Site icon SumutPos

GPEI dan Disperindag Sumut Studi Banding Sekolah Ekspor ke Jatim

SURABAYA, SUMUTPOS.CO – Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sumut bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut melakukan studi banding ke Surabaya, Jawa Timur, akhir pekan lalu. Studi banding ini dimaksudkan untuk mematangkan rencana dibukanya sekolah ekspor (Coursus Exim) di Sumut.

Pengurus GPEI Sumut yang bertolak dari Medan diantaranya, Ketua Hendrik H Sitompul, Bendahara Delpius Ginting, Wakil Ketua Bidang Hubungan Internasional dan Perdagangan Paskalis Sitompul, Wakil Ketua Bidang Humas dan Publikasi Condrad Naibaho, Wakil Ketua Bidang UMKM Job Purba dan Staf Ode. Sementara dari Disperindag Sumut diwakili Kabid Hubungan Internasional dan Perdagangan Parlindungan bersama sejumlah staf.

Di Surabaya, mereka disambut Ketua GPEI Jatim Isdarmawan Asrikan beserta sejumlah pengurus lainnya. Menurut Isdarmawan, sekolah ekspor sudah berjalan di Jawa Timur sejak tahun 2011. “Selama satu tahun, dua kali dilakukan penerimaan murid baru,” ujar Isdarmawan.

Selain sekolah ekspor, lanjut Isdarmawan, produksi kakao juga tinggi di Jatim, bahkan salah satu asosiasi yang dipercaya Eropa adalah GPEI. “Pertumbuhan tanaman kakao rakyat milik petani peserta program pengembangan kakao berkelanjutan di lima kabupaten di Jawa Timur saat ini cukup bagus, salah satu lokasi pengembangan adalah di Kabupaten Pacitan,” jelasnya.

Dalam upaya mendorong pengembangan ekonomi daerah di Jawa Timur, lanjut Isdarmawan, GPEI Jatim bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Indonesia yang didukung delegasi Uni Eropa berpartisipasi secara aktif dan efektif dalam melaksanakan program pengembangan kakao berkelanjutan (Sustainable Cocoa Development Programme–SCDP). Program itu, kata Isdarmawan dilaksanakan di lima kabupaten di Jawa Timur, yakni Kabupaten Pacitan, Trenggalek, Blitar, Malang dan Bondowoso.

Sementara terkait sekolah ekspor (coursus exim), Ayu Sri Rahayu yang membidangi sertifikasi LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) menjelaskan secara menyeluruh yang sudah dilaksanakan di Jatim. “Coursus Exim, menyampaikan informasi tentang regulasi, tata laksana, pembiayaan serta proses pengapalan ekspor-impor terbaru dan studi lapangan yang diselenggarakan kurang lebih selama 2 bulan,” ungkapnya.

Sebelumnya, Ketua GPEI Sumut Hendrik Sitompul mengungkapkan pihaknya akan membuka sekolah ekspor di Sumut. Untuk itulah mereka datang ke Jatim sekaligus untuk melakukan studi banding. “Apa yang kami dapatkan dari GPEI Jatim akan kami laksanakan di Sumut. Tentu semuanya itu akan disenergikan dengan Disperindag Sumut, yang saat ini ikut bersama kami,” terang Hendrik.

Kadis Perindag Sumut diwakili Kabid Disperindag Sumut Parlindungan menyampaikan, rencana dibukanya sekolah ekspor di Sumut ini sudah disampaikan Kadis Disperindag Sumut Riadil Akhir Lubis kepada Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi. “Untuk itu kita harapkan ada payung hukumnya,” ungkap Parlindungan.

Terkait Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang sudah dibentuk GPEI Jatim, juga akan disesuaikan dan akan dibentuk di Sumut. Walau diinformasikan di Jatim belum ada paksaan terkait LSP itu. Namun GPEI Jatim sudah mengajukan ke pusat agar eksportir memiliki sertifikasi LSP.

Di akhir pertemuan, Ketua GPEI Sumut Hendrik Sitompul menyerahkan ulos kepada Ketua GPEI Jatim Isdarmawan. Selain itu GPEI Sumut juga membawa oleh-oleh khas Medan yakni Durian. Sebelumnya, GPEI Jatim juga menyerahkan cendramata kepada GPEI Sumut yang diterima Ketua GPEI Sumut Hendrik Sitompul. Kedatangan rombongan GPEI Sumut ke Jatim, juga dijadwalkan mengunjungi sejumlah UMKM diantaranya pembuatan batik ramah lingkungan, yakni Namira Ecoprint. (adz)

Exit mobile version