Site icon SumutPos

Jepang Investasi USD 1 M untuk Solar Energy

Menteri ESDM Garap Energi Panas Bumi

NUSA DUA – Pemanfaatan energi panas bumi (geothermal) sebagai sumber energi terus digarap. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan sudah menyiapkan 28 titik lokasi sumber energi panas bumi sebagai bagian solusi kebutuhan pasokan energi. Menteri ESDM Jero Wacik mengungkapkan, 28 titik tersebut berada di hutan lindung. “Sebanyak 28 titik geothermal itu yang akan diberi izin untuk eksplorasi dan eksploitasi oleh kementerian kehutanan,” kata Jero Wacik dalam keterangan hasil KTT ASEAN terkait energi di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), kemarin (19/11).

Jero mengaku sudah melakukan komunikasi dengan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan terkait izin eksplorasi tersebut. Rencananya, Selasa (22/11) mendatang, kedua menteri tersebut akan meneken kesepakatan izin eksplorasi itu.
Selama ini, lanjut dia, pemanfaatan energi panas bumi semacam itu mengalami hambatan karena lokasinya yang berada di hutan lindung. “Ini yang menjadi bottlenecking untuk menggarap potensi itu,” kata Jero.
Nah, dengan kesepakatan dengan Menhut tersebut, nantinya akan diatur mengenai area yang akan digarap (ditebang) dan penanaman pohon di area sekitarnya sebagai pengganti. Namun Jero enggan menyebutkan 28 titik yang bakal segara digarap. “Nanti Selasa saya jelaskan detilnya,” elaknya.

Mantan menteri pariwisata itu mengaku, sudah banyak investor yang berminat untuk menanamkan modalnya untuk menggarap potensi energi panas bumi itu. “Karena dulu ada bottlenecking itu (masalah izin, Red) jadi masih tertahan. Tapi banyak yang minat,” katanya. Jero juga enggan menyebutkan investor yang berminat itu.

Selain energi panas bumi, Jero juga mengungkapkan tentang penggarapan energi matahari sebagai salah satu sumber pasokan energi. Di sela perhelatan KTT ASEAN dan ASEAN plus 3, dia mengaku telah bertemu dengan CEO Sharp Corp., sebuah perusahaan asal Jepang. Investasi Sharp dalam pemanfaatan energi panas bumi rencananya akan dipercepat. “Teknologinya Jepang sudah ada, kita ada lahannya,” kata menteri kelahiran Singaraja, Bali, itu. Jero menyebut, nilai investasi tersebut berkisar USD 1 miliar. Menurutnya, Sharp sudah memiliki contoh penggarapan energi matahari di Thailand. (fal/noe/iro)

Exit mobile version