26 C
Medan
Sunday, February 9, 2025

Corona B117 Sudah Masuk Indonesia

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pada 2 Maret 2020 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Tanah Air. Tepat satu tahun pandemi Covid-19, Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono mengumumkan kabar mengejutkan. Telah ditemukannya kasus mutasi virus SARS-COV-2 dari Inggris di Tanah Air.

DANTE menyampaikan, ada dua kasus mutasi Virus Corona yang berasal dari Inggris. Dua pasien itu merupakan kasus pertama mutasi baru Virus Corona B117 di Tanah Air yang baru diketahui pada Senin (1/3) kemarin. “Tepat satu tahun hari ini, kita menemukan mutasi B117, UK mutation, di Indonesia. Ini fresh from the oven, baru tadi malam ditemukan dua kasus,” kata Dante, Selasa (2/3)n

Varian baru Virus Corona B117 ini diketahui lebih mudah menular hingga 70 persen dibanding varian awal yang ditemukan di Wuhan, Tiongkok. Meskipun begitu, para ilmuwan yakin bahwa sistem kekebalan tubuh manusia bisa melawan varian baru Virus Corona asal Inggris tersebut.

Dante mengakui, kemunculan mutasi baru virus corona itu menjadi tantangan bagi penanganan Covid-19 di Tanah Air. Sebab, pandemi Covid-19 memang belum mereda. “Mudah-mudahan kolaborasi yang kita kerjakan dari masyarakat, Kementerian Kesehatan, dan Kemenristek itu akan membuat hal positif yang akan membuat kita keluar dari pandemi ini,” ujar Dante.

Dante juga menyampaikan rasa duka cita yang mendalam terhadap 36 ribu jiwa lebih yang meninggal akibat virus pernapasan itu dalam rentang waktu setahun ini. Dia menganalogikan bahwa menghadapi Covid-19 ibarat sedang menghadapi perang dunia ketiga. “Ini adalah pengalaman tragis sebagai konsekuensi dari apa yang terjadi di seluruh dunia yang tidak bisa kita bendung,” kata Dante.

“Saya selalu menganggap proses ini sama dengan proses perang dunia ketiga, perang dunia pertama kontak fisik, perang dunia kedua kontak fisik, perang dunia ketiga yang kita hadapi sekarang di seluruh dunia adalah kontak dengan musuhnya yang kasat mata,” katanya.

Dante menambahkan, proses yang kasat mata memberikan implikasi banyak hal. Dan berpengaruh tidak saja pada proses kesehatan tetapi berdampak pada faktor ekonomi. “Kontraksi ekonomi terjadi di mana-mana, banyak negara mengalami resesi. Ini juga terjadi pada skala mikro, dan di proses pendidikan, anak-anak kita tidak bisa bersekolah, mereka kehilangan momentum sosial, kehilangan momentum bermain, dan beberapa masyarakat akan terpengaruh karena kontraksi ekonomi ini berimbas pada perang dunia ketiga yang kita hadapi sekarang,” jelasnya.

Dante memahami masyarakat juga sudah mulai lelah, frustasi, karena proses isolasi yang harus dijalani selama satu tahun ini. Akan tetapi, lanjutnya, rasa jenuh dan berduka cita harus dijalani dengan kebersamaan.

“Kita tidak pernah tahu pandemi ini akan selesai atau mungkin tidak akan pernah selesai. Sehingga kita masuk pada tatanan baru, dunia baru, di mana kita harus hidup secara manusia dengan modal yang kita lakukan sekarang ini, tetap menggunakan masker, menjaga jarak, kita harus melakukan aktivitas sosial yang harus disesuaikan dan sebagainya,” tuturnya.

Dante menegaskan, pemerintah dan masyarakat bersama melakukan 3M dan 3T. Yakni testing, tracing, dan treatment. Salah satunya dengan mengoptimalkan peran puskesmas sebagai sektor strategis di masyarakat yang paling dekat dengan masyarakat dengan tracer yang lebih banyak lagi dari sekarang. Akan menggunakan 80-100 ribu babinsa dan babinkamtibnas serta kader puskesmas untuk mencari kontak erat orang yang belum terdiagnosis. “PR ini harus mendapat dukungan dari semua pihak sehingga proses di hulu akan memberikan kontribusi yang sangat efektif untuk mengatisipasi pandemi,” katanya.

