Site icon SumutPos

Mei-Agustus Indonesia Hadapi El Nino

El Nino

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah mulai mengantisipasi gelombang El Nino yang akan melewati Indonesia mulai Mei hingga Agustus depan. Deputi Bidang Pengendalian Kerusahaan Lingkungan dan Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup Arief Yuwono mengatakan, gelombang El Nino itu berpotensi mengakibatkan kemarau panjang di sebagian wilayah Indonesia.

Arief mengatakan salah satu antisipasi gelombang El Nino itu dilakukan di kawasan Riau dan sekitarnya. “Seperti di ketahui bahwa di Riau baru saja mengalami musibah kebakaran hutan yang hebat,” papar dia. Dengan adanya gelombang El Nino serta pengaruh bawaannya itu, pencegahan kebakaran hutan di Riau menjadi prioritas.

Ia mengatakan saat ini sudah dibentuk tim teknis pemadam api tingkat pertama sebanyak 50 orang. Mereka nantinya harus secepat kilat memadamkan titik api tingkat awal, sebelum meluas karena angin dan cuaca panas. Rencananya tim reaksi cepat itu akan ditambah menjadi 200 orang.

Ia menuturkan kebakaran hutan yang terjadi di Riau beberapa waktu lalu itu disebabkan oleh meningkatnya titip api yang dipicu karena anomali cuaca. “Tetapi kita tidak bisa menyalahkan cuaca,” paparnya. Untuk tindakan tegas, sudah ada 23 korprasi perkebunan yang ditindak karena diduga menjadi awal keberadaan titik api.

Pada saat terjadi gelombang El Nino nanti, potensi pertumbuhan titik api bakal terjadi di kawasan Sumatera bagian utara dan di wilayah Jambi. Dia mengatakan kondisi pada Mei-Agustus nanti bakal berbeda dengan kebakaran hutan beberapa bulan lalu.

Arief mengatakan pada saat Mei hingga Agustus nanti perkiraan angin akan bertiup mengarah ke utara. Sehingga kebakaran hutan yang bakal terjadi di Riau dan Sumatera bagian utara, berpotensi mengirimkan asap ke negeri tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Untuk itu pencegahan kebakaran hutan sebelum gelombang El Nino itu datang, menjadi prioritas penting.

Dia menuturkan saat terjadi kebakaran hutan hebat di Riau beberapa bulan lalu, arah angin menuju ke Selatan. Sehingga tidak ada negara tetangga yang mengeluhkan kiriman asap dari wilayah Indonesia.

Selain dampak kebakaran hutan, gelombang El Nino yang memicu kemarau panjang juga bisa menyasar para petani. Dengan persiapan sejak dini, diharapkan tidak ada kasus gagal panen yang signifikan akibat kemarau panjang itu.

Keberadaan gelombang El Nino tahun ini juga menjadi perbincangan di Australia. Mereka menyebutkan gelombang El Nino ini akan melanda kawasan Asia-Pasifik dan bisa memicu fluktuasi harga komuditas strategis seperti bahan pangan.

Otoritas meteorologi Australia menyebutkan sudah mendeteksi bahwa El Nino menunjukkan kedatangan di awal Juli nanti. Menurut laporan mereka, El Nino memicu peningkatna suhu di Samudra Pasifik selama beberapa bulan. El Nino ini akan membawa gelombang panas yang berlebihan ke kawasan Asia.

Kemudian El Nino akan membawa musim hujan yang berkempanjangan ke kawasan Amerika Selatan dan Amerika Serikat. Kondisi di kawasan Asia berbeda sekali dengan di dua kawasan itu. El Nino dikabarkan akan mengacaukan temperature dari Indonesia hingga Brasil. Akibatnya musim kemarau di kawasan Asia, termasuk Indonesia, bakal semakin kering. Kalaupun ada hujan, kondisinya akan ekstrim atau berlebihan. Sehingga potensi gagal panen di kawasan Asia semakin besar. (wan)

Exit mobile version