Site icon SumutPos

Guru Selundupkan 3,7 Kg Sabu

Butuh Uang untuk Kuliah S-2

TUBAN – Bea Cukai Bandara Ngurah Rai kemarin (16/10) kembali melimpahkan tiga penyelundup narkoba jenis sabu-sabu (SS) kepada Polda Bali. Tiga pelaku tersebut merupakan warga negara Indonesia yang ditangkapi satu per satu selama sepekan terakhir.

Mereka adalah Theresia Avilla Yanti Siwi, 39, asal Malang, Jawa Timur (Jatim); Erika asal Banyuwangi, Jatim; serta Nurhadi Imron asal Tangerang. Mirisnya, salah seorang dari mereka, Theresia, diketahui berprofesi sebagai guru privat bahasa Inggris di tempat asalnya.

Seperti terungkap dalam gelar kasus yang dilakukan pihak bea cukai kemarin, aksi penyelundupan itu terbongkar dari tertangkapnya Theresia pada Senin lalu (10/10). Eks penumpang Qatar Airways dengan nomor penerbangan QR 0638 rute Kenya-Doha-Singapura-Denpasar ini ditangkap sekitar pukul 19.45 saat melalui pemeriksaan di terminal kedatangan internasional Bandara Ngurah Rai.

Dari hasil pemeriksaan saat itu, Theresia diketahui membawa barang mencurigakan di kopernya. Tepatnya di tas hitam yang diletakkan pada sekat koper tersebut. Saat dibongkar diketahui barang itu adalah sabu-sabu yang berat kotornya mencapai 3,7 kilogram. “Kalau dibagi menjadi paket-paket kecil dengan ukuran satu gram, jumlah itu bisa mencapai 15 sampai 16 ribu paket. Nilainya mencapai Rp 9,3 miliar,” jelas Kepala Bea Cukai Bandara Ngurah Rai Made Wijaya kemarin.

Pasca tertangkapnya Theresia, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Direktorat Reserse Narkoba (Ditreskoba) Polda Bali untuk mengembangkan pengusutan kasus penyelundupan ini. Keesokan harinya, Selasa (11/10), petugas gabungan menangkap tersangka kedua yang bernama Erika. Dia ditangkap di sebuah rumah kontrakan di Jalan Dewata, Sidakarya, Denpasar Selatan (Densel).

“Erika ini pengendali tersangka pertama (Theresia) dan orang yang akan menerima barang di Bali. Erika dan Theresia ini sepupuan,” jelas Made Wijaya.

Tertangkapnya dua orang bersaudara tersebut tidak membuat petugas gabungan puas. Pengembangan terus dilakukan hingga pada Jumat (14/10), petugas menangkap Nurhadi Imron.

Nurhadi yang diduga akan membeli SS dari Erika ditangkap di sebuah hotel di kawasan Kuta. “Saat ditangkap, Nh (Nurhadi) ini dalam posisi siap menyerahkan uang Rp61 juta kepada Erika,” imbuhnya.
Menurut Wijaya, jaringan tiga orang penyelundup itu sejatinya cukup luas. Bahkan terkoneksi sampai luar negeri dan lembaga pemasyarakatan. Mulai dari Rumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu, Jakarta Timur, sampai Lapas Kerobokan, Badung.

Skema tersebut terungkap dari penuturan EDW, salah seorang yang dicurigai terlibat dalam jaringan itu. Hanya, Wijaya enggan menerangkan lebih detail peran EDW dalam gelar kasus kemarin. Dia hanya mengatakan bahwa EDW masih diperiksa intensif Ditreskoba Polda Bali.

Lalu, dari mana sumber barang yang dibawa Theresia? Wijaya menuturkan, barang itu sejatinya milik seorang warga negara Nigeria bernama Mike. Oleh Mike, barang itu kemudian diserahkan kepada seorang warga negara Mozambique bernama Mark. Nah, oleh Mark barang itu kemudian diserahkan kepada Theresia di sebuah kota kecil bernama Maputo.
“Kebetulan, Mike ini berstatus sebagai pacar Erika. Nah, oleh Erika, Theresia dijanjikan uang USD 200 selama menjalankan tugasnya itu. Nanti, bila barang itu sudah sampai di Bali dan sudah diterima pelaku lain, Theresia akan diberi imbalan tambahan sebesar Rp7 juta,” kata Wijaya.

Sementara itu, diduga Theresia terperangkap jaringan bisnis narkoba kelas internasional untuk menutupi kebutuhan biaya mengikuti program S2. Dugaan tersebut didasarkan pada cerita yang diperoleh petugas dari Theresia selama kasusnya dikembangkan.

“Awalnya, tersangka satu (Theresia) ini lurus-lurus saja. Mungkin karena butuh biaya untuk mengikuti S2 itu, tersangka utama ini (Theresia) bersedia direkrut sebagai kurir,” jelas Wijaya sesaat setelah mengetes sabu-sabu yang dibawa Theresia dengan menggunakan test kit di hadapan awak media.

Kekurangan biaya itu mungkin sempat diutarakan kepada Erika yang masih berstatus sebagai sepupunya.  Sejak saat itu, Theresia diduga terlibat dalam pasar gelap narkoba lintas negara dan benua.
“Untuk lengkapnya belum sempat kita korek sepenuhnya. Karena selama mengamankan dia, kita lebih banyak fokus untuk mengejar pelaku lain,” imbuh Wijaya. (hai/yes/jpnn/c1/ttg/jpnn)

Exit mobile version