Selain itu, stigma negatif untuk pasien Covid-19 itu juga menjadi salah satu tantangan proses tracing. Orang yang dianggap Covid-19 kemudian merasa dikucilkan masyarakat. “Ini yang harus kita ubah, stigma ini PR kita bersama terutama di Kemenkes untuk melakukan kegiatan promotif di masyarakat agar lebih mengerti kebersamaan ini akan menuntun kita pada keluarnya kita dari masa pandemi,” jelasnya.

Lalu kemudian vaksinasi sebagai salah satu harapan. Baru 1,8 juta orang divaksinasi. Masih 180 juta lain yang akan divaksinasi. “Vaksinasi ini akan gagal kalau tracing dan testing tidak kuat, vaksinasi akan sukses kalau kita masuk flattening the curve, itu harus didorong dulu dengan testing dan tracing yang kuat di masyarakat, kalau itu berjalan ditambah dengan vaksinasi maka akan jadi endemi, kalau endemi terjadi maka terjadi eradikasi atau pemberantasan penyakit,” jelasnya.

IDI: Prokes Jangan Kendur

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengatakan, adanya temuan mutasi Sars-Cov2 yang masuk ke Indonesia, semakin menguatkan protokol kesehatan 3M penting dijalankan. “Karena dinamikanya luar biasa dan mutasinya di berapa tempat dan yang terbaru dari Inggris ini semakin menguatkan ke kita bahwa langkah 3M itu tidak boleh kendor,” ujar Daeng.

Ia mengatakan, meski vaksinasi terus berjalan namun pelayanan terhadap yang sakit harus dilakukan. Kemudian strategi testing, tracing, dan treatment juga dilakukan. “Tapi 3M ini tidak boleh kendor karena untuk mengurangi penapis atau membentengi dari mutasi mutasi yang berubah terus ya apalagi mutasi baru yang kita takutkan dari Inggris ini,” ungkapnya.

“Kalau 3M tidak kendor maka saya yakin pasti kita masih bisa menangkal Virus Corona,” sambung Daeng. 3M dimaksud adalah singkatan dari rajin Mencuci tangan. Memakai masker untuk mencegah penularan Covid-19.

Presiden: Sudah Maksimal

Hingga kini, angka penularan Covid-19 tak pernah berhenti dan terus saja bertambah. Menanggapi hal itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, saat ini pemerintah telah berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan penanganan Covid-19 di dalam negeri melalui banyak kebijakan.

“Pemerintah terus berupaya mengendalikan pandemi Covid-19 melalui sejumlah kebijakan, antara lain berupa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro dengan melibatkan perangkat pemerintahan hingga unsur terkecil di tingkat RT/RW,” ujar Jokowi melalui akun Instagram resminya, Selasa (2/3).

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menambahkan, saat ini Indonesia sedang melakukan vaksinasi Covid-19. Itu dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di dalam negeri. “Vaksinasi massal nasional telah kita mulai 13 Januari lalu dengan menyasar para tenaga kesehatan. Pada tahap kedua yang kini berlangsung, vaksinasi ditujukan untuk 16.9 juta pelayan dan pekerja publik, serta 21.5 juta penduduk lanjut usia,” katanya.

Tak lupa, Jokowi juga berpesan kepada masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir.

“Pada saat yang sama, kita semua tetap harus disiplin melaksanakan protokol kesehatan yang ketat, memakai masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak,” pungkasnya.

24.795 Warga Sumut Terpapar Covid

Di Indonesia, Covid-19 telah menginfeksi sebanyak 1.347.026 orang, dengan 1.160.863 di antaranya sembuh  dan 3.618 lainnya meninggal dunia, hingga Selasa (2/3). Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah menyampaikan, di Sumut kasus konfirmasi positif Covid-19 telah menginfeksi 24.795 orang. Dari jumlah tersebut, 21.422 orang di antaranya sembuh dan 841 lainnya meninggal dunia. “Kasus suspek juga masih saja terus ditemukan. Bahkan perhari ini, tercatat ada 702 orang dari 12 kabupaten/kota yang menunggu hasil swab,” ungkapnya.

