Site icon SumutPos

Yuk, Dukung! Target Kemenpar 2016: Kalahkan Wisata Malaysia

Foto: Dok/Sumut Pos Sejumlah penari menarikan tarian tradisional Tor-tor Siputu Cawan pada pembukaan Pesta Danau Toba 2010.
Foto: Dok/Sumut Pos
Sejumlah penari menarikan tarian tradisional Tor-tor Siputu Cawan pada pembukaan Pesta Danau Toba 2010.

PADANG, SUMUTPOS.CO – Sadar jauh tertinggal dari negara ASEAN lain, khususnya Malaysia, dalam pengelolaan sektor pariwisata, Kementerian Pariwisata selaku ujung tombak pengelolaan dan pengembangan sektor kepariwisataan siap habis-habisan. Tak main-main, target mengalahkan Malaysia pun ditabuh.

Begitulah benang merah yang terungkap dari diskusi terbatas Asisten Deputi Pengembangan Pasar Personal Kementerian Pariwisata, Raseno Arya dengan awak redaksi Padang Ekspres Group di Graha Pena Padang, kemarin (11/3). Hadir Chief Operating Officer (COO) Riau Pos Group (RPG) Divre Padang Marah Suryanto, para pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi Padang Ekspres Group.

“Tahun ini, kita berupaya merealisasikan target kunjungan 12 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 260 juta wisatawan Nusantara (wisnu). Untuk mencapainya, daerah-daerah yang memiliki potensi pariwisata yang luar biasa akan dikembangkan,” sebut Raseno.

Sekadar diketahui, berdasarkan ASEAN Tourism Statistics Data Base 2015, jumlah kunjungan wisatawan ke Malaysia tahun 2015 hampir sama dengan jumlah penduduknya sebanyak  27 juta orang. Sedangkan Thailand, dikunjungi  hampir 46  juta orang, Vietnam sudah 8 juta orang. Sedangkan Indonesia baru mendekati 9 juta orang.

Nah, salah satu pengembangan kawasan wisata yang digencarkan pemerintah tak lain Danau Toba, Sumut. Tak main-main, pemerintah mengucurkan anggaran tak sedikit, mencapai triliunan rupiah.

“Tak hanya pemerintah pusat, pemda setempat juga sudah menyatakan komitmen ‘mengeroyok’ pengembangan kawasan wisata setempat. Semua ini, juga tak terlepas dari keberadaan Menkopolhukam Luhut Panjaitan yang juga berasal dari sana. Beliaulah mengumpulkan kepala daerah setempat,” sebut Raseno.

Lalu bagaimana dengan Sumbar? Roseno meyakini hal seperti itu bisa pula dilakukan di Sumbar, salah satunya Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh di Pesisir Selatan, atau pengembangan wisata di Kepulauan Mentawai. Kemenpar siap menggandeng urang awak yang menempati posisi strategis di pusat, bersama mengembangkan industri pariwisata Sumbar.

“Kita juga punya banyak tokoh penting di pusat. Ada Pak Irman Gusman, Andrinof Chaniago dan tokoh Minang lainnya di nasional, agar mendorong pemkab/pemko di Sumbar memajukan pariwisata. Saya lihat komitmen para kepala daerah Sumbar ada untuk itu,” ujar alumni Fakultas Ekonomi Unand ini.

Namun dari sekian banyak objek wisata itu, Raseno melihat, persoalan infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia masih menjadi kendala. Dia mewanti-wanti persoalan infrastruktur ini harus menjadi perhatian serius dari gubernur/bupati/wali kota jika ingin meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan Sumbar.

“Pemerintah daerah harus menyiapkan akses jalan yang baik menuju lokasi objek wisata. Begitu juga perbaikan berbagai fasilitas penunjang lainnya, seperti toilet, tempat istirahat. Lalu, menyediakan sentra kerajinan dan lainnya. Tak kalah pentingnya, juga kebersihan dan keamanan betul-betul dijaga,” ujarnya.

Tak hanya pembenahan infrastruktur, menurut Raseno, yang tak kalah pentingnya adalah kesiapan masyarakat menyambut tamu. Masyarakat yang berada di daerah tujuan wisata harus ramah terhadap pengunjung. Dengan begitu, wisatawan merasa nyaman dan betah. “Itu penting sekali, karena hal itulah yang bakal mendongkrak sektor kepariwisataan di daerah ini,” jelas Raseno.

Selain pembenahan infrastruktur dan fasilitas lainnya, tahun ini Kemenpar jor-joran mempromosikan pesona Indonesia. “Media massa sangat strategis sebagai media promosi wisata. Dengan begitu, pariwisata daerah dapat lebih dikenal luas oleh masyarakat,” ungkap Raseno.

Raseno mencontohkan kawasan Mandeh, yang tersohor ke seantero negeri berkat ekspose media massa. Terkait promosi ini, Raseno menekankan pentingnya melibatkan perantau yang tersebar di luar Sumbar. Perantau ini bisa diberdayakan sebagai media promosi untuk meningkatkan wisatawan. “Intinya, semua elemen harus dimanfaatkan dalam promosi wisata ini,” katanya.

Karena itu, Raseno mendukung pertemuan Forum Pemred Riau Pos Group se-Sumatera yang bakal digelar awal Mei mendatang di Padang. Dia berkeyakinan kegiatan tersebut sangat strategis mempromosikan potensi daerah, khususnya sektor pariwisata. “Saya berharap nantinya ada tindak lanjut dari pertemuan Forum Pemred ini,” harap Raseno.

TdS se-Sumatera

Dalam diskusi yang berlangsung penuh keakraban itu, Raseno bertekad membenahi segala kekurangan dalam pelaksanaan Tour de Singkarak (TdS) tahun lalu. Dia optimistis TdS 2016 lebih meriah dan sukses.

Berkat TdS juga, kini Sumbar sudah dikenal di berbagai belahan dunia, terutama Danau Singkarak. Tak heran, sejumlah provinsi di Indonesia, kini berlomba-lomba menggelar iven serupa (tour de) di daerah masing-masing. “Nah, provinsi lain saja cemburu dengan TdS, kok kita di Sumbar malah sinis dengan TdS,” sindirnya.

Kecemburuan itu terungkap dalam pertemuan Kemenpar dengan kepala Dinas Pariwisata se-Indnesia baru-baru ini. Sebagai jalan tengah, diusulkan agar skop TdS diperluas hingga se-Sumatera. TdS dimulai dari Banda Aceh hingga Lampung, dan finish di Sumbar. Dibagi dalam 15 etape dan dilaksanakan selama dua minggu. “Semua ini baru rencana, perlu pembicaraan lebih lanjut ke depan. Etape Tour de France (TdF) pun melintasi Belanda, Spanyol dan finish di Paris,” tutur Raseno.

Terkait pelaksanaan TdS 2016, menurut rencana dihelat Agustus mendatang. Pelaksanaannya dibuat lebih meriah lagi dibandingkan tahun lalu.

COO RPG Divre Padang, Marah Suryanto mengatakan, dengan kekuatan 23 media cetak, 9 media online, 3 media televisi, dan 1 radio di bawah naungan RPG, bisa menjadi media efektif memajukan potensi daerahnya masing-masing.

“Media berperan mendorong kemajuan daerah. Nah, Padang Ekspres Group bersama Forum Pemimpin Redaksi Riau Pos Group (RPG), ingin menjadi bagian dari gerakan perubahan itu. Memberi kontribusi lewat jalur literasi memajukan bangsa dari daerah,” kata Pemred Padang Ekspres Nashrian Bahzein. (eri/adz)

Exit mobile version