Site icon SumutPos

Obat Terapi Covid Mulai Langka di Medan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Medan Bobby Nasution mengakui, terjadinya kelangkaan sejumlah obat dan multivitamin khusus terapi imunitas Covid-19 di Kota Medan. Sebagai langkah antisipasi, Pemko Medan telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan.

“Yang agak sedikit hilang di pasaran itu bukan oksigen, tapi obat anti virus. Cuma ini sudah kita sampaikan ke Kementerian Kesehatan untuk ditingkatkan produksinya, berbarengan dengan kebutuhan vaksin (di Kota Medan),” kata Wali Kota Medan, Bobby Nasution kepada wartawan, Jumat (30/7).

Ketika dipertanyakan soal kelangkaan obat imunitas Covid-19 dan multivitamin yang diduga kuat karena adanya praktik penimbunan, menurut Bobby hal itu tak mungkin terjadi. Dikatakannya, efek ping-pong dari lonjakan paparan Covid-19 secara nasional, berimbas ke Kota Medan, salah satunya kelangkaan obat-obatan yang dimaksud.

“Ketika kemarin, Jawa dan Bali itu langka, tabung oksigen termasuk obat-obatan kebanyakan disuplai ke sana semua. Yang biasanya itu disuplai merata, misalnya 1.000 dibagi rata, karena di sana gawat-gawatnya jadi yang di luar Jawa-Bali hanya disuplai 200. Nah seperti itu. Efeknya baru dirasakan sekarang, bukan kemarin. Karena peningkatannya baru sekarang di Sumatera khususnya Medan. Nah itulah dia efek ping pong tadi. Untuk menjaga kita dari PPKM darurat, oleh karena itu tetap yang darurat diutamakan,” ungkapnya.

Terpisah, Ketua Komisi II DPRD Medan Surianto SH alias Butong, mendesak Pemko Medan dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Medan, untuk melakukan koordinasi lintas sektor perihal kelangkaan sejumlah obat dan multivitamin khusus terapi imunitas Covid-19 di pasaran. Pasalnya, kelangkaan obat dan multivitamin ini dapat memicu meningkat serta melonjaknya angka pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Medan.

“Kita minta dinas terkait melakukan pengawasan ketat terkait kelangkaan obat dan multivitamin tertentu itu. Kalau memang gak ada obatnya, harus dicari solusinya. Tapi kalau ada dugaan penimbunan, polisi harus turun tangan,” kata Butong, Jumat (30/7).

Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Medan ini juga menambahkan, dinas-dinas terkait harus bisa berkolaborasi dengan semua elemen masyarakat untuk mengawasi peredaran obat dan multivitamin terapi khusus Covid-19. Sebab, terang Butong, kerja sama itu tidak hanya pada dinas tertentu melainkan semua unsur harus dilibatkan demi satu tujuan, yakni, menekan penyebaran Virus Corona di Kota Medan.

“Dinas terkait dan Polisi bisa memonitoring di mana kendala kelangkaan obat dan multivitamin ini. Karena persoalan kelangkaan ini bukan tanggungjawab Pemko Medan saja, tapi masyarakat harus ikut andil dalam mengawasi peredarannya,” pungkasnya.

Sebelumnya diketahui, sejumlah apotik di Kota Medan mengaku tidak memiliki stok obat terapi imunitas khusus Covid-19 seperti Oseltamivir, Favipiravir, Azithromycin, Acetylcysteine. Sementara kelangkaan juga terjadi pada sejumlah produk multivitamin, seperti Holisticare Ester-C, D3 5000 UI, Enervon-C, Zegavit dan Becom-C. (map)

Exit mobile version