Aris memaparkan, jumlah kasus konfirmasi sebanyak 24.795 orang tersebut setelah bertambah 129 kasus baru yang didapatkan dari 13 kabupaten/kota. “Kasus baru positif paling banyak dari Medan 66 orang, Asahan 12 orang, Simalungun 9 orang, Serdang Bedagai 8 orang dan Tanjung Balai 7 orang,” kata dia.

Ia melanjutkan, penambahan kasus baru juga masih didapatkan dengan angka kematian akibat Covid-19. Kali ini, sebanyak 3 kasus baru yang diperoleh dari Medan. “Akumulasi angka kematian saat ini 841 orang,” bebernya.

Namun demikian, sambung Aris, angka kesembuhan juga bertambah yaitu 108 kasus baru dari 7 kabupaten/kota. Terbanyak, dari Medan 89 orang, Serdang Bedagai 7 orang, Samosir 5 orang, dan Karo 4 orang. Dengan penambahan tersebut, akumulasinya kini menjadi 21.422 orang yang sembuh dari corona.

“Dengan demiikian, berdasarkan data kasus baru tersebut diketahui angka penderita Covid-19 aktif di Sumut sebanyak 2.532 orang. Angka ini sedikit meningkat dibanding hari sebelumnya, 2.514 orang. Dari jumlah 2.532 penderita Covid-19 aktif tersebut, 618 orang isolasi di rumah sakit dan 1.914 orang isolasi mandiri,” pungkasnya.

Sementara itu, berdasarkan perhitungan Satgas Penanganan Covid-19 Pusat per 28 Februari 2021 yang disampaikan melalui covid19.go.id, di Sumut terdapat 22 daerah dengan zona kuning (resiko rendah. Kemudian sembilan daerah berzona oranye (risiko sedang) dan dua daerah berzona hijau (tidak ada kasus).

Untuk zona kuning, daerah tersebut adalah, Tapteng, Taput, Tapsel, Nias, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, Dairi, Toba Samosir, Madina, Nias Selatan, Pakpak Bharat, Tebing Tinggi, Padang Sidimpuan, Humbahas, Samosir, Sergai, Paluta, Padang Lawas, Sibolga dan Tanjung Balai.

Sedangkan zona oranye, yaitu Karo, Deliserdang, Gunung Sitoli, Batubara, Labusel, Labura, Medan, Pematang Siantar dan Binjai. Lalu zona hijau adalah Nias Utara, Nias Barat.

Terkait vaksinasi Covid-19 dosis 1 terhadap tenaga kesehatan (nakes) 33 kabupaten/kota di Sumut, saat ini mencapai 90,3% atau 64.158 nakes. Sedangkan dosis 2 mencapai 54,6% atau 38.797 nakes.

Aris menyebutkan, dari 33 daerah yang telah melaksanakan vaksinasi dosis 1, paling banyak nakes di Medan 20.103 orang. Selanjutnya, disusul Deli Serdang 4.813 orang, Langkat 3.065 orang, Pematangsiantar 2.514 orang, dan Simalungun 2.314 orang. Sementara paling sedikit ialah Pakpak Bharat 425 orang dan Nias Barat 502 orang. “Vaksinasi Covid-19 bagi nakes masih terus berjalan dan sudah 90% persen lebih. Mudah-mudahan dalam bulan ini selesai dosis dan juga dosis 2,” ujarnya.

Dia menambahkan, untuk 38.797 nakes yang sudah disuntik vaksin dosis 2, meliputi 32 kabupaten/kota. Sebab, Kabupaten Nias Barat belum ada melaporkan data vaksinasi nakes dosis 2. “Jumlah terbanyak nakes divaksin dosis 2 juga dari Medan 13.065 orang, Deli Serdang 3.951 nakes, Langkat 2.177 nakes, Simalungun 2.090 nakes, dan Pematangsiantar 2.078 nakes,” tandasnya. (jpg/bbs/ris)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pada 2 Maret 2020 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Tanah Air. Tepat satu tahun pandemi Covid-19, Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono mengumumkan kabar mengejutkan. Telah ditemukannya kasus mutasi virus SARS-COV-2 dari Inggris di Tanah Air.

