Site icon SumutPos

Pertandingan Iman

Oleh:   Pdm. Edison Sinurat STh

2 Timotius 4:7-8 “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.”

Pertandingan iman. Sesungguhnya semua kita yang percaya kepada Yesus Kristus sedang berada dalam sebuah gelanggang pertandingan. Kita bukanlah penonton di tribun melainkan pemain yang sedang berusaha menyelesaikan pertandingan dengan baik. Setiap orang harus berusaha untuk memenangkannya. Kepada Yohanes, murid yang dikasihi Tuhan dalam kitab Wahyu dinyatakan bahwa gereja harus memperoleh kemenangan sebelum dikaruniakan mahkota kehidupan dan berbagai-bagai karunia.

“Barangsiapa menang….” Merupakan kalimat penegasan kepada ketujuh jemaat di Asia Kecil yang merepresentasikan keadaan gereja Tuhan secara universal. Gereja dituntut harus memenangkan pertandingan itu. Setiap kita sesuai dengan kasih karunia Allah sesuai dengan panggilan kita, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab pelayanan, termasuk di dalam pertangingan ini. Setiap orang percaya, baik itu pemimpin gereja, anggota jemaat, penginjil, guru sekolah minggu atau apa saja, masing-masing memiliki spesifikasi pelayanan yang berbeda-beda. Apa pun itu, lakukanlah dengan setia dan tidak asal bekerja. Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh sembari memperhatikan mutu/kualitasnya.

Rasul Paulus menasihati anak rohaninya, Timotius agar meneruskan pertandingan itu berhubung dia sendiri sudah akan mengakhiri bagiannya. Ajalnya sudah mendekat pada usia tuanya. Ia telah menyelesaikan pertandingan iman dengan baik. Ia melukiskan hidup Kristennya dengan istilah peperangan. Dia telah berperang melawan iblis, keburukan orang Yahudi dan kafir, Yudaisme, dan kebejatan dalam gereja, guru-guru palsu, pemutarbalikan Injil, keduniawian dan dosa.

Dia juga telah menyelesaikan pertandingannya di tengah pencobaan dan godaan dan tetap setia kepada Tuhan dan Juruselamatnya selama hidupnya. Paulus sudah memelihara iman pada masa-masa ujian yang berat, keputusasaan yang hebat dan banyak kesusahan baik ketika diserang oleh guru palsu maupun ditinggalkan oleh sahabat.
Paulus tidak pernah mengurangi kebenaran asli Injil. (Alkitab Penuntun). Timotius, yang masih sangat belia dalam usia, dituntut banyak dalam meneruskan perjuangan bapa rohaninya. Sebagaimana Paulus, begitulah kita semua dalam pengiringan kita kepada Kristus Kepala Gereja. Tidak sedikit tantangan bahkan bukan saja dari luar tetapi dari dalam juga merupakan tantangan yang perlu diwaspadai. Ini semua memerlukan ketetapan hati dan kesetiaan kepada Juruselamat itu.

Dalam surat Ibrani, dijelaskan bahwa dalam pertandingan iman, kita diawasi, diperhatikan, disoroti oleh banyak sekali saksi-saksi bagaikan awan yang terus memantau kita dalam gelanggang tersebut.

Salah satu penyebab kegagalan meraih kemenangan tersebut ialah dosa yang harus ditanggalkan dari kehidupan kita. Hidup dipimpin Roh akan meminimalisasi kehidupan yang dipimpin oleh daging dan dosa. Kalau mau menang dalam pertandingan tersebut, kita harus mengarahkan pandangan dan fokus kepada Kristus Yesus. Ia pernah mengalami segala kesulitan, tantangan dan penderitaan yang hebat. Jikalau kita memandang terus kepada-Nya, maka kita akan sadar bahwa ternyata yang kita alami belum seberapa. Itu juga akan menyemangati kita dalam gelanggang yang disaksikan oleh saksi-saksi yang bagaikan awan mengelilingi kita duduk dalam ‘tribun’.

Karena Paulus tetap setia kepada Tuhannya dan Injil yang dipercayakan kepadanya, maka Roh Kudus bersaksi kepadanya bahwa persetujuan Allah dan “mahkota kebenaran” tersedia bagi dia di sorga. Di sorga Allah sudah menyiapkan pahala bagi semua orang yang setia pada kebenaran.

Bukan hanya kepada Paulus, melainkan semua orang percaya yang merindukan kedatangan-Nya. Orang Kristen zaman Perjanjian Baru sangat merindukan kedatangan Tuhan untuk mengambil mereka dari bumi agar bersama dengan Dia selama-lamanya. Puji Tuhan. (*)

Exit mobile version