Site icon SumutPos

Gatot Curhat dengan Warga Sumut di Jakarta

JAKARTA-Entah berapa kali tepuk tangan sekitar 400-warga Sumut bergemuruh di sebuah ruangan luas, di Hotel Borobudur, Selasa (13/12) malam. Tepuk tangan muncul setiap kali nama Gatot Pujo Nugroho disebut oleh pembaca acara. Kehadiran Plt Gubernur Sumut di acara itu disebut oleh pembawa acara, sebagai sesuatu yang luar biasa.

“Bapak Plt Gubernur, tengah hadir di tengah kita,” teriak pembawa acara, memancing tepuk tangan pertama hadirin.
Acara silaturahmi Gatot dengan warga Sumut di Jakarta itu, cukup meriah, terlebih diselingi usik perkusi tradisi dan rampak tetabuhan. Gatot dalam pidatonya membeber kondisi Sumut kekinian, yang diklaim baik-baik saja. “Alhamdulillah, sampai dengan hari ini suasana keberagaman tetap terjaga, karena warga Sumut yang multietnis tidak menonjolkan perbedaan, tapi kebersamaan,” kata Gatot, lagi-lagi disambut tepuk tangan.

Politisi dari PKS itu lagi-lagi mengutarakan ambisinya untuk mewujudkan Sumut sebagai pusat pertumbuhan ekonomi wilayah Sumatera. Mirip-mirip kampanye, obral impian. Tapi kata Gatot, dia hanya ingin menyampaikan apa yang telah dan akan dilakukan, serta menunggu masukan warga. “Kami ingin curhat, minta masukan agar Sumut ke depan makin maju, makin mandiri,” ujarnya.

Dia pun menyatakan siap untuk ditegur warga, “Kami siap dijewer, disentil, jika kami tidak menjalankan amanah dengan baik.”

Gatot mengucapkan kalimat itu dua kali. Gatot mengajak hadirin menunduk sejenak, mengirim kalimat doa untuk mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK), Sondang Hutagalung, yang akhirnya tewas akibat aksi bakar diri di depan Istana, beberapa waktu lalu.

Setelah diselingi tarian-tarian adat, giliran Kepala Bappeda Sumut, Riadil Akhir Lubis, diberi kesempatan membeberkan wajah Sumut saat ini dan ke depan. Diawali dengan paparan-paparan normatif, soal potensi-potensi yang ada di Sumut, Riadil pun bicara mirip juru kampanye.

“Kami punya mimpi, Sumut mampu menggoyang dunia,” ujarnya semangat. Yang dia maksud, mimpi mengenai Sumut sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Tepuk tangan lagi-lagi terdengar.

Disampaikan juga mengenai upaya mendapatkan jatah Dana Bagi Hasil (DBH) Perkebunan. “Pak Gatot menyebut cukup lima persen dari pajak ekspor CPO (yang menjadi jatah Sumut, Red),” ujar Riadil, yang menyebut nama bosnya itu.
Pengamatan Sumut Pos, politisi senior Partai Golkar, Leo Nababan, yang hadir di acara itu, sama sekali tidak bereaksi. Juga tak bertepuk tangan ketika hadirin bertepuk tangan. Bahkan, dia kerap memejamkam mata sembari menyandar di kursi. “Saya hadir untuk menghormati undangan dari Plt gubernur,” ujar Leo, saat didekati. Dia duduk di pinggir, tidak menyatu dengan tokoh yang lain.

Selain Leo, hadir juga anggota DPR asal Sumut yakni Buyung Saragih, Abdul Wahab Dalimunthe, dan Sutan Batoegana. Dari DPD hadir Rahmat Shah. Dari tokoh masyarakat, hadir Cornel Simbolon, Anton Medan, Andi Hakim, Adi Kusuma, dan Bungaran Saragih.

Sedang Gatot memboyong sejumlah anak buahnya, antara lain Sekdaprov Nurdin Lubis, Asisten I Bidang Pemerintahan Hasiholan Silaen, Asisten IV Asrin Naim, dan para staf khusus Plt Gubsu, termasuk Kadis Infokom Asren Nasution.

Dibandingkan dengan acara serupa usai lebaran 2011 beberapa waktu lalu, para anggota DPR dan DPD yang hadir di acara kali ini, jauh lebih sedikit. (sam)

Exit mobile version