Site icon SumutPos

Evakuasi Terhalang Lumpur & Hujan Deras

istimewa for sumut pos
TINJAU: Kapolres Nias Selatan AKBP Faisal Napitupulu turun ke lokasi longsor di Desa Sukamajumohili, Kecamatan Gomo, Minggu (11/11). Tujuh orang dalam satu keluarga tertimbun longsor.

TELUK DALAM, SUMUTPOS.CO – Evakuasi terhadap enam korban longsor di Dusun Dua, Desa Sukamajumohili, Kecamatan Gomo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara (Sumut), dilanjutkan kemarin. Petugas gabungan terus berjibaku dengan lumpur dan hujan deras.

Cuaca buruk yang melanda kawasan pegunungan membuat petugas kesulitan Setelah bersusah payah, petugas berhasil mengevakuasi jenazah korban kedua atas nama Gustiayu Putri Hulu(5), yang ditemukan di aliran sungai.

“Saat ini pencarian dihentikan sementara karena hujan deras,” kata Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Nias, Tonggor Gultom, Senin (12/11).

Selain cuaca, tim gabungan yang melakukan proses evakuasi juga terkendala akses menuju ke lokasi. Di mana, lokasi kejadian sangat sulit dijangkau. Petugas harus menembus jalanan berlumpur sedalam sekitar 50 cm.

Kondisi ini juga yang membuat alat berat tidak bisa masuk. Apalagi jalan menuju ke sana bergelombang. ”Menuju desa itu kanan kirinya juga jurang. Kita masih mencari cara lain,” ungkapnya.

Karena alat berat tidak bisa masuk, petugas melakukan pencarian dengan menyisir kawasan longsor. Pembersihan material dilakukan dengan cara manual.  “Kita sangat hati-hati. Karena kita menghitung ada potensi longsor susulan. Apalagi saat hujan deras,” ujarnya.

Senada dengan Basarnas Nias, Ketua Regu SAR Nias, Antonius Salam, mengatakan tim SAR yang diterjunkan masih menggunakan alat manual, cangkol dan sekop. Cara itu dilakukan karena sulitnya alat berat memasuki wilayah terdampak yang sempit dan berlumpur.

“Hari ini tim Rescue SAR gabungan bekerja secara manual. Alat berat atau eskavator masih berada di Kecamatan Gomo, sekitar 8 kilometer dari lokasi bencana. Alat berat terhalang bebatuan, jalanan sempit dan berlumpur dengan kedalaman sekitar 50 centimeter,” tutur Antonius.

Ia mengatakan, tim Rescue SAR gabungan BASARNAS, TNI, POLRI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nisel dan Masyarakat, masih bekerja melakukan pencarian korban secara manual, di titik yang diperkirakan keberadaan korban.

Sebelumnya, tujuh orang dilaporkan tertimbun longsor yang terjadi Sabtu (10/11) sekira pukul 08.45 WIB. Hingga kemarin, baru dua yang berhasil dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia. Jenazah korban pertama atas nama Kristofen Hulu, ditemukan Minggu (11/11). Korban kedua atas nama Gustiayu Putri Hulu (5) ditemukan Senin (12/11) sore.

Ketujuh korban meninggal dunia akibat tertimbun longsor yakni Setiamas Hulu (perempuan/30 tahun), Aristina Laia (P/33), Kristopen Hulu (laki-laki/4), Darman Hulu (L/7), Rei Jaya Hulu (L/3), Gustiayu Putri Hulu (P/5) dan Noverman Hulu (L/2).

Gubsu Segera ke Nisel

Terkait bencana longsor yang memakan korban di Nisel, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi berencana akan berkunjung ke Nias Selatan (Nisel). “Untuk Nias Selatan saya berangkat 16 November. Saya akan lihat di sana kenapa (bencana) bisa terjadi. Kita harus tahu dulu pastinya kenapa. Kalau itu akibat (kelalaian) manusia, manusianya yang kita cari dan kita benari. Kalau itu alam, tentu ke depan akan kita evaluasi supaya rakyat dapat tinggal di tempat yang lebih aman,” ujarnya, Senin (12/11).

Mengingat potensi bencana yang tinggi di beberapa daerah di Sumut sampai akhir 2018, Pemprovsu akan mengundang Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral untuk melakukan penelitian total. “Ya, karena dia (Badan Geologi) yang tahu secara ilmiah, dan lebih memahami dari kita,” kata Edy.

Begitupun dengan kondisi banjir dan longsor di Mandailing Natal, Edy menegaskan pihaknya terus memberi atensi dan bantuan. “Ada dua jembatan di sana yang hancur dan hanyut, itu yang akan kita tindak lanjuti. Dan itu harus segera (dilakukan pembangunan). Yang kedua permukiman masyarakat, pertanian rakyat untuk mencari nafkah. Untuk bantuan pasti akan terus kita berikan,” pungkasnya.

Informasi diperoleh, usai menghadiri rapat sidang paripurna di DPRD Sumut, Gubernur Edy Rahmayadi didampingi sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprovsu segera menuju Madina, untuk meninjau dan melihat langsung kondisi di daerah tersebut.

Terpisah, Kasubbid Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Muhammad Ridwan mengaku belum menerima informasi terbaru dari tim di lapangan terkait jumlah korban yang ditemukan. “Informasinya masih satu orang korban saja yang ditemukan,” katanya.

Pihaknya tak bosan mengingatkan Kepala daerah se Sumut agar menginstruksikan siaga bencana kepada masyarakatnya. Sebab hingga Desember mendatang, cuaca ekstrem diprediksi melanda Sumut. Potensi bencana seperti banjir dan longsor diprediksi akan terjadi.

“Kami prihatin atas bencana yang terjadi di Nisel. Apalagi kan sebelumnya kita sudah menerbitkan untuk siaga bencana ke seluruh kabupaten dan kota. Tinggal bagaimana wali kota dan bupati menyikapi instruksi tersebut,” katanya.

Upaya paling minimal, menurut dia, ada dilakukan himbauan dari Kepala daerah bersangkutan kepada warganya. Khususnya yang tinggal di daerah aliran sungai (DAS) maupun perbukitan yang rawan longsor. “Supaya warga tersebut menjadi waspada akan bencana. Apalagi kondisi hujan,” pungkasnya.

Setengah Wilayah Madina Terdampak

Sementara itu, anggota DPRD Sumut dari daerah pemilihan (Dapil) Sumut 7 (Tabagsel) yang baru saja melakukan reses, meminta perhatian pemerintah provinsi (Pemprov) kepada Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Pasalnya hampir setengah wilayahnya terdampak banjir dan longsor.

“Agar diberikan bantuan hibah berupa alat berat excavator untuk penanganan bencana tanah longsor dan banjir di Kab. Madina,” ujar Ketua Reses DPRD Sumut Dapil Sumut 7 (Tapsel, P. Sidempuan, Madina, Paluta dan Palas), Fahrizal Efendi Nasution saat Paripurna penyampaian hasil reses I DPRD Sumut, Senin (12/11).

Mereka juga meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut dan Madina mendata jumlah warga yang terkena bencana, serta kebutuhan apa yang sangat diperlukan masyarakat tersebut. “Bila perlu mendirikan posko penanggulangan bencana di setiap kecamatan yang terkena banjir,” katanya.

Ditambahkannya, pembangunan jalan dan jembatan yang ada di beberapa kecamatan Madina yang terkena bencana banjir dan longsor perlu segera diperbaiki. (pra/jpc/prn/bal)

Exit mobile version