Site icon SumutPos

Awas! Gempa Maha Dahsyat Sasar Pulau Sumatera

Foto: Reuters Setelah Nepal, gempa mahadahsyat berikutnya diperkirakan akan terjadi di Pantai Sumatera Indonesia.
Foto: Reuters
Setelah Nepal, gempa mahadahsyat berikutnya diperkirakan akan terjadi di Pantai Sumatera Indonesia.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Setelah gempa berkekuatan 7,9 yang meluluhlantakkan Nepal, gempa mahadahsyat berikutnya akan terjadi di Pantai Sumatera Indonesia. Besarannya diperkirakan akan sama.

“Tempat di mana Anda akan benar-benar bergidik karena memikirkan apa yang akan terjadi adalah Teheran-Iran, Karachi-Pakistan, Padang-Indonesia dan Lima-Peru,” jelas Brian Tucker, Presiden GeoHazards, seperti dilansir TIME edisi Senin (27/4).

Negara tersebut plus AS, Selandia Baru, Jepang, Turki (di kawasan Istanbul) dan Chile memiliki risiko tinggi akan gempa. Karena negara-negara tersebut dilalui lempeng tektonik yang berada di bawah tekanan.

Namun, negara maju seperti AS, Jepang, Turki dan Chile sudah mengambil langkah antisipasi dengan membangun gedung yang bisa beradaptasi dengan gempa. Juga mendidik warga sebagai langkah mitigasi (serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana) bencana gempa bumi besar.

“Jika Anda bertanya pada saya di mana gempa besar akan terjadi, bukti terkuatnya adalah di lepas pantai Sumatera,” imbuh Tucker.

Di tahun 2004, terjadi gempa 9,3 SR di Aceh dan menyebabkan tsunami yang menelan korban jiwa 230 ribu orang. Para pakar gempa, termasuk di Indonesia, juga sudah memprediksikan akan ada gempa sangat dahsyat Megathrust di kawasan Sumatera.

Ahli gempa Institut Teknologi Bandung (ITB), Danny Hilman pada Rabu, 11 April 2012 lalu, mengatakan para pakar gempa meramalkan megathrust akan terjadi di Pulau Siberut, Sumatera dengan besaran bisa mencapai 8,9 SR.

Pada 15 Oktober 2009, Direktur Earth Observatory of Singapore (EOS) Dr Kerry Sieh menyatakan, gempa bumi kolosal (sangat besar) diperkirakan akan menghantam Pulau Sumatera dalam waktu 30 tahun ke depan. Ahli ilmu bumi memperingatkan bahwa tsunami besar dan gempa bumi mematikan yang terjadi sebelumnya merupakan suatu peringatan.

“Kami memperkirakan akan terjadi dengan kekuatan 8,8 SR, kurang atau lebihnya sekitar 0,1 poin,” ujarnya.

Para geolog dan pakar gempa memprediksi gempa besar di bumi setelah Nepal akan terjadi di lepas pantai selatan Jawa atau lepas pantai barat Sumatera. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membenarkan prediksi itu. Lantas apa persiapan BMKG?
“Satu, BMKG mengembangkan teknologi prekursor, memprediksi dengan mengukur percepatan kulit bumi segala macam,” jelas Kepala BMKG, Andi Eka Sakya saat ditanya langkah mitigasi, gempa besar yang diprediksi akan terjadi di Indonesia.

“Dengan begitu, kita mendapatkan informasi tentang gerakan besar di tempat lain yang kemudian membawa kemungkinan terjadi, tapi kemungkinan ya, bukan kita memprediksi,” tambahnya.

Itu dikatakannya di sela Rakornas BMKG 2015 dengan tema “Percepatan pembangunan BMKG untuk mendukung program Nawa Cita dalam rangka menuju organisasi kelas dunia”. Acara tersebut digelar di Auditorium BMKG, Jl Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (5/5).

Dia menambahkan, bahwa belum ada teknologi yang bisa memprediksi waktu terjadinya gempa. Maka yang kemudian dilakukan adalah mengukur pergeseran kulit bumi dan memprediksi wilayah terjadinya gempa.

“Karena belum ada teknologinya (memprediksi waktu gempa) bahkan di Amerika. Ini perlu saya ingatkan, bukannya kita memprediksi tapi mendeteksi,” imbuh Andi.

Langkah mitigasi bencana gempa kedua yang dilakukan BMKG adalah mengembangkan teknologi tsunami eary warning system (sistem deteksi dini tsunami).

“Kalau kita bisa melokalisir gempa itu di mana, berapa besarnya, waktunya kapan, apakah terjadi tsunami atau tidak, supaya dampak tidak terjadi besar. Teknologi sudah diakui 28 negara, makanya Unesco menetapkan BMKG untuk menjadi pusat informasi tsunami di Samudra Hindia,” jelas dia.

Mengenai prediksi para geolog dan pakar gempa, dia membenarkan prediksi itu. Namun, Andi kembali menekankan, gempa yang diprediksi para pakar itu tidak bisa diprediksi waktu terjadinya namun bisa diketahui di mana akan terjadi.

Para geolog memprediksi berdasarkan riwayat pergerakan lempeng selama belasan bahkan puluhan tahun. “Ya, karena ada jalur ring of fire di sana. Kemungkinan seperti itu. Oleh karena itu para pakar menyebutnya waspada,” imbuh Andi.(bbs/ala)

Exit mobile version