Site icon SumutPos

Yusuf dan Thorik Langsung Ngobrol

JAKARTA-Detasemen Khusus 88 Antiteror telah mempertemukan tersangka teroris yang didatangkan dari Langkat, Sumatera Utara, Yusuf Rizaldi alias Abu Toto dengan tersangka asal Tambora, Jakarta Barat , Muhammad Thorik. Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar dalam pertemuan itu, akhirnya polisi dapat memastikan bahwa orang itu adalah Yusuf yang selama ini dicari Densus 88.

“Mereka sudah ngobrol-ngobrol dan mereka saling mengenal dengan baik,” kata Boy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (14/9).
Menurut pengakuan Yusuf dan Thorik, mereka berkumpul sejak bulan Mei 2012 lalu.

Pertemuan dilakukan di kontrakan di Bojonggede milik tersangka lainnya, almarhum Wahyu alias Anwar. Di rumah itulah mereka mempersiapkan rencana teror bom kepada markas-markas kepolisian yang dianggap sebagai thogut atau penghalang aksi jihad mereka.

“Sudah tidak diragukan lagi, itu Yusuf. Dia sama-sama dengan mereka. Perannya sedang terus digali. Di antara mereka yang mahir merakit bom adalah almarhum Wahyu itu,” papar Boy.

Yusuf dan Thorik adalah tersangka yang menyerahkan diri pada polisi setelah masuk dalam daftar pencarian orang. Mereka menghilang sejak terjadi ledakan di Beji, Depok, Sabtu (8/9) pekan lalu. Thorik menyerahkan diri pada Minggu (9/9) setelah melarikan diri dari rumahnya di Tambora Rabu, (5/9) lalu. Ia menyerahkan diri di Polsek Jembatan Lima, Jakarta Barat.

Sedangkan Yusuf menyerahkan diri pada Rabu (12/9) setelah dinasihati orangtuanya. Ia menyerahkan diri dengan diantar orangtuanya di Polsek Pangkalan Susu, Langkat, Sumatera Utara. Ia dibawa ke Jakarta pada Kamis (13/9). Bersama tersangka teroris lainnya, Arif, mereka ditahan di Mako Brimob.
Boy juga menjelaskan, Detasemen Khusus 88 Antiteror saat ini masih mengejar dua tersangka teroris yang diduga terlibat dalam jaringan Thorik cs di Depok dan Bojonggede. Keduanya berinisial S dan A. Salah satu di antaranya diduga berada dalam kontrakan Yusuf Rizaldi, di Beji, Depok saat terjadi ledakan pada Sabtu, pekan lalu (8/9). “Masih dilakukan upaya pengejaran dan penyelidikan pada dua orang ini,” ujar Boy.

Boy mengimbau agar dua tersangka teroris ini dapat menyerahkan diri pada pihak kepolisian seperti yang dilakukan oleh dua tersangka sebelumnya Muhammad Thorik dan Yusuf Rizaldi alias Abu Toto. “Kita imbau demikian. Kita akan berterimakasih sekali jika mereka mau menyerahkan diri,” kata Boy.
Satu per satu kelompok Thorik cs telah berada dalam pengamanan Polri di antaranya Arif, Thorik, Yusuf alias Abu Toto, dan Wahyu yang telah tewas setelah menjadi korban ledakan di Beji, Depok. Kelompok ini merencanakan aksi mereka di Bojonggede, Bogor. Wahyu meminta mereka untuk mencari kontrakan lainnya. Arif dan Yusuf yang ditugaskan untuk mencari kontrakan.

Sementara Thorik menjadi calon pengantin yang dipersiapkan untuk meledakkan bom rakitan pada target yang telah ditentukan. “Di kelompok ini tidak ada pimpinan, mereka saling memback up untuk menjalankan aksinya,” kata Boy.

Lalu, apa peran Yusuf dalam kelompok itu?

“Yang jelas orang yang dominan sebagai penyedia tempat adalah Yusuf. Nanti antara Yusuf dengan pemilik kontrakan, Lukman, akan kami dalami lagi karena infonya belum bayar kontrakan itu. Apakah gratis, sewa menyewa, akan dalami lagi,” jelas Boy.

Selain itu, kata Boy, penyidik juga menelusuri latar belakang Yusuf sebelum ia bergabung dengan Thorik dkk. Tahun 2002 setelah meninggalkan Langkat, ia sempat menjadi relawan saat bencana tsunami di Aceh, setelah itu ia sempat mengikuti organisasi Majelis Mujahidin Indonesia (MMI).

Tak diketahui sampai kapan ia di organisasi tersebut. Setelah itu, pria kelahiran 1971 tersebut kemudian membuka usaha pengobatan tradisional bekam yang ia rintis sendiri.

Sekitar tahun 2004, Yusuf mengaku pada penyidik bahwa ia sempat bersama Haris Amir Falah, Ketua Jamaah Ansharut Tauhid DKI Jakarta. Namun, tak diketahui apa saja yang dilakukannya saat bergabung dengan organisasi besutan Abu Bakar Baasyir tersebut.
“Yusuf ini pernah bersama Haris pimpinan JAT Jakarta. Haris tertangkap 2010 terkait pelatihan teror di Aceh. Untuk peran Yusuf Rizaldi dengan tokoh-tokoh sebelumnya kami masih dalami,” pungkas Boy. (sam/flo/jpnn)

Exit mobile version