Site icon SumutPos

Luhut: BIN Bantah Menyadap, Kita Pegang Itu!

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kerja-kerja intelijen mencuat seiring pernyataan Presiden ke enam RI, Susilo Bambang Yudhono (SBY), yang menduga dirinya disadap. Saat ini, ternyata teknologi untuk melakukan penyadapan, seperti di film James Bond berkembang begitu pesat. Penyadapan hampir tidak mungkin diantisipasi, bahkan ratusan juta orang bisa disadap dalam waktu yang bersamaan.

SBY merasa jadi korban penyadapan, membuat hubungan dengan pemerintah saat ini memanas. Pengakuan SBY menjadi korban dugaan penyadapan berawal dari tudingan kuasa hukum Basuki Tjahaja Purnama soal adanya percakapan via telepon antara SBY dan Ketua MUI Maruf Amin dalam sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama pada pertengahan pekan kemarin.

SBY menegaskan penyadapan demi kepentingan politik adalah tindakan ilegal. Sebab, sudah pasti penyadapan dilakukan tanpa izin pengadilan. Dia menyebut penyadapan ini artinya dilakukan demi kepentingan politik. Ketua Umum Partai Demokrat ini mendesak pemerintah mengusut tuntas kasus penyadapan terhadapnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan angkat bicara. Dia menyatakan, tidak ada penyadapan yang dilakukan insitusi negara untuk kepentingan orang per orang. Hal itu  disampaikan menyikapi pernyataan  Presiden ke-6 SBY yang merasa dirinya disadap

“Saya kira tidak ada penyadapan, dan sudah ada bantahan resmi dari BIN. Kita pegang itu saja,” ujar Luhut usai menghadiri acara peluncuran buku di Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta, Minggu (5/2).

Mantan Menko Polhukam ini  juga menegaskan bahwa pemerintah saat ini fokus menyelesaikan masalah negara yang ada. “Tidaklah kita terlibat yang aneh-aneh, mau membekinginya, sadap sini sadap sana, kampungan itu,” sebut Luhut  saat memberi sambutan di acara peluncuran buku Banteng Senayan dari Medan.

Pertemuan Kiai Maaruf dengan Luhut Panjaitan.

KUNJUNGI MA’ARUF KARENA BERTEMAN

Dia juga menyampaikan, kehadirannya ke kediaman KH Ma’aruf Amin tidak berkaitan dengan isu penyadapan yang muncul paska persidangan kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. “KH Ma’ruf Amin teman lama saya,” katanya.

Luhut menjelaskan, kedatangannya ke kediaman Ma’ruf Amin tidak bisa dikaitkan dengan kehadiran Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana, di lokasi yang sama. “Tidak ada janjian dengan Pangdam Jaya dan Kapolda Metro Jaya,” ucapnya.

Sebelumnya, kehadiran Luhut, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana di kediaman Ma’ruf Amin menimbulkan spekulasi banyak pihak. Masyarakat menilai, pemerintah telah menjadi bemper bagi Ahok. Namun hal tersebut dibantah Luhut.

“Saya pergi -datang ke rumah beliau (Ma’ruf Amin, Red) ada penyebabnya. Saya berteman. Kalau ada pemberitaan macam-macam, enggak lah itu,” demikian penjelasan Luhut.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menegaskan kepolisian tidak melakukan penyadapan terhadap mantan Presiden SBY. “Saya tegaskan, tidak ada Polri melakukan penyadapan terhadap Bapak SBY,” kata Tito usai meluncurkan aplikadi Smile Police Polda Jawa Tengah di Semarang.

Tito menyatakan siap memberi penjelasan jika dipanggil oleh Komisi III DPR RI. “Tidak ada masalah kalau dipanggil,” tandasnya. (idr/jpg/ril)

Exit mobile version