Site icon SumutPos

Dipastikan Bebas Virus Corona, 238 Peserta Observasi di Natuna Pulang Kampung

PULANG: WNI yang menjalani masa observasi di Natuna foto bersama sebelum dipulangkan ke kampung masing-masing.
PULANG: WNI yang menjalani masa observasi di Natuna foto bersama sebelum dipulangkan ke kampung masing-masing.

SUMUTPOS.CO – Hari ini 238 orang warna negara Indonesia dari Hubei, Tiongkok, dan 47 orang tim penjemput yang diobservasi di Pangkalan Terpadu TNI di Natuna, akan kembali ke daerahnya. Pemerintah daerah diharapkan membantu dalam proses kepulangan. Empat orang di antaranya merupakan warga Sumut.

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pernyataan jelang pemulangan WNI dari Wuhan dan sekitarnya yang sudah menjalani observasi di Natuna. Jokowi memastikan bahwa 285 orang yang telah menjalani observasi selepas evakuasi dari Provinsi Hubei, Tiongkok dalam kondisi sehat. ’’Siap kembali berkumpul bersama keluarga,’’ katanya saat berada di Magelang kemarin.

Dia mengatakan seluruh WNI tersebut telah menjalani masa observasi selama 14 hari di Natuna. Ketentuan masa karantina itu sesuai dengan protokol kesehatan yang dibuat oleh WHO. Jokowi mengatakan protokol WHO itu diikuti pemerintah secara ketat.

’’Karantina di Natuna juga ketat, diawasi, dicek harian. Sekarang sudah 14 hari, memang protokolnya seperti itu,’’ jelasnya. Jokowi juga menepis kekhawatiran mengenai kondisi mereka selepas kembali ke tengah-tengah keluarga dan masyarakat. Dia menegaskan ketika hari ini (15/2) diputuskan para WNI itu dipulangkan ke rumah masing-masing, sudah dipastikan telah melalui prosedur kesehatan.

Sekretaris Ditjen P2P Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, menyatakan seluruh peserta observasi ingin cepat pulang. Sebagian mereka adalah mahasiswa yang kuliah di Hubei. “Mereka ingin cepat pulang dan ingin melanjutkan studinya di Wuhan,” tuturnya.

Perkuliahan sudah dimulai meski kota tersebut dalam kondisi lockdown. “Kuliah dengan metode online,” imbuh Yuri.

Dia menyatakan bahwa kepulangan 285 orang yang diobservasi ini tak perlu ditunda. 14 hari masa observasi sudah sesuai dengan ketentuan badan kesehatan dunia, WHO. “Mereka datang dalam kondisi sehat. Jadi untuk apa mereka kami tahan-tahan untuk bertemu dengan keluarga. Tidak ada yang harus dibatasi,” tuturnya.

Rencananya hari ini Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menko PMK Muhadjir Effendy, dan Kepala BNPB Doni Monardo akan menjemput 285 peserta observasi. Mereka berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, menuju Bandara Raden Sajad, Natuna, pukul 07.00. Estimasi perjalanan 1 jam lebih sedikit.

Ada 3 pesawat milik TNI Angkatan Udara yang akan digunakan. Dua Boeing dan satu Herkules. Tiga pesawat ini yang sebelumnya digunakan untuk menjemput peserta observasi yang terbang dari Batam menuju Natuna.

“Sabtu pagi juga dilakukan pengecekan kesehatan terakhir. Setelah itu menyiapkan mereka kembali ke Jakarta,” ungkap Yuri. Pemeriksaan ini untuk memastikan mereka dalam keadaan sehat. Selama ini, pemeriksaan kesehatan rutin dilakukan. Ada tenaga medis dalam masa observasi.

“Ada keinginan masyarakat Natuna untuk melepas mereka dengan upacara adat,” tuturnya.

Pukul 12.00 persiapan menuju pesawat. Satu jam setelahnya mereka akan terbang kembali ke Jakarta. Menteri dan pejabat yang ikut dalam pesawat tersebut. Di Bandara Halim Perdanakusuma, Anggota DPR Komisi IX dan perwakilan pemerintah daerah ikut menyambut. “Pemerintah juga akan menyerahkan krunya PT Lion Group yang ikut menjemput dan turut dikarantina,” ungkapnya.

Pekerjaan tak berhenti di sini. Hangar tempat observasi pun harus dibersihkan. Kementerian Kesehatan akan melakukan disinfeksi. “Ditutup tiga hari hingga seminggu,” bebernya.

Sebelumnya, Kepala BNPB Doni Monardo menyatakan pemerintah telah menyiapkan tiket bagi peserta observasi yang akan pulang ke daerahnya. Namun jika ada yang ingin bermalam, pemerintah akan menyiapkan akomodasi selama di Jakarta.

