Site icon SumutPos

Tembak Tersangka Penjahat, Ternyata Dua Kapten TNI, AKP Didor

FOTO:GITE/SUMATERA EKSPRES Panglima Kodam II Sriwijaya Mayor Jenderal Purwadi Mukson mendatangi Rumah Sakit AK Gani, tempat kedua tentara yang tertembak dirawat.  Jumat malam kemarin, tiga petugas terluka dalam peristiwa baku tembak antara personel TNI dari Kodam III Siliwangi dan anggota Polresta Muara Enim serta Polresta Lubuklinggau. Peristiwa itu terjadi di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kelurahan Puncak Kemuning, Kecamatan Lubuklinggau Utara. Saat ini kedua korban dari TNI masih menjalani perawatan RS AK Gani di Palembang.
FOTO:GITE/SUMATERA EKSPRES
Panglima Kodam II Sriwijaya Mayor Jenderal Purwadi Mukson mendatangi Rumah Sakit AK Gani, tempat kedua tentara yang tertembak dirawat. Jumat malam kemarin, tiga petugas terluka dalam peristiwa baku tembak antara personel TNI dari Kodam III Siliwangi dan anggota Polresta Muara Enim serta Polresta Lubuklinggau.

LUBUKLINGGAU, SUMUTPOS.CO – Umbar peluru anggota Reskrim Lubuklinggau menyebabkan dua anggota TNI ambruk ditembak. Kesal anggota TNI didor, Corps Polisi Militer (CPM) dan Korem TNI memukuli dan menembak Kasat Reskrim Lubuk Linggau AKP Arif Mansyur dengan pistol.

Informasi yang dihimpun dari sumber terpercaya, kejadian pada Jumat 13 November 2015 malam itu berawal ketika anggota Polres Muara Enim meminta back-up Buser Reserse Lubuklinggau, Sumatera Selatan untuk melakukan penangkapan penjahat di lokasi.

Setelah tiba di lokasi, anggota Reserse Muara Enim langsung menembak ke arah yang terduga DPO. Lantas terjadi baku tembak yang mengakibatkan dua terduga tersangka tertembak dan dibawa ke Rumah Sakit Siti Aisyah.

Ternyata mereka anggota TNI aktif diketahui bernama Edi Sutrisno (43) dan Deden (33). Keduanya anggota TNI berpangkat kapten mengalami luka tembak di rusuk kanan. Kedua anggota TNI itu kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Siti Aisyah yang diantar Kasat Reskrim Lubuklinggau AKP Arif Mansyur.

Saat berada di rumah sakit itu, AKP Arif Mansyur dan anggota reserse Lubuklinggau sudah dikepung sejumlah orang yang menggunakan senjata. Belakangan diketahui mereka adalah TNI dari Korem Gapo dan Kodam II Sriwijaya yang melakukan pemantauan terkait Pilkada sekitar pukul 24.00 WIB.

Mendengar anak dua anggota TNI ditembak polisi. Komandan Corps Polisi Militer (CPM) Kapten Bahruddin bersama Sersan Kepala Syahril datang ke lokasi. Terlihat dari anggota TNI yang berpakaian bebas menembak ke arah bawah sambil memarahi Kasat Reskrim. Sedangkan yang lainnya ada yang memukul kepala belakang AKP Arif Mansyur menggunakan pistol.

Melihat kejadian tersebut, Komandan CPM Kapten Bahruddin dimintai tolong oleh AKP Arif. “Tolong selamatkan saya Bang,” pinta Arif kepada Komandan CPM.

Kemudian AKP Arif Mansyur dibawa ke UGD Rumah Siti Aisyah karena kaki kanannya diduga terkena serpihan peluru.

Pada saat anggota PM sedang melakukan pendataan di mobil dinas dan di dekatnya banyak anggota TNI berkumpul. Datanglah Kabag Ops Polres Lubuklinggau mendekati mereka, beberapa saat kemudian datanglah Kanit Intel Polres Lubuklinggau, Ipda Asri mendekati rombongan tersebut dan langsung mengeluarkan senpi.

Melihat hal tersebut, rombongan TNI langsung beraksi dan berupaya hendak merampas pistol tersebut, ada juga yang memukul kepalanya menggunakan pistol. Bahkan tendangan ke arah kepala. Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi resmi dari Kapolda Sumsel maupun, Pangdam II Sriwijaya.

Kronologi Bentrok TNI-Polri
Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, Mayor Jenderal TNI Tatang Sulaiman, menjelaskan kronologi penembakan dua anggotanya di Lubuklinggau kemarin.

“Kapten Edi dan Sersan Deden, tertembak anggota polisi Polres Linggau, Sumatera Selatan, saat hendak mengejar DPO penadahan mobil pada 13 November 2015 malam,” ujar Tatang Sulaiman, usai menghadiri acara turnamen sepak bola Piala Jenderal Sudirman di Stadion Dipta Gianyar, Bali, Sabtu (14/11) malam.

Kejadian tersebut bermula dari seorang pria bernama Yuda yang tidak mengembalikan satu unit mobil Toyota Innova yang disewanya dari anggota Puskopad Dam III Siliwangi pada 14 Oktober 2015.

Tersangka Yuda justru kabur setelah menjual mobil itu kepada penadah ke daerah Sumatera Selatan, sehingga anggota Kodam III Siliwangi melakukan pengejaran ke daerah itu.

“Dari informasi anggota kami, pada 30 Oktober 2015 sudah melaporkan kehilangan kendaraan Toyota Innova itu ke Polri,” ujarnya.

Kemudian, Dandim Intel Kodam III Siliwangi mengerahkan delapan anggotanya ke Sumatera Selatan dan berhasil menangkap tiga orang pelaku penadah kendaraan bermotor tersebut yakni Herman, Edi dan Triono di lokasi berbeda.

Setelah diinterogasi petugas, ketiga pelaku curanmor itu mengaku kendaraan tersebut dijual kembali ke salah satu warga di Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Saat anggota TNI melakukan pengejaran tersangka yang menjadi target operasi ke Lubuklingga itu, justru mereka dijegal sejumlah anggota buser Polres Muara Enim yang saat itu juga mendapat informasi bahwa terjadi penyekapan salah satu warga di daerah itu.

Saat di TKP, terjadilah miskomunikasi antara buser Polres Muara Enim dan anggota Kodam III Siliwangi sehinga terjadi penembakan terhadap dua anggota TNI tersebut.

Dua anggota TNI yakni Kapten Edi tertembak di bagian perut dan Sersan Deden tertembak pada bagian paha, sehingga dilarikan ke Rumah Sakit Siti Aisyah pada 13 November 2015 pukul 01.00 WITA.

DIPICU KESALAHPAHAMAN
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumsel Kombes R Djarod Padavoka membenarkan ada baku tembak antara polisi dan TNI di Lubuklinggau. Kejadian itu dipicu kesalahpahaman.

“Tidak ada bentrok TNI Polri. Semalam memang ada terjadi tembak menembak yang diduga karena ada kesalahpahaman,” ujarnya saat dikonfirmasi.

Djarod juga membantah adanya korban jiwa akibat kejadian itu. Hanya saja ada dua orang yang mengalami luka tembak. Yakni satu dari TNI dan satu dari Polri. “Tidak ada tiga korban meninggal, hanya ada korban luka tembak‎,” ucapnya. (bbs/in/bd)

Exit mobile version