Site icon SumutPos

Dialiri Sumber Air Panas Alami dari Perut Bumi

TEBINGTINGGI- Sepintas Masjid Al Hikmah tak tampak berbeda dengan keberadaan masjid lainnya di Kota Tebingtinggi. Namun siapa sangka setelah berada di dalam lingkungannya, masjid yang terletak di simpang tiga Jalan Pahlawan Lingkungan II Kelurahan Pasar Gambir Kota Tebingtinggi ini menyimpan keunikan tersendiri.  Ya, Masjid Al Hikmah diyakini masyarakat sekitar sebagai satu-satunya masjid yang memiliki sumber air panas dari dalam bumi.

AIR PANAS: Masjid Al Hikmah terletak  Jalan Pahlawan Kota Tebingtinggi memiliki sumber air panas  keluar dari  bumi.
AIR PANAS: Masjid Al Hikmah terletak di Jalan Pahlawan Kota Tebingtinggi memiliki sumber air panas yang keluar dari dalam bumi.

Informasi yang diterima, Masjid Al Hikmah dibangun pada tahun 1960-an. Pembangunan masjid tersebut diprakarsai oleh Hakim Mahidin. Inisiatif pembangunannya sendiri timbul dari keinginan masyarakat sekitar karena tidak memiliki tempat beribadah umat muslim yang berukuran besar namun hanya sebuah musala dengan ukuran kecil yang dulunya berlokasi sekitar 300 meter dari lokasi Masjid Al Hikmah sekarang.

Sumber air panas dari dalam bumi ini dibangun pada masa zaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1928 lalu. Hingga kini selain di lokasi masjid, juga ditemui beberapa titik air panas di Kota Tebingtinggi yakni kompleks sekolah dasar Jalan Rumah Sakit Umum Dr Kumpulan Pane, dan depan Ramayana Jalan Taman Bahagia Kota Tebingtinggi, di Jalan Tamrin Kota Tebingtinggi.

“Inilah keunikan Masjid Al Hikmah, satu-satunya masjid di Kota Tebingtinggi yang mempunyai sumber air panas peninggalan zaman penjajahan Belanda,”terang saksi sejarah yang juga warga sekitar, Abdul Wahab Dalimunthe (68) kepada Sumut Pos,saat ditemui beberapa waktu lalu.
Manurut Abdul Wahab, air panas dari dalam bumi ini dialirkan langung ke bak penampungan tempat mengambil wudu. Bahkan air panas ini bilangnya, tak pernah berhenti mengalir sehingga penampungan air layaknya dapur umum yang terus mengepulkan asap.

“Tak jarang air panas ini juga dimanfaatkan warga untuk mandi saat akan melaksanakan waktu salat subuh. Apalagi konon katanya, air panas yang keluar dari perut bumi itu bagus untuk kesehatan terutama bagi orang yang mengalami sakit gatal-gatal (alergi),”paparnya.

Ternyata yang membuat air panas ini semakin diminati warga, karena tidak adanya aroma belerang yang keluar dari dalam tanah tersebut, tetapi seperti air tawar umum lainnya. Dahulunya, kenang Wahab,  pipa tersebut menjulang tinggi sekitar 3 meter, tetapi karena terus mengeluarkan air, maka pihak perusahaan air minum daerah Kota Tebingtinggi melakukan penyambungan pipa untuk digunakan,  kemudian disalurkan kepada masyarakat. Lokasi air panas tersebut tepat di depan bagunan masjid.

“Memang air panasnya tidak seperti dahulu, sekarang panasnya sudah sedikit berkurang,”jelas Abdul Wahab.

Kembali ke bangunan masjid, menurut Abdul Wahab, bangunan masjid yang terletak di persimpangan tiga simpang Deblod Sundoro ini dahulunya dibangun semi permanen dengan menggunakan batubata untuk pondasi dinding dan menggunakan kayu sebagai dinding bangunannya. Seiring berjalannya waktu, pembangunan Masjid Al Hikmah terus mengalami peningkatan dan telah telah melewati pemugaran dua kali.
Masjid Al Hikmah dengan luas sekitar 400 meter persegi ini juga dilengkapi dengan bangunan perpustakaan yang sudah cukup tua. Sayangnya, peninggalan barang-barang lama peninggalan masjid ini sudah tidak ditemukan karena habis dimakan zaman, bahkan para pengurus masjid banyak yang sudah meninggal.

Kini, selain dipakai untuk melaksanakan salat 5 waktu, masjid ini juga dipergunakan untuk melaksanakan rapat pengurus masjid.
Selain itu juga, tak jarang Masjid Al Hikmah dijadikan tempat persinggahan bagi para musafir yang melintas.
“Karena letaknya strategis menuju jalan ke Pematang Siantar, jadi banyak para musafir yang melaksanakan sholat disini, bahkan para musafir tersebut heran melihat sumber air panas yang tak pernah berhenti mengalir,”papar Abdul Wahab. (ian)

Exit mobile version