Doni juga menyatakan bahwa Menko PMK Muhadjir Effendy akan menggelar pertemuan dengan warga Natuna. Pertemuan ini sebagai wujud terima kasih kepada warga yang mendukung adanya pusat observasi di Natuna.

Deputi bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Agus Suprapto menyatakan bahwa sudah ada koordinasi dengan pemerintah daerah melalui Kementerian Dalam Negeri. Dia menyatakan bahwa kemarin dilaksanakan rapat dengan Dinas Kesehatan popinsi dan kabupaten untuk menyambut peserta observasi dari Natuna. “Jatim paling banyak (peserta observasi, Red),” tuturnya.

Di Jawa Timur, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur secara kontinyu berkoordinasi dengan tim Kementerian Kesehatan. “Kami akan kawal betul proses pemulangannya. Memastikan ke 65 orang tersebut bisa kembali sehat dan kembali berkumpul dengan keluarganya,” katanya kemarin.

Dari 238 WNI yang dibawa pulang dari Wuhan Tiongkok, sebanyak 65 di antaranya berasal dari Jawa Timur. Rinciannya dari Sidoarjo tiga orang, Surabaya 34 orang, Tuban satu orang, Banyuwangi satu orang, Bojonegoro satu orang, Bondowoso satu orang, Gresik satu orang, dan Jember satu orang. Selain itu, Kediri empat orang, Lamongan dua orang, Lumajang empat orang, Malang tujuh orang, Pamekasan satu orang, Ponorogo satu orang, dan Probolinggo tiga orang.

Khofifah mengatakan, masyarakat Jawa Timur tidak perlu hawatir berlebihan dalam merespon kepulangan peserta observasi. Dia memastikan seluruh WNI tersebut dalam kondisi sehat. “Kementerian Kesehatan sudah melakukan observasi selama 14 hari dan tidak ada satupun dari mereka yang menunjukkan gejala terinfeksi virus corona. Mereka mengantongi surat keterangan sehat dari Kemenkes, jadi tidak perlu hawatir,” ungkapnya.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin juga menyatakan kondisi mereka aman dan bisa berbaur denga masyarakat di kampung halaman kembali. Dia mengatakan masa observasi selama 14 hari itu sesuai dengan masa inkubasi. “Artinya setelah 14 hari, dianggap sudah tidak terpapar atau terjangkit virus itu,” kata Ma’ruf di kantor Wakil Presiden.

Ketua Umum MUI itu mengatakan masa inkubasi itu harus dipahami oleh masyarakat. Supaya masyarakat tidak ketakutan untuk menerima mereka di tengah-tengah kampung halaman. Dia menegaskan kriteria inkubasi 14 hari itu sudah sama dengan jaminan dari WHO. “Kalau sudah 14 hari tidak terjangkit berarti sudah aman,” jelasnya.

Untuk upaya deteksi, Ma’ruf mengatakan pemerintah terus melakukannya. Dia menegaskan mendeteksi seluruh masyarakat Indonesia yang mencapai 260 juta jiwa tentu tidak mungkin. Untuk itu yang dilakukan pemeriksaan hanya untuk orang yang menunjukkan indikasi-indikasi tertentu.

Menlu Retno Marsudi mengatakan sampai saat ini belum ada rencana evakuasi WNI dari Tiongkok. Meskipun begitu pemerintah terus memantau dari perwakilan yang ada di sana. Retno berharap pemerintah Tiongkok bisa melakukan penanganan wabah virus ini dengan baik.

Di sisi lain, Garuda Indonesia memperkuat upaya antisipatif penyebaran virus corona dengan melakukan disinfeksi armada. Tujuannya untuk memastikan aspek kebersihan kabin pesawat dan sterilisasi terhadap kuman. Tindakan ini dilakukan khususnya pada armada yang sebelumnya melayani penerbangan dari dan menuju Tiongkok.

Direktur Operasi Garuda Indonesia Capt Tumpal M Hutapea mengatakan, “Upaya tersebut dilakukan sejalan dengan peningkatan epidemi virus corona disejumlah negara. Komitmen ini kami lakukan untuk memperkuat upaya ansitipatif penyebaran virus khususnya pada lini layanan transportasi udara,” ungkapnya.

Adapun disinseksi armada tersebut dilakukan dengan melakukan penyemprotan cairan disinfektant di kabin pesawat sesuai dengan prosedur. Proses disinfeksi tersebut juga dilakukan di area kargo pesawat. Awak pesawat Garuda Indonesia yang bertugas pada rute Tiongkok juga melakukan prosedural pemeriksaan kesehatan rutin di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) bandara pada saat sebelum dan setelah bertugas. (wan/lyn/jpg)

Exit mobile version