Site icon SumutPos

Efikasi Vaksin Merah Putih Capai 97 Persen, Menkes Berharap Bisa Diberikan ke Anak 5-12 Tahun

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Bibit Vaksin Merah Putih telah diserahkan Universitas Airlangga (Unair) kepada PT Biotis Pharmaceutical. Vaksin yang dikembangkan dari platform inactivated virus itu selanjutnya akan melalui tahapan uji klinis 1,2, dan 3.
Vaksin Merah Putih merupakan vaksin yang dikembangkan oleh peneliti Indonesia guna memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 di Tanah Air. Pada prosesnya, pengembangan vaksin merah putih turut melibatkan berbagai institusi. Universitas Airlangga menjadi salah satu anggota konsorsium yang mengembangkan Vaksin Merah Putih dengan platform inactivated virus.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang hadir dalam acara penyerahan bibit vaksin Merah Putih di gedung Unair mengapresiasi tim peneliti dari Universitas Airlangga yang mampu menghasilkan bibit vaksin Covid-19. “Saya ucapkan rasa bangga yang sangat tinggi kepada rekan-rekan di Universitas Airlangga yang telah mampu menghasilkan seed vaksin dalam negeri,” kata Budi Gunadi dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan, Selasa (9/11).
Budi Gunadi berharap, bibit vaksin Merah Putih ini nantinya bisa dikembangkan untuk menjadi vaksin booster dan vaksin bagi anak-anak usia 5-12 tahun. “Karena saat ini baru ada satu vaksin yang bisa digunakan untuk anak usia 5-12 tahun. Padahal ada 30 juta anak-anak di Indonesia yang menjadi sasaran penerima vaksin Covid-19,” jelas Budi Gunadi.
Sebelum bisa diproduksi massal dan disuntikkan ke masyarakat, bibit Vaksin Merah Putih yang telah melalui uji praklinis tahap 1,2 dan 3 kepada hewan, akan melalui tahap uji klinis. Uji klinis tahap 1 melibatkan 100 orang, diteruskan dengan uji klinis tahap 2 pada Januari 2022 kepada 400 orang dan uji klinis terakhir atau yang ketiga pada Februari 2022 kepada sekitar 1000 orang. “Ini kan sudah lulus uji praklinis ke hewan, kalau bisa uji klinisnya mulai tahun ini, untuk mengukur keamanannya,” urai Budi Gunadi.
Budi pun berharap, Vaksin Covid-19 Merah Putih ini sudah bisa diproduksi pada semester kedua tahun depan. “Saya berdoa, mudah-mudahan proses uji klinis lancar, sehingga pada semester kedua tahun depan Vaksin Merah Putih telah bisa diproduksi,” katanya.
Sementara, Peneliti Utama Tim Vaksin Nusantara, Jonny membeberkan tingkat keamanan vaksin besutan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Mulai dari proses Vaksin Nusantara dimasukkan ke dalam tubuh pasien.
Menurut Jonny, sebelum disuntikkan, komponen dari Vaksin Nusantara dibersihkan terlebih dahulu dan kemudian imunitas seluler di dalam tubuh dikenalkan dengan antigen. “Antigennya itu bukan komponen virus. Jadi, di dalam Vaksin Nusantara ini tidak ada komponen virus. Beda dengan yang lain (konvensional, red) yang semuanya virus. Tidak ada virus yang dimasukkan ke dalam tubuh,” jelas Jonny.
Uji klinis fase I yang sudah memasuki bulan kesepuluh mendapatkan hasil yang sangat baik. Dikatakan Jonny, dari segi keamanan tidak ada yang bermasalah dengan Vaksin Nusantara. “Tidak ada kejadian yang tidak diinginkan yang serius. Efeknya hanya ringan dan sedang saja dan kebanyakan sifatnya lokal, nyeri di penyuntikan,” katanya.
Demikian juga dengan fase II yang dilakukan untuk mencari dosis penyuntikan ke dalam tubuh seseorang. Jonny menambahkan, pada fase 2 juga diperhatikan dengan seksama faktor keamanan diperhatikan, termasuk pada fase 3 nantinya.
“Seberapa besar bisa mencegah supaya pasien itu walaupun kena Covid-19 tapi dia tidak berat, tidak sampai dirawat. Itu efikasi. Karena kalau kita baca-baca efikasi itu bukan seberapa banyak orang yang nggak kena Covid-19, tapi seberapa banyak orang itu walaupun kena Covid-19 tapi tidak berat. Kan itu fungsi vaksin,” tuturnya.
Dari 135 orang yang menjadi relawan uji klinis fase II hingga bulan ke-6 diketahui sebanyak 21 orang yang positif Covid-19 dengan varian Delta. “Dari 21 pasien ini, yang dirawat cuma 3 orang. Jadi kalau lihat efikasi itu 97 persen. Tapi kalau lihat dia (pasien) kena atau tidak, yang tidak kena saat ini sekitar 84,6 persen (efikasi),” tandasnya. (jpc/dtc/okz

Exit mobile version