Site icon SumutPos

Pemerintah Sinyal Mendukung, Setnov Bisa Jadi Boneka

FOTO: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Calon Ketua Umum Golkar Setya Novanto (tengah) foto bersama para pendukungnya seusai kampanye di Hotel Grand Angkasa Medan, Minggu (8/5) malam.
FOTO: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Calon Ketua Umum Golkar Setya Novanto (tengah) foto bersama para pendukungnya seusai kampanye di Hotel Grand Angkasa Medan, Minggu (8/5) malam.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ada delapan calon Ketua Umum Partai Golkar yang bertarung pada Munaslub Partai Golkar pada 15-17 Mei mendatang, di Bali. Mereka adalah Aziz Syamsuddin, Mahyudin, Setya Novanto, Ade Komarudin, Syahrul Yasin Limpo, Airlangga Hartarto, Indra Bambang Utoyo, dan Priyo Budi Santoso. Semuanya memiliki peluang yang sama untuk menang.

Namun politisi muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengungkapkan, sudah ada sinyal dari Istana melalui salah satu menteri yang menyebutkan, mendukung pencalonan Setya Novanto menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

“Sinyal dari Istana itu sudah ada, salah satu menteri sudah menyebut Setya Novanto,” ujarnya dalam acara diskusi Front Page bertema “Jalan Panjang Rekonsiliasi Golkar” di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (8/5).

Menurut Doli, omongan tersebut harus dapat dipastikan kebenarannya. Klarifikasi dari menteri itu bisa menjadikan seorang calon ketum mempunyai posisi tawar yang tinggi dibandingkan yang lain.

Posisi tawar tersebut, kata Doli, akan mempengaruhi hasil dalam pemilihan ketua di Munaslub mendatang karena DPD I dan DPD II Partai Golkar pasti akan mempertimbangkan hal itu.

“Sudah pasti nanti bargaining position dia tinggi. Makanya harus klarifikasi benar atau tidak?” tambah Doli.

Jika tidak, maka peta politik untuk pencalonan Ketua Umum Partai Golkar, masih akan terus berubah dan dinamis.

Sementara pengamat politik, Hendri Satrio menilai, caketum Partai Golkar yang paling tajir dari calon lainnya ini sangat mungkin mendapat dukungan dari pemerintah. Apalagi menurut Hendri, mantan Ketua DPR itu merupakan calon yang gampang dipegang dan dikendalikan.

“Sebab, dia tokoh yang banyak kasus. Dengan demikian kalau dia menjadi Ketua Umum, maka Partai Golkar gampang diatur oleh pemerintah. Konon Jokowi suka dengan Setya Novanto,” sambungnya.

Calon lainnya seperti Aziz Syamsuddin juga punya kans yang besar untuk menjadi ketua umum partai berlambang pohon beringin itu. Di mata Hendri, Aziz adalah satu tokoh muda yang memiliki kiprah luar biasa.

“Kiprahnya sangat luar biasa dan relatif tidak memiliki persoalan hukum,” kata Hendri.

Calon lainnya, adalah Mahyudin. Kata Hendri, Wakil Ketua MPR tersebut memiiki karir yang lumayan cepat.

“Termasuk Airlangga dan Ade Komarudin.‎Namun siapa yang menjadi ketua umum, saya pikir tidak sepenuhnya tergantung DPD saja tapi ditentukan keinginan pemerintah. Sebab Munaslub kali ini menentukan arah politik Partai Golkar,” ungkapnya.

Hendri juga menegaskan, kalau publik menanti-nanti apakah Munaslub Partai Golkar tersebut membawa perubahan terhadap masa depan partai beringin atau malah sebaliknya. Sebab, partai Golkar adalah partai tua namun tak memiliki tokoh sentral. Alhasil, semua kadernya dalam Munaslub kali ini banyak yang memilih maju sebagai calon ketua umum.

“Namun sisi positifnya, Partai Golkar sudah kembali ke tracknya, mendukung pemerintah. Sebab mereka sadar kalau pahit rasanya berseberangan dengan pemerintah,” kata Hendri Satrio.

Dia tak percaya kalau tarik menarik jadwal pelaksanaan munaslub, untuk menyesuaikan jadwal Presiden Jokowi agar bisa ikut hadir. Hendri merasa, partai berkelas seperti Golkar tidak mungkin seperti itu.

“Jangan-jangan setelah terpilih Ketua umumnya dan Golkar mendukung pemerintahan Jokowi-JK, lantas dilakukan reshuffle kabinet,” tandasnya.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago juga menduga Setya Novanto hanya akan menjadi ketua umum boneka jika terpilih menggantikan Aburizal Bakrie lewat munaslub Partai Partai Golkar. Sebab, bekas ketua DPR itu tak akan bisa mandiri.

Pangi mengatakan, Ical -sapaan Aburizal- tentu tak akan serta-merta meninggalkan kursi Ketua Umum Golkar. Karenanya, Ical pun harus memastikan Ketua Umum Golkar yang akan datang tetap di bawah kendalinya.

