Site icon SumutPos

RJ Lino Dikawal Bodyguard

FOTO: HENDRA EKA/JAWA POS Direktur Utama Pelindo II, RJ Lino (kanan) bersalaman dengan Ketua Komisi VI DPR RI Hafisz Tohir di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Richard Joost (RJ) Lino melakukan rapat dengan Panitia Kerja (Panja) Pelindo yang digagas oleh Komisi IV DPR RI. RJ Lino menyatakan Pelindo selalu transparan dalam bekerja, 16 September 2015.
FOTO: HENDRA EKA/JAWA POS
Direktur Utama Pelindo II, RJ Lino (kanan) bersalaman dengan Ketua Komisi VI DPR RI Hafisz Tohir di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Richard Joost (RJ) Lino melakukan rapat dengan Panitia Kerja (Panja) Pelindo yang digagas oleh Komisi IV DPR RI. RJ Lino menyatakan Pelindo selalu transparan dalam bekerja, 16 September 2015.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Komisi VI DPR mengundang Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II RJ terkait pembentukan Panja Pelindo II pada Rabu (16/9). RJ Lino yang hadir sekitar pukul 13.00 WIB itu mendatangi gedung wakil rakyat didampingi oleh beberapa pengawalnya dan juga pejabat PT Pelindo II.

Awak media sempat kecewa saat tahu bahwa rapat yang juga dihadiri pimpinan DPR tersebut ternyata digelar tertutup. Padahal pihak Komisi VI sebelumnya mempersilahkan media masuk untuk meliput rapat tersebut. Yang menjengkelkan lagi, beberapa pengawal alias bodyguard Lino juga terlihat berdiri di depan pintu masuk ruang rapat Komisi VI DPR RI yang terletak di area gedung Nusantara I itu.

Menjawab wartawan seusai rapat tertutup tersebut, Lino merasa bingung dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli, yang menudingnya telah menantangnya lewat sebuah iklan di media cetak.

Lino tak habis pikir dengan pernyataan mantan menko perekonomian era Gus Dur itu. Menurutnya, dalam iklan tersebut tidak ada yang menentang Rizal. Dalam iklan tersebut perseroan ingin menunjukkan bahwa Indonesia memiliki pelabuhan yang sangat istimewa.

“Jadi kalau Pak Rizal Ramli bilang bahwa (saya) ‘hantam’ dia, saya tidak tahu ‘hantam’ dari mana, yang mana di’hantam’? Dan saya tidak ada tujuan untuk itu. Jadi saya bingung sendiri pernyataan seperti itu,” ujar Lino di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (16/9).

Sejauh ini pembangunan Pelabuhan Kalibaru, kata Lino, mendapatkan sambutan yang positif dari berbagai pihak. Hanya saja Lino bingung mengapa Rizal justru membuat statment yang berbeda dan menyudutkan dirinya.

“Kan kalian (wartawan) tahu statement orang-orang yang memiliki statement seperti banker, ketua Kadin, semua sangat positif. Jadi kalau Pak Rizal ngomong gitu, saya tidak tahu,” ungkap Lino.

Lino menjelaskan, apa yang dilakukan perseroan tidak ada yang salah. Iklan tersebut kata dia bukan baru-baru ini saja dipasang, bahkan sudah lama Pelindo beriklan di media tersebut.

“Iklan itu kan bukan hari ini saja, saya sudah omongi lebih dari 10 kali iklan seperti itu selama saya di situ. Apalagi New Tanjung Priok, itu proyek yang sangat istimewa,” ujarnya.

Menurut Lino, iklan tersebut perlu dikabarkan kepada masyarakat, khususnya bagi para investor yang bertandang ke Indonesia. Dengan adanya iklan tersebut, anak buah Menteri Rini Soemarno ini ingin mengabarkan pada para investor.

“Kan baru ada peristiwa besar yang datang ke kita, investor perlu tahu kalau ada proyek yang baru jadi, jadi datang ke lndonesia infrastrukturnya ada,” kata Lino.

Sejauh ini, Lino mengaku belum pernah diundang secara langsung oleh Rizal untuk membahas masalah dwelling time di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

“Belum pernah ada pembicaraan dengan Rizal Ramli, kalau saya sih terbuka saja,” tutur Lino di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (16/9).

Lalu apakah Lino punya niat untuk bicara empat mata dengan mantan menko perekonomian itu untuk menjelaskan permasalahan yang terjadi di Tanjung Priok?

“Saya kan cuma bawahan, diundang saja nggak. Kalau saya diundang pasti akan datang. Nanti kalau saya main datang saja (ke kantor Rizal Ramli, Red), nanti malah diusir. Kalau saya diusir gimana?” kata Lino menjawab pertanyaan JPNN (grup Sumut Pos).


Menanggapi polemik iklan Pelindo II tersebut, anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu pun memertanyakan anggaran pemasangan iklan Pelindo II di media massa tersebut.

Alih-alih mempromosikan, Masinton justru menilai pemasangan iklan yang dilakukan Pelindo II itu tidak akan menghapus jejak dugaan tindak pidana korupsi yang terjadi di Pelindo II.

“Dia (RJ Lino, Red) kan pasang iklan, itu menggunakan duit perusahaan bukan duit pribadi. Dengan pasang iklan miliaran rupiah itu, dia hanya hendak membangun pencitraan saja. Tapi menurut saya, iklan tidak mampu menutup jejak korupsinya (RJ Lino), dia mau pasang iklan miliaran rupiah tetap jejaknya masih ada,” kata Masinton, kemarin.

Direktur Indonesia Port Watch (IPW), Syaiful Hasan menilai langkah BUMN pimpinan RJ Lino itu dengan mengumbar iklan di media merupakan hal yang tak relevan.

Syaiful menuturkan, pelaku bisnis yang bersentuhan dengan pelabuhan tidaklah banyak. Tanpa iklan pun investor akan datang jika memang ada pelabuhan yang layak dibangun.

“Iklan media Pelindo II itu tidak relevan. Pemain pelabuhan itu hanya sedikit sehingga tanpa advertorial besar mereka akan datang jika ada proyek pelabuhan yang layak dibangun,” ujar Syaiful di Jakarta, Rabu (16/9).

Syaiful justru curiga iklan di media itu hanya cara Lino berkelit soal berita negatif tentang Pelindo II. IPW bahkan punya catatan tentang belanja iklan di Pelindo II.

“Taktik Lino selama ini jika ada berita jelek langsung ditutup dengan iklan media. Data kami iklan di tiga media besar oleh Pelindo II menghabiskan dana lebih dari lima miliar,” paparnya.

Syaiful lantas membandingkan Pelindo II dengan Pelindo III yang sama-sama sebagai BUMN pengelola pelabuhan. Di saat Pelindo II mengerjakan proyek New Priok, Pelindo III juga menggarap Pelabuhan Teluk Lamong di Surabaya.

Menurut Syaiful, Pelindo III tidak jor-joran beriklan. Namun, faktanya Pelabuhan Teluk Lamong justru kelar lebih dulu.

Syaiful juga mengingatkan potensi Pelindo II bangkrut gara-gara menerbitkan obligasi global (global) bond senilai 1,6 miliar dollar AS yang setara Rp20,8 triliun. “Lama-lama Pelindo II terbelit uutang besar dan ini berbahaya,” kata Syaiful. (jpnn/bbs/val)

Exit mobile version