Site icon SumutPos

Tersangka Pengeroyok Ade Armando Bukan Mahasiswa

DIJENGUK: Rektor UI menjenguk ade armando yang tengah dirawat di rumah sakit pasca dikeroyok saat demo di Jakarta.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E. Zulpan menyatakan, enam tersangka pengeroyokan pegiat media sosial (medsos) Ade Armando bukan mahasiswa. Zulpan menyebut mereka juga bukan bagian dari aliansi BEM SI.

“Pengeroyokan terhadap saudara Ade Armando yang dilakukan beberapa orang yang bukan dari kelompok mahasiswa BEM SI atau kami namakan nonmahasiswa,” kata Zulpan dalam jumpa pers di Polda Metro, Selasa (12/4).

Zulpan mengatakan pemukul Ade merupakan penyusup dalam demo. Namun, ia tak membeberkan lebih lanjut latar belakang para tersangka itu. “Kepolisian menolong korban Ade Armando kemudian melakukan langkah-langkah kepolisian terukur untuk bubarkan massa karena massa aksi sudah disusupi oleh nonmahasiswa,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat mengatakan dua tersangka yang ditangkap berprofesi sebagai wiraswasta. Ade menyebut empat orang lainnya yang masih buron juga bukan mahasiswa. Dua tersangka yang telah ditangkap ini diketahui atas nama Muhamad Bagja yang diringkus di Jakarta Selatan dan Komar yang dicokok di Jonggol. “Dari data kami himpun dari dua orang yang ditangkap statusnya wiraswasta, bukan mahasiswa,” kata Tubagus dalam konferensi pers, Selasa (12/4).

Total polisi menetapkan enam orang tersangka pengeroyokan Ade Armando, yakni, Muhamad Bagja, Komar, Abdul Latip, Abdul Manaf, Dhia Ul Haq, dan Ade Purnama. Dari keenam tersangka itu, empat orang lainnya masih buron dan dalam upaya pengejaran. Polisi meminta keempat tersangka ini untuk segera menyerahkan diri.

Sementara itu, Polda Jawa Barat siap membantu memburu empat tersangka pengeroyokan Ade Armando. Diketahui, salah satu tersangka ditangkap di daerah Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.”Jika ada koordinasi oleh penyidik maka akan kita bantu,” kata Kepala Bidang Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo, Selasa (12/4).

Ibrahim mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menerima permintaan bantuan dari penyidik Polda Metro Jaya terkait pencarian empat tersangka lainnya.”Sampai saat ini belum ada koordinasi dari Metro Jaya,” ucapnya.

Sebelumnya, Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat mengatakan pihaknya telah menangkap dua tersangka pengeroyokan Ade Armando. Sementara empat tersangka lainnya masih buron.

“Dua tersangka baru saja berhasil diamankan di Jonggol dan di Jakarta Selatan,” kata Ade dalam jumpa pers di Polda Metro, Selasa (12/4).

Sebagai informasi, Ade Armando dipukuli sekelompok orang di depan Gedung MPR/DPR saat mahasiswa menggelar aksi menolak penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden kemarin.

Ade menjadi bulan-bulanan massa setelah sempat cekcok dengan beberapa orang. Ia langsung dihajar hingga babak belur dan tak berdaya, bahkan celananya terlepas. Polisi berhasil menyelamatkan nyawa Ade setelah menembakkan gas air mata. Ade langsung digiring puluhan polisi masuk ke Gedung DPR. Ia langsung dibawa ke RS Siloam. Dosen Universitas Indonesia (UI) itu mendapat perawatan intensif. Muka Ade lebam, bagian kepalanya pun harus dijahit. Ia disebut mengalami pendarahan di otak.

Luhut Panjaitan Didemo BEM UI

Kedatangan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan ke Balai Sidang Universitas Indonesia (UI) Depok, membuat mahasiwa di sana melakukan unjuk rasa. Massa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) mendesak agar Luhut membuka big data yang menyebut mayoritas masyarakat Indonesia menginginkan Pemilu diundur.

Menanggapi hal tersebut, Luhut mengaku big data tersebut benar adanya. “Banyak dan ada di saya (big data masyarakat ingin Pemilu 2024 ditunda-Red),” ujar Luhut di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (12/4).

Mendengar jawaban itu, mahasiswa pun mendesak Luhut untuk membukanya.”Keluarin datanya, Pak!” kata peserta aksi.

Alih-alih menjabarkan data yang ia maksud, Luhut malah memberikan jawaban lain.”Kan saya punya hak juga untuk tidak men-share ke kalian. Nggak ada masalah,” timpal Luhut.

Politikus senior Partai Golkar tersebut mengaku, perbedaan pendapat mengenai penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden RI tidak perlu menjadi polemik. “Kalian jangan emosional. Kalian dengerin juga. Kita beda pendapat silakan. Nanti kau dengan istrimu beda pendapat dan tidak harus berantam,” ungkap Luhut.

“Kan saya punya hak juga untuk tidak men-share ke kalian. Nggak ada masalah,” timpal Luhut.

Politikus senior Partai Golkar tersebut mengaku, perbedaan pendapat mengenai penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden RI tidak perlu menjadi polemik. “Kalian jangan emosional. Kalian dengerin juga. Kita beda pendapat silakan. Nanti kau dengan istrimu beda pendapat dan tidak harus berantam,” ungkap Luhut.

Luhut juga mengklaim tidak pernah mengusulan agar jabatan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden RI bisa diperpanjang. “Siapa yang bilang saya minta supaya presiden tiga periode. Saya tanya siapa?” tanya Luhut kepada massa BEM UI. “Kita baca di media Pak,” timpal peserta aksi.

Luhut pun meminta agar mahasiswa yang tergabung dalam BEM UI bisa menelaah yang ia sampaikannya tersebut. Pasalnya dia menyebut tidak pernah mengusulkan perpanjangan jabatan kepala negara.

“Kalau kau baca dari media, ya dengar dari saya dong, saya enggak pernah bilang begitu. Dengerin ya, dengar jangan marah-marah. Saya tidak pernah mengatakan Presiden tiga periode, enggak pernah,” tegas Luhut.

Luhut juga menegaskan, yang ia sampaikan adalah adanya aspirasi dari masyarakat yang ingin agar Pemilu 2024 ditunda pelaksanaanya.”Yang pernah saya katakan banyak di bawah (masyarakat-Red) itu minta pemilu di tunda. Apa salah? Kamu (massa BEM UI) ngomong gini salah, enggak kan?” ungkapnya. (jpg)

Exit mobile version