marinduri mengaku, terus melakukan pencegahan dibantu pihak kelurahan. “Babinkantibmas dengan lurah diimbau apabila ditemukan mencurigakan segera laporkan,” kata Daniel.

Sebelumnya Babinkamtibmas Mapolsek Medan Baru juga sudah telah melakukan door to door system (DDS)  mengimbau kepada pemilik yayasan panti asuhan untuk tidak mudah percaya terkait isu yang beredar tentang penculikan anak.

Juga mengimbau kepada warga untuk melaporkan kepada polisi jika melihat ada orang yang mencurigakan di lingkungannya.

Foto: Tekwasi/PM
Camat Dolat Rayat, Tetap Ginting menggelar rapat Kamtibmas yang dihadiri Kapolsek Tiga Panah, AKP Dearma Munte, Danramil Kapt J Surbakti, UPTD, Babinsa serta seluruh Kepala Desa se-Kecamatan Dolat Rayat di aula kantor Camat, Sabtu (24/3) lalu, mengantisipasi isu penculikan anak.

Di Karo, Camat Dolat Rayat, Tetap Ginting menggelar rapat Kamtibmas yang dihadiri Kapolsek Tiga Panah, AKP Dearma Munte, Danramil Kapt J Surbakti, UPTD, Babinsa serta seluruh Kepala Desa se-Kecamatan Dolat Rayat di aula kantor Camat, Sabtu (24/3) lalu.

Camat mengajak masyarakat agar mengaktifkan kembali poskamling di setiap desanya. “Warga harus tetap tenang, jika ada orang asing yang masuk ke desanya tanyakan maksud dan tujuannya. Jangan main hakim sendiri jika ditemukan orang asing yang mencurigakan. Serahkan ke pihak berwajib, warga diharapkan menjalin komunikasi dengan desa lainnya. Begitu juga dengan polisi terdekat,”imbaunya.

Danramil Tigapanah dalam kesempatan itu mengatakan, masyarakat harus tetap waspada dan menjaga lingkungan dan anak-anaknya agar tetap aman. “Para orangtua diharapkan agar mengingatkan anak-anaknya untuk tidak berbicara dan mau diajak oleh orang yang tidak dikenal. Orangtua harus meluangkan waktu mengontrol anak-anaknya di sekolah,”ujarnya. Bila ada gelagat yang mencurigakan segera hubungi

polisi terdekat dan Babinkamtibmas agar bisa diselesaikan dengan cara baik. Jangan terprovokasi dan main hakim sendiri.

Camat Simpang Empat,  Hendrik Tarigan, AP M Si juga mengajak  Kapolsek, Danramil, KepalaSD se- Kecamatan Simpang Empat, Kepala UPT Dinas Pendidikan dan kepala desa, Rabu (29/3) menggelar rapat agar tidak menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat di wilayah pemerintahannya.

Camat berpesan agar seluruh lapisan masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan menjaga keamanan anak-anak.  Begitu juga para guru di sekolah hendaknnya mengawasi gerak gerik orang-orang asing yang mendekati sekolah.

“Anak-anak diberikan edukasi agar jangan ingin diajak atau ditawari sesuatu oleh orang yang tidak dikenal. Sebisannya guru mencegah anak-anak keluar dari areal sekolah pada jam pelajaran. Bagi Kepala Desa dapat meningkatkan siskamling, dan patroli desa guna memberikan rasa nyaman kepada masyarakat. Kenali juga orang-orang baru yang masuk daerah kita dan bila perlu wajib lapor diperketat. Ingat, jangan langsung main hakim sendiri jika ada yang mencurigakan,” imbaunya.

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arrist Merdeka Sirait

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arrist Merdeka Sirait mengatakan, seluruh elemen harus andil dalam masalah penculikan ini. “Seluruh elemen harus meningkatkan kewaspadaannya. Kasus ini sudah menjadi fenomena nasional, dan menjadi ketakutan di masyarakat,” jelasnya.

Arrist menjelaskan, maraknya percobaan penculikan anak untuk tujuan dugaan penjualan organ tubuh, yang terjadi seminggu terakhir ini juga telah menyedot perhatian publik dan telah membuat masyarakat resah dan ketakutan.

“Fakta menunjukkan bahwa percobaan penculikan anak telah telah terjadi di berbagai tempat di tanah air dengan modus yang sama berpura-pura sebagai pengemis, menderita gangguan jiwa, pedagang makanan dan mainan anak keliling masuk kampung keluar kampung keluar dan para terduga pelaku telah banyak pula yang diamankan oleh otoritas lingkungan dan pihak kepolisian dan sebaran peristiwanya juga merata di kota maupun di kampung-kampung dan di daerah padat penduduk (slume area),” jelasnya.

“Sekalipun belum terdapat bukti pelaku  penculikan anak untuk tujuan penjualan organ tubuh yang ditahan dan ditangkap apatatur hukum, Komisi Nasional Perlindungan Anak sebagai institusi pelaksana tugas dan fungsi keorganisasian dari Perkumpulan Lembaga Perlindungan Anak (LPA). Dan juga sebagai pusat yang memberikan pelayanan promosi, pemenuhan dan perlindungan anak di Indonesia mendesak agar masyarakat waspada terhadap penculikan anak untuk dugaan penjualan organ tubuh,” terangnya.

Untuk fenomena ini, Arris mengakui telah mendapatkan informasi tentang organ-organ anak yang diperjual belikan. Walaupun kebenarnya masih simpang siur, dia terus mengingatkan kepada masyarakat untuk mengajari anaknya tetap waspada.

Arrist juga mengingatkan seluruh otoritas lingkungan dan apatatur penegak hukum serta masyarakat wajib waspada dan masing-masing kampung atau desa segera saling menjaga dan melindungi anaknya di masing-masing kampung dan di masing-masing rumah dan sekolah. (oki/esi/cr-7)

Exit mobile version