Site icon SumutPos

Bantuan Dunia Mengalir untuk Sulteng

istimewa
RUSAK: Atap sebuah pusat perbelanjaan di Kota Palu, Sulteng, rusak berat usai diguncang gempa yang terjadi pada Jumat (28/9) lalu.

SUMUTPOS.CO – PARA pemimpin dunia menyatakan belasungkawa dan kesiapan untuk membantu Indonesia dalam menangani korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Hal ini diungkapkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hingga Presiden Tiongkok Xi Jinping melalui akun twitter.

“Turki siap untuk melakukan segala daya untuk membantu Indonesia menyembuhkan luka-lukanya,” kata Erdogan di Twitter, Minggu (30/9) Ia juga turut berdoa untuk saudara-saudara di Indonesia yang menjadi korban tewas karena tsunami dan gempa. Sehari sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Turki menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dalam bencana alam, mengatakan Turki siap untuk memberikan bantuan yang diperlukan.

Dilansir dari Xinhua, Yayasan Bantuan Kemanusiaan Turki telah mengirim lima orang tim bantuan darurat ke daerah-daerah yang terkena bencana di Indonesia. Selain itu, Xi Jinping juga mengaku terkejut dengan adanya gempa dan tsunami di wilayah Sulawesi Tengah itu. Pemerintah Cina melalui Palang Merah mereka juga sudah memberikan bantuan sebesar USD 200 ribu ke Palang Merah Indonesia.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyampaikan belasungkawa atas peristiwa yang memilukan tersebut. Ia menyampaikannya kepada Presiden Jokowi. Sehubungan dengan terjadinya gempa bumi dan tsunami di wilayah pulau Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 lalu, Abe merasa ikut sedih dan prihatin atas bencana yang menimpa Indonesia.

“Saya merasa sangat sedih mendengar berita bencana gempa dan tsunami yang menimpa Sulawesi Tengah telah menyebabkan korban jiwa dan kerusakan yang besar,” kata Abe dalam keterangan pers yang disampaikan Kedutaan Jepang di Indonesia, Senin, (1/10).

“Saya, mewakili pemerintah dan rakyat Jepang, menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya bagi keluarga para korban yang meninggal dunia dan simpati terdalam saya kepada semua korban bencana,” lanjut Abe.

Selama ini, Jepang juga telah banyak mengalami kerusakan dahsyat akibat gempa dan tsunami seperti Indonesia. Oleh karena itu, Jepang siap memberikan bantuan dalam bentuk apa pun, seperti pemberian barang bantuan darurat. “Jepang akan selalu berada di sisi masyarakat Indonesia dalam mengatasi kesulitan yang besar seperti ini,” ungkap Abe.

Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph Donovan dalam pernyataan yang dirilis Kedutaan Besar AS di Jakarta, Senin (1/10) menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan masyarakat yang terkena dampak gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah. “Saya telah menghubungi Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi untuk menyampaikan belasungkawa dan menawarkan bantuan kami,” kata Donovan.

“Indonesia adalah mitra penting, dan kami siap bekerja sama untuk memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan,” lanjut Donovan. Namun, belum ada rincian terkait jumlah atau nominal bantuan dari Amerika.

Sedangkan Uni Eropa telah mengumumkan bakal menyalurkan bantuan senilai USD 1,5 juta euro atau Rp25 miliar kepada mereka yang terkena dampak gempa dan tsunami di Sulteng.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah membuka pintu untuk bantuan internasional guna mengatasi situasi pasca-bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. “Keputusan itu berdasarkan satu pertimbangan, kita sudah menjalin hubungan persahabatan dan kerja sama dengan banyak negara,” ujar Menko Polhukam Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (1/10).

Wiranto menyebut, kunjungan Presiden Jokowi ke luar negeri membuat hubungan Indonesia dengan internasional semakin hangat. Keuletan Jokowi menjalin hubungan itu dinilai menjadi alasan para negara-negara tersebut menawarkan untuk membantu penanganan gempa di Sulteng. “Kunjungan-kunjungan Bapak Jokowi ke negara sahabat untuk mempererat hubungan bilateral dan multiteral. Tawaran-tawaran dari negara sahabat untuk membantu Palu sudah sangat banyak,” sebut Wiranto.

“Itu karena kunjungan presiden sehingga menimbulkan rasa simpati, sehingga tawaran tidak bisa ditolak,” imbuhnya.

Menurut Wiranto, ada 18 negara yang sudah menawarkan bantuan ke Indonesia. Di antaranya seperti Amerika Serikat, Prancis, hingga Arab Saudi. “Sudah ada 18 negara yang menawarkan bantuan bencana Palu. Juga termasuk kelompok organisasi ASEAN,” jelas Wiranto.

Pertimbangan lain Indonesia menerima bantuan dari luar negeri adalah karena Indonesia juga sering melakukan hal yang sama. Contohnya saat musibah terjadi di Bangladesh, Nepal, dan Hungaria. “Indonesia juga sudah sering kali memberi sumbangan-sumbangan dan bantuan yang mengalami musibah,” sebut Wiranto.

Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) juga mengonfirmasi, Indonesia akan menerima bantuan penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah. Juru Bicara Kemlu Arrmanatha Nasir mengatakan, sudah ada pembentukan tim nasional di bawah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto. “Jadi, seperti diketahui bahwa upaya untuk melakukan search and rescue dan penyaluran bantuan terhadap bencana di Sulteng akan dilakukan secara nasional yang dikoordinasikan oleh Menkopolhukam,” kata Arrmanatha saat ditemui di Kemlu pada Senin, (1/10).

Sejak pagi, ujar dia, sudah dilakukan rapat koordinasi dan Kemlu diwakili Wakil Menteri AM Fachir. Dalam rapat tersebut, dijelaskan memang sejak hari pertama kejadian banyak negara sahabat menyampaikan simpati dan doa. “Simpati dan doa disampaikan kepada Presiden Jokowi maupun melalui Menlu Retno Marsudi,” katanya.

“Dalam proses tersebut telah disampaikan kesiapan negara-negara sahabat untuk berikan bantuan kepada Indonesia untuk mengatasi bencana yang ada di Sulteng,” lanjut Arrmanatha.

Rencananya bantuan itu akan didistribusikan secepatnya, namun menurut Arrmanatha pemerintah akan tetap menginventarisir bantuan mana saja yang bisa diterima.

“Inventarisir ini akan segera kami lakukan, mereka (negara asing) akan lihat apa yang bisa kita lakukan sendiri apa yang kita butuhkan. Tawaran ada berbagai macam, kita lihat mana yg kita gunakan atau kita butuhkan,” ujar Arrmanatha.

Negara-negara yang sudah memberikan tawarannya antara lain Amerika Serikat, Uni Eropa, Perancis, Swiss, Norwegia, Jepang, Australia, New Zealand, Singapura, Thailand, Tiongkok, dan India. (uji/ce1/met/iml/jpc)

Exit mobile version