Site icon SumutPos

Jokowi-Ma’ruf Lawan Prabowo-Sandi

HEAD
TO HEAD
Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto bakal head to head di Pilpres 2019 mendatang.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Unsur kejutan mewarnai pengumuman calon wakil presiden yang akan mendampingi Presiden Joko Widodo dan Capres Prabowo Subianto untuk Pilpres 2019 mendatang. Beberapa jam setelah nama Mahfud MD beredar luas di medsos sebagai Cawapres, magrib kemarin Jokowi mengumumkan nama KH Mar’uf Amin sebagai pendampingnya. Lawan politiknya, Prabowo mengumumkan Sandiaga Uno sebagai Cawapresnya, jelang tengah malam.

PRESIDEN Jokowi, mengumumkan nama Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai Cawapresnya. dalam konferensi pers usai bertemu ketua umum dan sekretaris jenderal partai politik pendukungnya di Restoran Plataran, Menteng, Jakarta, Kamis (9/8). “Saya memutuskan dan telah mendapat persetujuan dari partai-partai koalisi yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja bahwa yang akan mendampingi sebagai calon wakil presiden adalah Profesor Kiai Haji Ma’ruf Amin,” ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, keputusan ini telah ditandatangani oleh sembilan ketua umum dari partai politik pendukungnya. Sedangkan, pendaftaran baru akan dilakukan besok, Jumat (10/8/2018) ke Gedung KPU. Adapun tokoh partai politik yang hadir dalam pertemuan ini antara lain Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Selain itu, Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy, Ketua Umum Partai Hanura.

Oesman Sapta Odang, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, dan Ketua Umum PKPI Diaz Hendropriyono. Sedangkan sembilan sekjen yang hadir, yakni Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Sekjen Partai Golkar Lodewijk Paulus, Sekjen Partai Nasdem Johnny G Platte, Sekjen PKB Abdul Kadir Karding. Selain itu, Sekjen Partai Hanura Herry Lontung, Sekjen PPP Asrul Sani, Sekjen PSI Raja Juli Antoni, Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq dan Sekjen PKPI Verry Surya Hendrawan.

Ada beberapa alasan mantan gubernur DKI Jakarta itu menujuk kiai yang kini sudah berumur 75 tahun. Diungkapkan Jokowi, alasan dirinya memilih Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu karena dia adalah tokoh agama dengan segudang pengalaman di pemerintahan dan juga sebagai pernah menjadi anggota dewan.

“Ma’ruf Amin lahir di Tangerang, 11 Maret 1943, adalah sosok utuh sebagai tokoh agama yang bijaksana. Pernah duduk di legislator sebagai anggota DPRD, DPR, MPR dan Wantimpres, Rais Amma PBNU, dan juga Ketua MUI, juga saat ini menjabat sebagai dewan pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP),” ujar Jokowi dalam konfrensi pers di Resto Pelataran, Menteng, Jakarta, Kamis (9/8).

Jokowi juga mengatakan, sosok dirinya dan Ma’ruf Amin adalah perpaduan nasionalis dan religius. Sehingga target merebut hati rakyat Indonesia sebanyak-banyaknya bakal ia lakukan. “Kami saling melengkapi nasionalis-religius, (targetnya) seluruh rakyat Indonesiýa dari Sabang sampai Merauke,” kata Jokowi yang sebelumnya ramai dibicarakan bakal berdampingan dengan Mahfud MD.

Jokowi mengaku dalam memilih Ma’ruf Amin sudah melalui proses yang panjang. Misalnya, meminta masukan dari elemen masyarakat dan dari partai-partai koalisi pendukungnya di Pilpres 2019 mendatang.

Selanjutnya pada Jumat (10/8) hari ini, Jokowi bersama dengan Ma’ruf Amin berkunjung ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mendaftarkan capres dan cawapres. “Jam 09.00 WIB akan daftarkan ke KPU, berangkat dari Gedung Joang 45 menuju ke KPU beserta para ketum, sekjen, dan seluruh relawan,” pungkasnya.

Sandiaga Terpilih
Sementara itu, Sandiaga Salahuddin Uno resmi dipilih sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) mendampingi Capres Prabowo Subianto, menyingkirkan calon lainnya yakni Ustad Abdul Somad (UAS) dan Zulkifli Hasan.

Tadi malam, pukul 23.30 WIB, Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno mendeklarasikan diri jadi capres-cawapres. Deklarasi digelar di kediaman Prabowo, Kertanegara, Kebayoran Baru, Jaksel, Kamis (9/8/2018). Elite PAN dan PKS menyaksikan deklarasi itu.

“Gerindra, PKS, dan PAN telah memberi kepercayaan kepada saya dan Saudara Sandiaga Uno untuk maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden Republik Indonesia,” ujar Prabowo.

Menurutnya, PAN dan PKS telah legowo dengan pilihan Cawapres terbaik dari yang ada, yakni Sandiaga Uno, demi kemajuan bangsa Indonesia. “Saya telah meminta beliau mundur dari Gerindra, meski telah meniti karir yang cukup lama di Gerindra, agar bisa diterima sebagai calon independen. Itu adalah bentuk pengorbanan, demi yang terbaik,” kata Prabowo dalam pidatonya saat deklarasi sebagai Capres dan Cawapres.

“Saya ingin Indonesia berdaulat dan sejahtera. Jangan sampai kekayaan Indonesia dibawa keluar negeri. Tetapi digunakan untuk seluruh rakyat Indonesia. Besok kami akan daftar ke KPU usai salat Jumat di Masjid Istiqlal,” kata Prabowo.

