Site icon SumutPos

Korban Pulang, Polisi Masih Mengusut

Pembakaran di Barak Tambang Emas di Madina

MEDAN- Warga Hutagodangmuda mengaku nekat membakar seluruh logistik dan barak milik PT Sorikmas Mining (SM) di Tor Sihayo karena Solatiyah (19) tertembak di lengan kiri. Atas peristiwa ini, warga dan sejumlah mahasiswa mendesak Kapoldasu segera menghukum polisi yang menembak Solatiyah.

Seorang warga, Syahrin (56), kepada Metro Siantar (grup Sumut Pos), Senin (30/5), menjelaskan, sebelumnya warga sepakat mendatangi barak untuk menyampaikan aspirasi dan meminta PT SM agar menghentikan operasi tambangnya.

Hal itu mengingat kekhawatiran warga akan musibah dan bencana yang akan ditimbulkan operasi tambang PT SM itu beberapa tahun kemudian.

“Kami naik ke gunung hanya untuk menyampaikan aspirasi,” sebut Syahrin.

Ungkapan Syahrin ini diamini Suardi (35), dan 10 orang warga lainnya. Menurut Suardi, warga yang berjumlah sekitar 500-an lebih itu naik gunung sekitar pukul 07.00 WIB menuju barak PT SM di Tor Sihayo yang berjarak kurang lebih kurang 10 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 4 jam.

“Saat itu posisi kaum perempuan berada di depan, sebelum tiba ke barak PT SM sekitar puluhan meter lagi polisi meletuskan tembakan beruntun beberapa kali. Namun, perempuan yang berada di depan tidak takut samasekali dengan letusan senjata api itu. Bahkan, mereka semakin semangat menuju barak, lalu melanjutkan langkahnya. Setiba di pintu masuk, polisi melarang dengan mengarahkan senjata api ke arah warga dan tiba-tiba terdengar letusan senjata api lagi, sesaat kemudian Solatiyah terjatuh dan lengan kirinya bersimbah darah. Ternyata peluru polisi menancap di lengannya,” beber Suardi.

Dilanjutkannya, akibat tembakan polisi yang mengenai seorang gadis, warga spontan melakukan perlawanan terhadap polisi.

“Kami hanya ingin menduduki barak PT SM itu, tetapi polisi main tembak, gak heran warga mengamuk dan melakukan perlawanan. Setelah itu, polisi lari ke bawah dan kami tak mengejar lagi,” ujarnya.
Sementara, Polda Sumut membentuk tim untuk mengusut bentrok di PT SM. Selain itu, polisi juga menyelidiki siapa provokator dalam peristiwa tersebut.

“Saat ini kita sedang membentuk tim menyelidiki motif masa yang melakukan pengrusakan di tambang emas itu, serta akan memanggil sejumlah saksi untuk dimintai keterangan guna mencari provokator,” kata Kabid Humas Polda Sumut AKBP Heru Prakoso, Senin (30/5).

Saat disinggung adanya salah seorang warga yang terkena peluru aparat, Heru mengatakan, pihaknya juga sedang menyelidiki kebenaran informasi itu. Sebab hasil keterangan dari Puskesmas Siabu tempat korban dirawat usai kejadian menyatakan, diluka korban di dapati bekas jahitan.

“Kita akan melakukan identifikasi, terhadap korban Solafiyah yang terkena tembakan. Karena saat dibawa ke Puskesmas Siabu, Penyabungan, luka itu sudah ada di ketiak sebelah kiri dan sudah ada jahitannya,” ucap Heru.
Lanjut Heru, setelah dibawa ke rumah sakit Penyabungan untuk mengidentifikasi bekas luka korban, ternyata Solafiyah sudah meninggalkan RS sekitar pukul 17.00 WIB. “Sore hari dia langsung pulang ke rumah tanpa ada izin,” terang Heru.

Masih Heru, jika memang luka tersebut bekas tembakan dari oknum Polri. Berarti itu peluru karet yang terpantul dari tembakan peringatan personel Brimob.

”Sebab sesuai prosedur ketetapan (protap), jika ada aksi masa yang telah menjurus anarkis, maka petugas harus melakukan tembakan peringatan ke atas. Jika tetap tak terkendali, baru dilakukan tembakan ke bawah dan itupun hanya peluru karet,” terangnya.

Terpisah, Koordinator Kontras Sumut Muhammad Rizal dan Direktur Insides (Institute of Security and Defense Studies-Lembaga Studi Pertahanan dan Keamanan) Sumut Muhammad Fadhli Sudiro, mengutuk keras penembakkan dilakukan oknum petugas di barak PT SM, Minggu (29/5) lalu. Dikatakan Rizal, aksi demo warga Desa Godang Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal, merupakan aksi damai. Namun dalam aksi tersebut, peluru petugas justru mengenai warga sipil.

“Kami dengan tegas meminta Kapolda Sumut untuk mengusut kasus penembakkan tersebut. Seorang ibu terkena tembakkan senjata api petugas dan oleh masyarakat masih disimpan,” katanya.

Tambah M Fadhli S, aksi penembakkan itu seharusnya tidak terjadi jika petugas tidak berpihak kepada PT Sorik Mas Mining. (wan/ann/smg/adl/jon/mag-7)

Exit mobile version