Site icon SumutPos

Kepastian Awal Puasa Tinggal Tunggu Sidang Isbat

Foto: file/SUMUT POS Petugas dari BMKG Sumut berusaha mengamati Rukyatul Hilal pertanda awal Ramadan 1436 H di kantor Pemprovsu, Medan, Selasa (16/6) tahun lalu.
Foto: file/SUMUT POS
Petugas dari BMKG Sumut berusaha mengamati Rukyatul Hilal pertanda awal Ramadan 1436 H di kantor Pemprovsu, Medan, Selasa (16/6) tahun lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Hawa bulan puasa semakin terasa. Tanpa menunggu keputusan sidang Isbat Kementerian Agama (Kemenag), sejatinya sudah bisa ditetapkan 1 Ramadan 1437 H/2016 M jatuh pada Senin (6/6), pekan depan.

Namun, sebagaimana tradisi sebelumnya, Kemenag tetap harus menjalankan sidang Isbat. Dirjen Bimas Islam Kemenag Machasin menuturkan, Kemenag menggelar sidang Isbat pada Minggu sore (5/6).

“Kami sudah tetapkan sejumlah titik pemantauan hilal,” katanya Kamis (2/6/2016). Dia berharap sidang Isbat tahun ini berjalan lancar.

Machasin menjelaskan, meskipun banyak pihak yang sudah mengklaim 1 Ramadan kompak 6 Juni, sidang Isbat tetap akan dilaksanakan. Sebab Kemenag mengakomodir ketentuan yang menyebutkan, untuk memastikan awal bulan di kalender hijriyah harus melihat hilal langsung (rukyah). Dia berharap masyarakat juga tetap menunggu hasil sidang Isbat.

Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, rangkaian sidang Isbat digelar terbuka untuk publik. Namun khusus sesi sidang utamanya, bakal digelar tertutup. Tujuannya adalah menghindari sorotan media terhadap potensi perdebatan sepanjang sidang. “Perdebatan itu biar menjadi konsumsi kami. Masyarakat nanti diberitahu hasil setelah sidang,” katanya.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais-Binsyar) yang juga Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kemenag, Muhammadiyah Amin mengatakan, Kemenag akan menurunkan sejumlah pemantau hilal Ramadan di beberapa lokasi di seluruh provinsi Indonesia.

Di Aceh lokasinya di POB Tgk Chiek Kuta Karang Lhoknga, Gunung Cring Crang, Pantai Krueng Geukuh, Pantai Suak Geudeubang, Pantai Lhok Keutapang, dan Pantai Teluk Dalam. Sementara, untuk Sumatera Utara, lokasi di atap Kantor Gubernur Sumut, Sorkam Tapanuli Tengah, dan Hotel Grand Marriot.

Muhammadiyah Amin menegaskan, nantinya proses sidang itsbat berlangsung tertutup. “Sidangnya tertutup, sebagaimana itsbat tahun lalu. Hasilnya disampaikan secara terbuka dalam konferensi pers setelah sidang,” terangnya.

Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga bersiap mendukung pemantauan hilal 5 Juni nanti. Kasubid Informasi Meteorologi Publik Hary Tirto Djatmiko menjelaskan, secara umum cuaca saat pemantauan hilal nanti cerah. “Tapi datanya semakin akurat saat mendekati 5 Juni nanti,” katanya.

Berdasarkan pemantauan cuaca per 1 Juni, di sepanjang pulau Jawa saat berlangsung pemantauan hilal cuaca dalam kondisi cerah. Potensi hujan ringan hanya terjadi di Jawa Timur bagian timur dan barat. Hujan ringan juga diperkirakan bakal terjadi di sepanjang pulau Sumatera, Kalimantan, dan sebagian besar Sulawesi. Sedangkan di bagian timur seperti Papua dan Papua Barat, diprediksi hujan sedang hingga lebat.

Hary berharap pemantauan hilal 5 Juni nanti berjalan lancar. Sehingga sidang Isbat bisa mengambil keputusan awal 1 Ramadan 1437 H. Rencananya hari ini (3/6) BMKG secara khusus akan menyampaikan analisa cuaca terkini jelang bulan puasa.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin juga belum bisa secara tegas menyebutkan bahwa 1 Ramadan jatuh pada Senin, 6 Juni. “Sebaiknya kita tunggu saja hasil sidang Isbat,” jelasnya. Meskipun begitu dari kriteria tinggi hilal yang dia sebutkan, sudah memenuhi kriteria bahwa 1 Ramadan jatuh pada Senin 6 Juni.

Di antara kriterianya adalah saat dilakukan pemantauan langsung (rukyah) nanti, tinggi bulan muda (hilal) dari ufuk adalah 3 derajat. Merujuk kriteria yang digunakan Muhammadiyah, yakni pokok tinggi hilal di atas nol derajat, maka 1 Ramadan jatuh pada 6 Juni. Kemudian merujuk kriteria wujudul hilal yang dipakai NU dan pemerintah, tinggi hilal 3 derajat itu sudah di atas kriteria minimal 2 derajat.

Thomas sempat menyebutkan ormas Persatuan Islam (Persis) yang berbasis di Jawa Barat, berpotensi mengawali 1 Ramadan pada Selasa, 7 Juni. Sebab Persis menggunakan acuan tinggi hilal 4 sampai 6 derajat di atas ufuk.

Namun akhirnya Thomas sudah mendapatkan jawaban dari pihak Persis. Di dalam surat edarannya Pimpinan Pusat (PP) Persis menetapkan bahwa 1 Ramadan jatuh pada Senin, 6 Juni. “Jadi insyallah awal puasa serentak 6 Juni,” katanya. Namun Thomas menegaskaa masyarakat sebaiknya tetap menunggu kepastian sidang Isbat Kemenag. (wan/jpg)

Exit mobile version