Site icon SumutPos

Kenapa Anang Ditukar Buwas? Ini Alasan Kapolri

Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti menyebut ada empat calon tersangka dalam peristiwa yang menewaskan seorang anak, dan melukai belasan orang di Tolikara, Papua, Jumat (17/7/2015).
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Anang Iskandar dan Komjen Polisi Budi Waseso (Buwas) resmi bertukar posisi. Pemilihan Anang sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri sudah dianggap tepat. Demikian juga dengan Pemilihan Komjen Buwas sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional.

“(Buwas tepat sebagai Kepala BNN) tepat karena Indonesia darurat narkoba dan sudah melalui pertimbangan Presiden Joko Widodo,” ungkap Kapolri Jenderal Badrodin Haiti usai melantik Komjen Polisi Anang Iskandar dan sejumlah Kapolda di Mabes Polri, Jakarta, Senin (7/9).

Haiti membenarkan bahwa memang ada jenderal bintang tiga lain atau berpangkat Komjen di Mabes Polri. Namun, yang berpotensi atau berpengalaman di reserse hanya tiga. Yakni, Komjen Suhardi Alius (mantan Kabareskrim Polri yang kini bertugas di Lembaga Ketahanan Nasional), Komjen Saud Usman Nasution (kini menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) dan Anang Komjen Anang Iskandar yang masih menjabat Kepala BNN kala itu.

Nah, kata Haiti, saat ini Suhardi Alius tengah sakit. Sedangkan Saud akan lebih dulu pensiun ketimbang Anang. “Jadi (pilihan) jatuhnya ke Anang. Ini sudah pilihan yang tepat,” kata jenderal bintang empat ini.

Selain itu, Haiti menambahkan, pergantian itu juga terkait dengan alasan kebutuhan organisasi.

Menurutnya, ada banyak kebutuhan organisasi seperti pembinaan karir, pensiun, penyegaran dan tugas yang harus bisa memberi pengalaman kepada calon pemimpin. “Itu cukup beragam,” tegas Haiti.

Kalau Buwas cukup baik di Bareskrim kenapa diganti? Haiti menjelaskan, Buwas dibutuhkan memimpin BNN. “Narkotika sudah darurat nasional,” katanya.

Mantan Kepala Badan Pemelihara Keamanan itu menambahkan, kalau sudah darurat narkoba berarti diperlukan upaya sungguh-sungguh untuk memberantasnya.

“Kalau sudah teruji di Bareskrim, maka untuk memberantas narkotika kan lebih baik,” ujarnya.

Apalagi, pada 2015 ini ada program Indonesia Bebas Narkoba yang belum terwujud. “Makanya kami harus berikan pimpinan BNN yang mampu mewujudkan itu,” katanya.

Lalu apakah ini sama saja menganggap Anang tak mampu mewujudkan itu di BNN? Kali ini, Kapolri menjawab diplomatis.

Menurut Haiti, Anang sudah lama di BNN. Sebelum menjabat Kepala BNN, lanjut Haiti, Anang sudah tiga tahun di badan yang khusus memberangus narkoba itu.

“Sehingga perlu ada penyegaran tugas,” katanya.

Haiti pun enggan menjawab pertanyaan mengenai apakah pergantian ini ada korelasinya dengan pernyataan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan soal pejabat yang buat gaduh sehingga memperlambat ekonomi.

Haiti hanya menjawab, “silahkan tanya langsung ke Luhut (Menko Polhukam). Haiti tak ingi salah menduga-duga statement Luhut.

“Nanti salah saya. Artinya tidak tepat kalau saya menduga-duga. Tanya pada yang bersangkutan,” ucap Haiti.(boy/jpnn)

Exit mobile version