“Dari calon-calon yang ada, yang paling dekat dengan ARB saya rasa adalah Setya Novanto. Tentu ARB tak mau kehilangan pesona ketika tidak lagi jadi ketum,” ujar Pangi.

Karenanya, Setnov -sapaan Setya Novanto- tidak akan bisa mandiri jika kelak terpilih sebagai Ketua Umum Golkar. Sebab, kata Pangi, politikus Golkar yang terseret kasus Papa Minta Saham itu hanya akan menjalankan perintah Ical.

Pangi pun meyakini Ical pasti mengarahkan dukungan ke Novanto. “Jadi ARB bakal dukung Setnov dan kalau kita telaah secara kritis, kans Setnov untuk terpilih jadi ketum Golkar tergolong tinggi,” ujarnya.

Lebih lanjut Pangi yang juga direktur eksekutif Voxpol Center itu mengatakan, Ical masih ingin mempertahankan pengaruhnya di Golkar. Paling tidak untuk menjaga bisnisnya agar tetap berjalan dengan baik.

“Kalau (dilepas,red), ‎ saya menduga bisnis ARB jadi terganggu. Saluran kekuatan politik berupa parpol bisa memuluskan izin dan menjaga kepentingan bisnis berjalan dengan mulus,” ujar Pangi.

KASUS SETNOV DIUSIK LAGI
Sementara, Kampanye Calon Ketua Umum (Caketum) Golkar yang berlangsung di Hotel Grand Angkasa Medan, Jalan Perintis Kemerdekaan, tadi malam (8/5), diwarnai demonstrasi puluhan massa mengatasnamakan Front Rakyat Pemantau Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Sumatera Utara (FRPDRISU).

“KPK, Kejaksaan Agung (Kejagung), Polri tetap harus melaksanakan atau memeriksa dengan serius kasus papa minta saham yang melibatkan Setya Novanto,” teriak koodrinator aksi, Ridho S melalui pengeras suara.

Ridho juga mendesak agar petinggi DPP Partai Golkar agar memecat Setya Novanto sebagai kader Golkar karena terlibat skandal papa minta saham. “Skandal Papa Minta Saham sudah diketahui secara luas di Indonesia mulai dari praktisi politik, praktisi hukum, praktisi ekonomi sampai tukang becak, bahkan penjaga warung kopi. Artinya semua kalangan sudah mengetahui kasus ini,” paparnya.

Akibat kasus tersebut, lanjut Ridho, Setya Novanto mundur dari jabatannya sebagai Ketua DPR RI. Bahkan, surat pengunduran itu disampaikan pada sidang etik Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).

“Sejauh ini MKD juga belum memberikan keputusan apapun, pengunduran diri seharusnya tidak dijadikan alasan penghentian kasus,” bebernya.

Mereka juga meminta agar Setya Novanto dipecat karena terlibat berbagai kasus. “Kami meminta kepada petinggi DPP Golkar agar memecat Setya Novanto karena adanya dugaan kasus Papa Minta Saham,” ujar Ridho S.

Usai menyampaikan orasinya, para pengunjuk rasa membubarkan diri.

Sebelumnya di Jakarta, Barisan Pemuda-Mahasiswa Nusa Tenggara Timur Peduli Golkar juga menolak keras Setya Novanto memimpin Partai Golkar. Mereka memberikan catatan penting terhadap salah satu calon ketum partai berlambang pohon beringin itu.

Banyak hal menjadi pertimbangan mereka yang notabene NTT merupakan daerah pemilihan Novanto. Selama ini, mereka melihat Novanto sibuk dengan dirinya sendiri, sementara masyarakat NTT diabaikan.

“Keterlibatan Setya Novanto ketika menjabat sebagai Ketua DPR RI dalam skandal ilegal mega proyek PT. Freeport,” ujar Ketua Barisan Pemuda-Mahasiswa NTT Peduli Golkar Guche Montero dalam jumpa pers di kawasan Cikini, Jakarta, Minggu (8/5).

Dia mencontohkan, kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo dalam perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia tidak hanya membuat citra institusi parlemen buruk, namun juga citra Golkar yang menjadi pertaruhannya. Pilihan Novanto mundur dari kursi ketua DPR RI tidak serta merta membersihkan nama baik partai dari citra koruptif yang sudah menempel.

Tak hanya itu, Guche juga mengemukakan catatan tidak wajar dari seorang pejabat publik yakni ketika Novanto melakukan kunjungan eksklusif bertemu dengan bakal calon presiden Amerika Serikat Donald Trump.

“Sanksi teguran dan pelanggaran yang dijatuhkan oleh Mahkamah Kehormatan Dewan menjadi konsekuensi miris terhadap tabiat politik yang mempertaruhkan citra lembaga negara. Pernyataan dari Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie yang menyebut pelanggaran Setya Novanto adalah dosa,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Barisan Pemuda-Mahasiswa NTT Peduli Golkar mengimbau seluruh elemen partai maupun masyarakat agar mencegah Novanto terpilih sebagai pemimpin Golkar.

“Jika Setya Novanto berhasil pimpin Golkar maka tidak akan lama lagi Dia bisa menjadi pemimpin bangsa ini,” tegas Guche. (jpnn/dik/adz)

Exit mobile version