Site icon SumutPos

Poldasu Kumpulkan Data Khas Korban

Kepolisian RI mengaku belum ada permintaan dari otoritas berwenang untuk membantu pencarian atau penyelidikan hilangnya pesawat Malaysia Airlines (MAS) bernomor penerbangan MH370 rute Kuala Lumpur-Beijing Sabtu (8/3) dini hari.

“Sementara belum ada permintaan dari otoritas yang berwenang,” kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Ronny Franky Sompie dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (9/3).

Kendati demikian, Ronny mengungkapkan bahwa saat ini Polri sudah menyiapkan Tim Disaster Victim Investigation Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri untuk membantu kepentingan Warga Negara Indonesia dan keluarga yang dikabarkan berada di pesawat milik Malaysia itu.

“Pagi ini Tim DVI Polda Metro Jaya dan Poldasu melakukan pendataan antemortem,” katanya.

Ronny pun menambahkan bahwa data diperoleh dari Kemenlu dan Atpol RI di Malaysia, saat Tim DVI sedang mengunjungi keluarga korban.

Tujuannya, kata Ronny, selain untuk menenangkan keluarga juga mendata ante mortem sekaligus sampling DNA, dental record, sidik jari, properti, tanda fisik dan lain-lainya.

“Sesuai arahan Kadiv Hubinter Polri bahwa Tim Post mortem tetap stand by sampai TKP ditemukan dan ada permintaan bantuan dari otoritas setempat,” papar jenderal bintang dua itu.

Kepala Bidang Dokter dan Kesehatan (Bid Dokkes) Poldasu, Kombes Pol Priyo Kuncoro yang usai berkunjung ke rumah duka korban, Sugianto Lo dan Vinny Chynthya Tio, mengatakan pihaknya tengah mengumpulkan sample darah dan data lengkap dari 3 WNI warga Medan yang ikut dalam pesawat Malaysia Airlines MH 370 yang hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing.

“Data lengkapnya kita kumpulkan termasuk sample darah serta ciri-ciri fisik dan pakaian yang terakhir dikenakan. Sudah hampir rampung dan tinggal satu orang lagi, yaitu dari orang tua Pak Gianto (Sugianto Lo),” kata Kuncoro saat diwawancarai usai keluar dari kediaman Sugianto Lo di Jalan Bilal Gang Idris No. 65, Kec Medan Timur, Minggu (9/3) petang.

Ia menjelaskan, hasil pengumpulan data itu akan diserahkan kepada Mabes Polri. Selanjutnya, laporan akan dikirimkan secepatnya setelah semuanya rampung. “Tugas kami membantu. Kami bertindak sesuai perintah Mabes Polri,” ucapnya.

Disinggung mengenai Surti Dahlia boru Simanjuntak (50), warga Medan yang sudah menjadi warga negara Belanda dan menetap di sana, Priyo menyebutkan pihaknya belum mendapat permintaan dari negara Belanda untuk melakukan hal yang sama kepada keluarga Surti.

Sementara itu, Masnur br Simanjuntak (54), kakak Surti mengatakan, adiknya merupakan warga Medan yang menetap di Amsterdam sejak menikah dengan warga negara Belanda pada 1981. “Dia sudah memegang paspor Belanda. Saat ini Surti bekerja di bagian pajak, perusahaan swasta di Belanda. Tapi, enam tahun terakhir dia pisah dengan suaminya,” katanya.

Selain ke Rumah Surti dan Sugianto Lo-Vinny Chynthya Tio, tim Poldasu juga mendatangi rumah duka Firman Chandra Siregar, di Jalan Bunga Kenanga, Medan Selayang. Untuk mengalih informasi dan data terhadap Firman yang merupakan salah korban pesawat naas tersebut. Petugas pun meminta keterangan dari orangtua dan keluarga Firman.

“Kami di sini mencari data antemortem yang kita cari itu adalah dari ciri korban. Baik itu, ciri fisik yang khusus yang diketahui oleh keluarga korban. Kami juga mengambil informasi sampai terakhir dia (korban) berangkat naik pesawat. Pake baju warna apa, pake tambahan jaket warna apa. Pakai jam tangan atau tidak. Isi dompetnya warna apa, warna sepatu apa, ukuran sepatunya berapa, ikat pinggang dan celananya, dan sebagainya. Seluruhnya kita kumpuli secara detail,”urai perwira melati tiga itu.

Dari keluarga Firman, tim Poldasu juga mengambil dokumentasi korban berupa foto-foto semasa hidup hingga foto korban bersama keluarganya saat hendak terbang ke Kuala Lumpur Malaysia melalui Bandara Kualanamu.

“Sampai kita ambil keterangan keluarga yang ikut (mengantar) korban. Juga kita ambil foto terakhir di bandara menjelang menaik pesawat. Kita ingin tahu, ketika naik pesawat bajunya warnanya ini. Termasuk foto semasa hidup, foto saat korban tersenyum. Jadi, kita bisa mengetahui gigi dari korban seperti apa,”ujarnya.(boy/jpnn/gus/mag-8/rbb)

Exit mobile version