DANTE menyampaikan, ada dua kasus mutasi Virus Corona yang berasal dari Inggris. Dua pasien itu merupakan kasus pertama mutasi baru Virus Corona B117 di Tanah Air yang baru diketahui pada Senin (1/3) kemarin. “Tepat satu tahun hari ini, kita menemukan mutasi B117, UK mutation, di Indonesia. Ini fresh from the oven, baru tadi malam ditemukan dua kasus,” kata Dante, Selasa (2/3)n

Varian baru Virus Corona B117 ini diketahui lebih mudah menular hingga 70 persen dibanding varian awal yang ditemukan di Wuhan, Tiongkok. Meskipun begitu, para ilmuwan yakin bahwa sistem kekebalan tubuh manusia bisa melawan varian baru Virus Corona asal Inggris tersebut.

Dante mengakui, kemunculan mutasi baru virus corona itu menjadi tantangan bagi penanganan Covid-19 di Tanah Air. Sebab, pandemi Covid-19 memang belum mereda. “Mudah-mudahan kolaborasi yang kita kerjakan dari masyarakat, Kementerian Kesehatan, dan Kemenristek itu akan membuat hal positif yang akan membuat kita keluar dari pandemi ini,” ujar Dante.

Dante juga menyampaikan rasa duka cita yang mendalam terhadap 36 ribu jiwa lebih yang meninggal akibat virus pernapasan itu dalam rentang waktu setahun ini. Dia menganalogikan bahwa menghadapi Covid-19 ibarat sedang menghadapi perang dunia ketiga. “Ini adalah pengalaman tragis sebagai konsekuensi dari apa yang terjadi di seluruh dunia yang tidak bisa kita bendung,” kata Dante.

“Saya selalu menganggap proses ini sama dengan proses perang dunia ketiga, perang dunia pertama kontak fisik, perang dunia kedua kontak fisik, perang dunia ketiga yang kita hadapi sekarang di seluruh dunia adalah kontak dengan musuhnya yang kasat mata,” katanya.

Dante menambahkan, proses yang kasat mata memberikan implikasi banyak hal. Dan berpengaruh tidak saja pada proses kesehatan tetapi berdampak pada faktor ekonomi. “Kontraksi ekonomi terjadi di mana-mana, banyak negara mengalami resesi. Ini juga terjadi pada skala mikro, dan di proses pendidikan, anak-anak kita tidak bisa bersekolah, mereka kehilangan momentum sosial, kehilangan momentum bermain, dan beberapa masyarakat akan terpengaruh karena kontraksi ekonomi ini berimbas pada perang dunia ketiga yang kita hadapi sekarang,” jelasnya.

Dante memahami masyarakat juga sudah mulai lelah, frustasi, karena proses isolasi yang harus dijalani selama satu tahun ini. Akan tetapi, lanjutnya, rasa jenuh dan berduka cita harus dijalani dengan kebersamaan.

“Kita tidak pernah tahu pandemi ini akan selesai atau mungkin tidak akan pernah selesai. Sehingga kita masuk pada tatanan baru, dunia baru, di mana kita harus hidup secara manusia dengan modal yang kita lakukan sekarang ini, tetap menggunakan masker, menjaga jarak, kita harus melakukan aktivitas sosial yang harus disesuaikan dan sebagainya,” tuturnya.

Dante menegaskan, pemerintah dan masyarakat bersama melakukan 3M dan 3T. Yakni testing, tracing, dan treatment. Salah satunya dengan mengoptimalkan peran puskesmas sebagai sektor strategis di masyarakat yang paling dekat dengan masyarakat dengan tracer yang lebih banyak lagi dari sekarang. Akan menggunakan 80-100 ribu babinsa dan babinkamtibnas serta kader puskesmas untuk mencari kontak erat orang yang belum terdiagnosis. “PR ini harus mendapat dukungan dari semua pihak sehingga proses di hulu akan memberikan kontribusi yang sangat efektif untuk mengatisipasi pandemi,” katanya.

