Site icon SumutPos

Jokowi: Kekuatan Kita adalah Perbedaan

Foto: VOA/Andylala Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers di Istana Merdeka Jakarta Senin (13/6), soal pembatalan Perda bermasalah.
Foto: VOA/Andylala
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers di Istana Merdeka Jakarta.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kerusuhan yang berujung pembakaran sejumlah vihara dan kelenteng di Tanjungbalai ternyata mendapat perhatian serius dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Presiden mengaku setiap saat telah dilapori Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian terkait kerusuhan yang terjadi di Kota Kerang tersebut.

Menurut Jokowi, begitu mendapat informasi tentang kerusuhan tersebut, dia langsung menginstruksikan Kapolri untuk turun langsung ke lokasi kejadian. “Kapolri saya perintahkan langsung untuk detik itu juga turun ke lapangan menyelesaikan, terutama mengumpulkan tokoh-tokoh. Sehingga jangan sampai isu-isu SARA seperti itu melebar ke mana-mana,” kata Jokowi kepada wartawan usai membuka Pameran Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan, di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (1/8).

Dari peristiwa tersebut, menurut Kepala Negara seperti dilansir dari laman setkab.go.id, kita semuanya harus belajar dari kasus ini bahwa semuanya harus mengayomi.

“Yang mayoritas mengayomi yang minoritas, yang minoritas juga saling bertoleransi, karena ini kekuatan kita, ini adalah keberagaman. Kekuatan kita ini adalah perbedaan. Kekuatan kita ada di situ,” tegasnya.

Jokowi bersyukur, karena pihak-pihak yang terkait dengan terjadinya aksi kerusuhan, yang berujung pada pengrusakan sejumlah tempat ibadah Budha itu sudah melakukan pertemuan. Ia berharap, mudah-mudahan sudah tidak ada masalah setelah ini.

Pemerintah, tegas Jokowi, akan menindak tegas semua yang bertindak anarkis, termasuk di dalamnya yang main hakim sendiri, karena masalah SARA di negara ini harus betul-betul ditiadakan.

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto bergerak cepat mencegah meluasnya aksi kerusuhan di Tanjungbalai. Meski situasi sudah kondusif, namun Wiranto meminta aparta keamanan tetap siaga penuh.

Mantan Panglima TNI itu memerintahkan agar aparat beserta muspida setempat melakukan langkah persuasive secara terpadu. Langkah itu diambil untuk mencegah terjadinya gelombang aksi susulan.

Wiranto juga mengingatkan masyarakat bahwa Indonesia merupakan negara Pancasila, sekaligus sebagai negara demokrasi yang bernafaskan kebebasan. ’’Namun bukan kebebasan mutlak, melainkan kebebasan yang ada batasnya,’’ pesannya. Dia berharap kebebasan tidak disalahartikan yang bisa menyebabkan terganggunya kebebasan orang lain.

Peristiwa kerusuhan Tanjungbalai sangat disesalkan karena sebenarnya hanya bersumber dari masalah sepele. Yakni, miskomunikasi antara dua warga. Aksi yang terjadi setelahnya malah memperbesar masalah, karena terjadi perusakan, penyerangan, dan pembakaran oleh warga.

Wiranto meminta masyarakat Tanjungbalai agar bersama-sama menghentikan pertikaian. “Biarkan dan hormati aparat keamanan dalam menyelesaikan persoalan,” tambahnya. Dia menjamin aparat bakal menyelesaikan masalah tersbeut dengan cara-cara yang adil, bijak, dan menenangkan.

Pimpinan DPR juga menyayangkan kerusuhan bernuansa SARA yang terjadi di Kota Kerang ini. “Kita sangat menyesalkan terjadinya tragedi yang bernuansa SARA di Tanjungbalai,” kata Wakil Ketua DPR, Fadli Zon.

Ia mengingatkan, jangan sampai kerusuhan di Tanjungbalai meluas ke daerah lain. Karenanya, aparat penegak hukum diminta tetap berjaga-jaga.

“Kita tidak boleh membiarkan berbagai koflik bernuansa SARA ini membesar. Ini akan memicu kerusuhan dan sebagainya,” tegasnya.

Sejauh ini, langkah antisipasi dari aparat penegak hukum dinilainya sudah tepat dalam menghentikan dan melokalisir konflik berbau SARA. “Seperti api yang masih kecil. Harus segera dipadamkan, jangan dibesarkan,” tukasnya.

Sebelumnya, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan juga menyesalkan terjadinya aksi kerusuhan yang berujung pada pembakaran rumah ibadah ini. “Hal seperti ini tak boleh terjadi lagi,” kata dia di Jakarta.

Zulkifli heran, kerusuhan tersebut bisa terjadi di Indonesia. Sebab, menurutnya, Indonesia selama ini dikenal dengan toleransi dalam keberagamannnya.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang saling menghormati dalam perbedaan. Apapun latar belakang suku maupun agamanya, kita adalah satu Bangsa Indonesia,” terangnya.

Zulkifli meminta kepada seluruh elemen masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dan tetap menahan diri. “Mari kita hidup berdampingan secara damai. Merajut kebhinekaan merupakan tugas kita bersama,” sambung Ketua Umum PAN ini. “Kita akan menjadi bangsa yang kuat kalau kita menghargai keragaman,” tandasnya. (jpnn/ilu)

Exit mobile version