Site icon SumutPos

Bu Doakan, Diaz Mau Pulang…

Jenazah Inspektur Polisi Dua Zasmi Dias, ditemukan di samping masjid Sekolah Polisi Negara (SPN) Labuan Panimba, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Senin (3/4) sekitar pukul 16.30 Wita.

SUMUTPOS.CO – Enam bulan lamanya Ipda Zasmi Diaz meninggalkan keluarganya di Bandung karena bertugas dalam operasi Satgas Tinombala di wilayah Poso, Sulawesi Tengah. Rencana berkumpul kembali bersama keluarga sirna saat anggota pasukan Brimob itu ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala.

Dias, begitu panggilannya, ditemukan tewas sesaat sebelum pulang usai menjadi pasukan bawah kendali operasi (BKO) Satgas Tinombala di Poso, Sulteng. Rencananya, ibunda Dias akan menjemput ke Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.

“Rencananya memang mau dijemput ke Jakarta oleh ibunya,” kata Nana Laksana, ayah Dias, di rumah duka di Arcamanik Endah, Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/4).

Keluarga tak menyangka Dias meninggal begitu cepat apalagi dengan cara seperti itu. Padahal, keluarga masih sempat berkomunikasi dengan Dias melalui aplikasi perpesanan Whatsapp, Senin (3/3) sekitar pukul 13.00 WIB kemarin.

“Tetapi memang setiap ditanya, jawabnya enggak panjang lebar, hanya seperlunya. Dia bilang ‘bu doakan saja Dias mau pulang tanggal 4 (April),” katanya.

Namun, rencana itu sirna setelah keluarga mendapat kabar soal anak pertama dari dua bersaudara itu. Dias ditemukan tewas di masjid Sekolah Polisi Negara (SPN) Labuan Panimba, Palu, Sulawesi Tengah pada Senin (3/4) kemarin.

“Saya dapat informasi dari temannya yang berada di Bandung. Sementara ibunya, mendapat informasi dari Polsek Arcamanik,” katanya.

Kemarin, seorang wanita berdiri di antara barisan keluarga Ipda Zasmi Dias saat proses pemakaman anggota Satgas Operasi Tinombala tersebut di Bandung, Jawa Barat. Wanita berpakaian serba hitam itu terus menangis dan menyenderkan kepalanya ke bahu rekannya.

Wanita bernama Diska itu diketahui merupakan kekasih Dias. Ia ikut menyaksikan detik-detik kekasihnya diantar ke tempat peristirahatannya terakhir di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Nagrok, Pasirjati, Ujungberung, Kota Bandung, Selasa (4/4).

Seusai pemakaman, sambil berjalan menuju area parkir kendaraan bersama seorang rekannya, Diska terus terisak. Lengannya terus menempel di pipi, menyeka air mata yang terus keluar.

Foto perwira polisi, Inspektur Polisi Dua Zasmi Dias, semasa hidup.

Wartawan sempat berbincang sebentar dengan Diska. Diska mengaku sangat terpukul atas meninggalnya sang pujaan hati. “Saya merasa kehilangan sekali,” ucap Diska.

Diska mengatakan, hubungannya selama ini dengan Dias baik-baik saja. Bahkan, ia terakhir berkomunikasi lewat aplikasi perpesanan Whatsapp dengan Dias pada Minggu (2/4) lalu, sesaat sebelum Dias pulang. “Enggak ada masalah, (hubungan) baik-baik saja. Komunikasi waktu hari Minggu dia cuma bilang mau pulang saja,” katanya.

Dias dan Diska sudah hampir enam tahun lamanya merajut asmara. Mereka bertemu saat masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).

Meski belum ada rencana ke jenjang yang lebih serius, keduanya sudah saling merasa memiliki. Di mata Diska, Dias merupakan sosok yang sangat baik. “Dia baik banget orangnya. Makanya sangat merasa kehilangan,” katanya.

Polisi belum menyimpulkan penyebab kematian Ipda Zasmi Diaz. Meski begitu, polisi menduga korban tewas bukan karena dibunuh. “Tidaklah. Kalau dibunuh ada orang yang melihat,” kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah, AKBP Hari Suprapto saat dihubungi, Selasa (4/4).

Meski begitu, polisi masih menyelidiki lebih lanjut soal kematian korban. Ponsel korban juga diperiksa untuk mengungkap peristiwa ini. “Ada rekaman terakhir, rekaman dari handphone,” ujar Hari.

Peristiwa itu terjadi di Sekolah Polisi Nasional (SPN) Labuan Panimba, Sulawesi Tengah, Senin (3/4) sekitar pukul 16.00 Wita, satu jam sebelum upacara pelepasan pasukan Satgas Tinombala. Lokasi kejadian itu persisnya di sekitar masjid di area SPN.

Saat itu, lanjut Hari, tiba-tiba terdengar suara letusan dari toilet masjid. “Begitu tengok kiri-kanan, pada saat itu juga almarhum terjatuh,” katanya.

Korban ditemukan dalam kondisi luka tembak di bagian kepala. Saat diperiksa, korban masih hidup sehingga dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Palu, untuk mendapatkan perawatan. “Namun, di perjalanan, yang bersangkutan mengembuskan napas terakhir, meninggal dunia,” tuturnya. (net/jpg)

Exit mobile version