Selain itu, stigma negatif untuk pasien Covid-19 itu juga menjadi salah satu tantangan proses tracing. Orang yang dianggap Covid-19 kemudian merasa dikucilkan masyarakat. “Ini yang harus kita ubah, stigma ini PR kita bersama terutama di Kemenkes untuk melakukan kegiatan promotif di masyarakat agar lebih mengerti kebersamaan ini akan menuntun kita pada keluarnya kita dari masa pandemi,” jelasnya.

Lalu kemudian vaksinasi sebagai salah satu harapan. Baru 1,8 juta orang divaksinasi. Masih 180 juta lain yang akan divaksinasi. “Vaksinasi ini akan gagal kalau tracing dan testing tidak kuat, vaksinasi akan sukses kalau kita masuk flattening the curve, itu harus didorong dulu dengan testing dan tracing yang kuat di masyarakat, kalau itu berjalan ditambah dengan vaksinasi maka akan jadi endemi, kalau endemi terjadi maka terjadi eradikasi atau pemberantasan penyakit,” jelasnya.

IDI: Prokes Jangan Kendur

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengatakan, adanya temuan mutasi Sars-Cov2 yang masuk ke Indonesia, semakin menguatkan protokol kesehatan 3M penting dijalankan. “Karena dinamikanya luar biasa dan mutasinya di berapa tempat dan yang terbaru dari Inggris ini semakin menguatkan ke kita bahwa langkah 3M itu tidak boleh kendor,” ujar Daeng.

Ia mengatakan, meski vaksinasi terus berjalan namun pelayanan terhadap yang sakit harus dilakukan. Kemudian strategi testing, tracing, dan treatment juga dilakukan. “Tapi 3M ini tidak boleh kendor karena untuk mengurangi penapis atau membentengi dari mutasi mutasi yang berubah terus ya apalagi mutasi baru yang kita takutkan dari Inggris ini,” ungkapnya.

“Kalau 3M tidak kendor maka saya yakin pasti kita masih bisa menangkal Virus Corona,” sambung Daeng. 3M dimaksud adalah singkatan dari rajin Mencuci tangan. Memakai masker untuk mencegah penularan Covid-19.

Presiden: Sudah Maksimal

Hingga kini, angka penularan Covid-19 tak pernah berhenti dan terus saja bertambah. Menanggapi hal itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, saat ini pemerintah telah berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan penanganan Covid-19 di dalam negeri melalui banyak kebijakan.

“Pemerintah terus berupaya mengendalikan pandemi Covid-19 melalui sejumlah kebijakan, antara lain berupa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro dengan melibatkan perangkat pemerintahan hingga unsur terkecil di tingkat RT/RW,” ujar Jokowi melalui akun Instagram resminya, Selasa (2/3).

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menambahkan, saat ini Indonesia sedang melakukan vaksinasi Covid-19. Itu dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di dalam negeri. “Vaksinasi massal nasional telah kita mulai 13 Januari lalu dengan menyasar para tenaga kesehatan. Pada tahap kedua yang kini berlangsung, vaksinasi ditujukan untuk 16.9 juta pelayan dan pekerja publik, serta 21.5 juta penduduk lanjut usia,” katanya.

Tak lupa, Jokowi juga berpesan kepada masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir.

“Pada saat yang sama, kita semua tetap harus disiplin melaksanakan protokol kesehatan yang ketat, memakai masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak,” pungkasnya.

24.795 Warga Sumut Terpapar Covid

Di Indonesia, Covid-19 telah menginfeksi sebanyak 1.347.026 orang, dengan 1.160.863 di antaranya sembuh  dan 3.618 lainnya meninggal dunia, hingga Selasa (2/3). Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah menyampaikan, di Sumut kasus konfirmasi positif Covid-19 telah menginfeksi 24.795 orang. Dari jumlah tersebut, 21.422 orang di antaranya sembuh dan 841 lainnya meninggal dunia. “Kasus suspek juga masih saja terus ditemukan. Bahkan perhari ini, tercatat ada 702 orang dari 12 kabupaten/kota yang menunggu hasil swab,” ungkapnya.

