Site icon SumutPos

Silaturahmi dan Istiqomah

TEBING TINGGI- Waka Polres Tebing Tinggi Kompol Safwan Khayat Mhum didampingi Bimas Polres Tebing Tinggi Aiptu Sayifuddin, mengunjungi tokoh agama sekaligus menjalankan silatuhrami dalam rangka cipta kondusif bersama tokoh agama.

Tokoh agama yang dikunjungi adalah Buya Toad dari Tarikad Naqsyahbandiah di Jalan Pandan, Kelurahan Tambangan, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi, Kamis (29/12).

“Kita sebagai polisi jangan pernah meninggalkan ulama dan umara, karena mereka adalah penyambung lidah masyarakat,” jelas Kompol Safwan Khayat Mhum kepada Sumut Pos.

Kekondusifan suatu kota tergantung dengan peran ulama dan umara, karena para ulama di daerahnya akan menjadi panutan masyarakat, sebagai tempat pengaduan masyarakat apabila terjadi gejolak-gejolak horizontal ditangah-tengah warga.

“Maka, jalinlah silatuhrami terhadap tokoh agama dibarengi dengan rasa istiqomah,” harap Safwan.
Sementara itu, Buya Toad mengatakan, sebelumnya polisi enggan datang bersilatuhrami dengan para ulama, setelah terjadinya penyerangan Mapolsek Hamparan Perak oleh teroris, maka polisi secara berlahan mulai mendekati dan merangkul ulama dan umara.

“Dalam agama Islam, silatuhrami sesama manusia sangat dianjurkan, kerena dengan bersilatuhrami bisa memperpanjang umur kita,” ucap Buya Toad dengan merdu.

Polisi, kata Buya Toad, dulu terkesan beringas didepan masyarakat, tetapi kenyataan polisi itu adalah sahabat dan sekaligus pengayom masyarakat, cuma masalah pendekatan kepada tokoh adat, agama, masyarakat dan ulama dulunya jarang dilakukan.

“Ke depan, polisi diharapkan selalu merangkul dan jalin hubungan baik dengan ulama dan umara, mereka (ulama) adalah tempat penyampaian aspirasi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Buya Toad yang menggunakan sorban putih berharap kepada penegak hukum dan muspida lainnya agar menjalin kerjasama yang baik, karena dengan terjalinnya hubungan silatuhrami, maka hubungan harmonis akan terjalin. “Kunci utama dalam kehidupan bermasyarakat dan untuk menghilangkan salah persepsi, adalah silatuhrami dan tak lupa semua itu harus dilakukan dengan istiqomah,” papar Buya.  (mag-3)

Exit mobile version