Beberapa jam sebelumnya, Partai Amanat Nasional (PAN) pada Rakernasnya memutuskan tetap mendukung Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, sebagai capres di Pilpres tahun depan. Tetapi mendukung Zulkifli Hasan dan tokoh ulama muda Abdul Somad atau biasa disapa Ustad Abdul Somad sebagai cawapresnya. Setelah negosiasi yang alot, nampaknya seluruh parpol pendukung Prabowo, yakni Gerindra, PAN, dan PKS, telah menemukan kesepakatan.

Sementara itu, Partai Demokrat (PD) menolak Sandiaga jadi duet Prabowo. PD baru akan membuat keputusan besok pagi. PD jadi satu-satunya partai parlemen yang belum membuat keputusan soal Pilpres 2019.

Siapa Sandiaga?
Baru-baru ini, Sandiaga yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu diisukan memberikan mahar sebesar Rp 500 miliar kepada PAN dan PKS, untuk memuluskan langkahnya maju sebagai cawapres. Emang berapa sih tahu kekayaan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu?

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) yang dirilis oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Sandi memiliki harta tidak bergerak sebesar Rp 113 miliar.

Kemudian harta bergerak berupa alat transportasi dan mesin lainnya sebesar Rp 375 juta, harta bergerak lainnya Rp 3,2 miliar, surat berharga sebesar Rp 3,7 triliun dan USD 1,3 juta, giro dan setara kas lainnya sebesar Rp 12,9 miliar dan USD USD 30,2 juta, serta piutang sebesar Rp 13,8 miliar dan USD 2,4 juta.

Utang politikus Gerindra dalam bentuk rupiah itu tercatat sebesar Rp 8,4 miliar dan dalam bentuk dolar sebesar USD 23,6 juta. Secara total, harta kekayaan Sandi mencapai Rp 3,85 triliun dan USD 10,3 juta.

Ma’ruf Amin Ingin Bangun Ekonomi Keumatan
Usai diumumkan sebagai Cawapres, Ketua Umum MUI, Ma’ruf Amin mengatakan berencana membangun suatu arus baru dalam sistem perekonomian di Indonesia. Ma’ruf menyebutnya sebagai sistem ekonomi keumatan.

“Arus lama itu membentuk konglomerat. Yang ini arus baru, tapi bukan untuk melemahkan yang kuat, tapi bagaimana menguatkan yang lemah,” kata Ma’ruf dalam jumpa pers di Kantor PBNU Jakarta Pusat, Kamis (9/8/2018).

Menurut Ma’ruf, sistem ekonomi model ini lebih mengedepankan program redistribusi aset dan kemitraan. Ia berharap, para konglomerat lebih banyak yang bermitra dengan usaha masyarakat.

Ini termasuk, menurut Ma’ruf, bermitra dengan koperasi masyarakat dan bahkan melibatkan pesantren. Menurut Ma’ruf, pengusaha besar dilarang menguasai rantai ekonomi dari hulu sampai ke hilir. Dia mengatakan, masyarakat kecil dan menegah harus dilibatkan mulai dari produksi hingga distribusi. “Jadi ada kemitraan antara yang kuat dan yang lemah,” kata Ma’ruf Amin.

KH Ma’ruf Amin bukan pemain baru dalam kancah politik tanah air. Sejumlah jabatan birokrasi pernah didudukinya. Selain itu, sosoknya juga kental dengan latar belakang Islam.

Seperti dilansir dari Wikipedia, kiprah Ma’ruf dalam kancah politik dimulai pada 1971. Kala itu pada usia 28 tahun dia berhasil masuk dalam jajaran legislatif DKI Jakarta.

Selama menjadi legislator di ibu kota, Ma’ruf beberapa kali menduduki posisi strategis, di antaranya Ketua Fraksi Golongan Islam, Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Pimpinan Komisi A DPRD DKI Jakarta.

Setelah kenyang duduk di legislator DKI Jakarta, pria kelahiran Tangerang, 75 tahun silam itu naik kelas. Kala itu dia menyeberang partai dari PPP ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Keputusannya itu berhasil mengantarkannya menjadi Ketua Komisi VI DPR RI. Dilanjut dengan menjadi Anggota MPR RI.

Tidak berhenti di situ, karir politik Ma’ruf masih bergulir. Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dirinya ditunjuk menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Ia menjabat sejak 2007 dan berakhir pada 2014.

Dari sisi keagamaan sendiri, Ma’ruf sejak kecil sudah kental dengan ajaran Islam. Bahkan silsilah keluarganya juga merupakan pemuka agama. Ayahnya misalnya, KH Mohamad Amin merupakan ulama besar, muridnya saja tersebar di seluruh penjuru Provinsi Banten.

Pada masa sekolah dasar, ayah delapan anak itu sudah mulai belajar ilmu agama dengan mengenyam pendidikan di pondok pesantren Citangkil, Banten. Lulus dari situ Ma’ruf merantau ke Jawa Timur untuk belajar di Pesantren Tebu Ireng. Kemudian dia besar di Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, hingga meraih gelar profesor di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Dalam organisasi keislaman, Ma’ruf telah malang melintang di berbagai jabatan. Seperti menjadi Penasihat Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM-PBNU), Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Dia juga pernah menjadi Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat, Anggota BAZIS DKI Jakarta, Anggota Koordinator Da’wah (KODI) DKI Jakarta, hingga puncaknya pada 2015 lalu ia diangkat menjadi Ketua Umum MUI, dan Ra’is Aam PBNU masa bakti 2015-2020.

Dengan segudang pengalamannya ini baik dari sisi politik maupun keagamaan, Ma’ruf tentu memiliki daya tawar sendiri hingga ditunjuk Jokowi menjadi Cawapres. Petahana tentu berharap dengan hadirnya ulama itu, dapat menambah peluang kemenangannya di Pilpres 2019. (ce1/gwn/sat/hap/JPC)

Exit mobile version