Aris memaparkan, jumlah kasus konfirmasi sebanyak 24.795 orang tersebut setelah bertambah 129 kasus baru yang didapatkan dari 13 kabupaten/kota. “Kasus baru positif paling banyak dari Medan 66 orang, Asahan 12 orang, Simalungun 9 orang, Serdang Bedagai 8 orang dan Tanjung Balai 7 orang,” kata dia.

Ia melanjutkan, penambahan kasus baru juga masih didapatkan dengan angka kematian akibat Covid-19. Kali ini, sebanyak 3 kasus baru yang diperoleh dari Medan. “Akumulasi angka kematian saat ini 841 orang,” bebernya.

Namun demikian, sambung Aris, angka kesembuhan juga bertambah yaitu 108 kasus baru dari 7 kabupaten/kota. Terbanyak, dari Medan 89 orang, Serdang Bedagai 7 orang, Samosir 5 orang, dan Karo 4 orang. Dengan penambahan tersebut, akumulasinya kini menjadi 21.422 orang yang sembuh dari corona.

“Dengan demiikian, berdasarkan data kasus baru tersebut diketahui angka penderita Covid-19 aktif di Sumut sebanyak 2.532 orang. Angka ini sedikit meningkat dibanding hari sebelumnya, 2.514 orang. Dari jumlah 2.532 penderita Covid-19 aktif tersebut, 618 orang isolasi di rumah sakit dan 1.914 orang isolasi mandiri,” pungkasnya.

Sementara itu, berdasarkan perhitungan Satgas Penanganan Covid-19 Pusat per 28 Februari 2021 yang disampaikan melalui covid19.go.id, di Sumut terdapat 22 daerah dengan zona kuning (resiko rendah. Kemudian sembilan daerah berzona oranye (risiko sedang) dan dua daerah berzona hijau (tidak ada kasus).

Untuk zona kuning, daerah tersebut adalah, Tapteng, Taput, Tapsel, Nias, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, Dairi, Toba Samosir, Madina, Nias Selatan, Pakpak Bharat, Tebing Tinggi, Padang Sidimpuan, Humbahas, Samosir, Sergai, Paluta, Padang Lawas, Sibolga dan Tanjung Balai.

Sedangkan zona oranye, yaitu Karo, Deliserdang, Gunung Sitoli, Batubara, Labusel, Labura, Medan, Pematang Siantar dan Binjai. Lalu zona hijau adalah Nias Utara, Nias Barat.

Terkait vaksinasi Covid-19 dosis 1 terhadap tenaga kesehatan (nakes) 33 kabupaten/kota di Sumut, saat ini mencapai 90,3% atau 64.158 nakes. Sedangkan dosis 2 mencapai 54,6% atau 38.797 nakes.

Aris menyebutkan, dari 33 daerah yang telah melaksanakan vaksinasi dosis 1, paling banyak nakes di Medan 20.103 orang. Selanjutnya, disusul Deli Serdang 4.813 orang, Langkat 3.065 orang, Pematangsiantar 2.514 orang, dan Simalungun 2.314 orang. Sementara paling sedikit ialah Pakpak Bharat 425 orang dan Nias Barat 502 orang. “Vaksinasi Covid-19 bagi nakes masih terus berjalan dan sudah 90% persen lebih. Mudah-mudahan dalam bulan ini selesai dosis dan juga dosis 2,” ujarnya.

Dia menambahkan, untuk 38.797 nakes yang sudah disuntik vaksin dosis 2, meliputi 32 kabupaten/kota. Sebab, Kabupaten Nias Barat belum ada melaporkan data vaksinasi nakes dosis 2. “Jumlah terbanyak nakes divaksin dosis 2 juga dari Medan 13.065 orang, Deli Serdang 3.951 nakes, Langkat 2.177 nakes, Simalungun 2.090 nakes, dan Pematangsiantar 2.078 nakes,” tandasnya. (jpg/bbs/ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/